"Sejak kapan digigit enak? digigit itu sakit kak Ji"
Park Jihoon, pemuda berusia 22 tahun dengan banyak pengetahuan biologis itu menghela nafas lelah menanggapi pemuda kelahiran Fukuoka di depannya
"Mending tanya Jeongwoo deh, suruh dia praktekin langsung ke bibir lo"
"Cium?"
Jihoon mengangguk mantap dengan ibu jari yang mengacung
"Tapi Jeongwoo kalo cium di pipi, bukan di bibir. Masa Haru sih yang cium duluan?"
Tidak salah kan? submissive punya tingkat gengsi yang tinggi
"Lo kalo gak bakal ngelakuin jangan nanya-nanya, dikira gue gak mikir buat ngejawab pertanyaan aneh lo" protes Jihoon
"Ya maaf, Haru kan cuma penasaran. Kalo Haru coba cium Jeongwoo terus dianya nolak kan Haru juga yang malu. Lagian cium bibir tuh gimana sih? Haru suka liat kak Ji sama kak Sukkie kalo ciuman suka lama, bukan cuma kecup doang kan"
Mendengar pernyataan si 'anak' membuat Jihoon tersedak ludah nya sendiri, tidak menyangka adegan dewasanya dengan si kekasih dilihat oleh orang lain
"O-oh, mmm ck! Lupain. Kalo lo bingung caranya, mending lo search google aja, disana lengkap. Tapi jangan bablas buka buka web aneh" Jihoon pergi meninggalkan Haruto sendiri di ruang tengah dorm dua, takut takut pemuda 17 tahun itu menanyakan pertanyaan yang semakin aneh
-
Tidak kunjung mendapati si kekasih datang ke kamarnya membuat Haruto memutuskan untuk menghampiri Jeongwoo lebih duluBenar saja, saat membuka pintu kamar si kekasih, Jeongwoo masih berada di kamar dengan posisi yang aneh. Badan menelungkup dengan wajah yang terbenam di bantal, sesekali Jeongwoo memukul-mukul kepalanya
"Wolfie! Kamu lagi apa astaga?"
Si dominan terkejut, lantas menegakkan tubuhnya, "kamu ngapain disini?"
"Kamu yang ngapain disini, aku bilang kan dateng ke dorm ku" Si manis mendudukkan dirinya di kasur Jeongwoo, duduk berhadapan dengan si kekasih
"Umm, aku ngantuk?" Kata Jeongwoo terdengar ragu
"Liar! Tadi kita tidur siang bareng loh dimobil, kamu lupa ya?"
Jeongwoo mengerjap. Benar juga, dia sendiri yang memeluk si manis di mobil hingga keduanya tertidur
Tidak mau lanjut membahas, Jeongwoo lebih memilih menarik si manis ke pelukannya, "maaf" Katanya singkat sambil mengecupi pucuk kepala Haruto
"Kamu tadi baca chat aku kan? Ayo! let's kissing"
Jeongwoo menghela nafas, ntah apa atau siapa yang sudah merasuki pikiran kekasih manisnya, tapi Haruto benar-benar membuatnya goyah
Kalian tidak tau saja usaha seorang Park Jeongwoo untuk menahan sesuatu dalam dirinya. Disaat ia berhasil menahan hasratnya, si kekasih malah datang menyerahkan diri. Jadi usaha Jeongwoo itu apa gunanya jika si manis juga menginginkannya?
"Okay! Kiss" Ucap Jeongwoo mendekatkan wajahnya, lalu mendaratkan bibir tipisnya pada pipi si manis
"Ish! not there, here" Si manis menunjuk bibir merah merona nya, menatap si dominan dengan mata memicing yang dibalas gelengan pelan dari Jeongwoo
"I'm so sorry, tapi aku gak mau kelepasan. Mending kita tidur aja yuk? Udah malem, sayangnya aku gak boleh sering begadang, nanti matanya gak cantik lagi"
Haruto mengerucutkan bibirnya, rencananya tidak boleh gagal kali ini. Haru kan sudah belajar. Bukankah ilmu yang dipelajari akan lebih baik jika langsung di praktekan. Haru tidak salah kan?
Untuk sekarang masa bodoh dengan Jeongwoo. Tanpa aba-aba, si manis menangkup pipi si dominan, sedetik kemudian mendaratkan bibirnya pada bibir Jeongwoo
Bibir keduanya hanya bersentuhan, artikel yang dibacanya tentang 'bagaimana berciuman dengan benar' tiba-tiba buyar, dia jadi bingung harus apa sekarang
Sementara Jeongwoo sudah tidak bisa menahan dirinya. Kali ini dia mengaku kalah, ia membiarkan hasratnya yang bekerja
Sebelah tangan Jeongwoo merambat ke belakang untuk menahan tenguk Haruto, sementara tangan yang lain ia lingkaran di pinggang si kekasih
Bibir Jeongwoo bergerak lihai melumat dan menyesap bibir manis dengan si pemilik yang sama manisnya
Reaksi Haruto? Jelas saja dia kaget. Tangannya mengepal seiring dengan sentuhan sentuhan yang ia dapat dari si kekasih. Jadi ciuman itu seperti ini? Rasa apa ini? Kenapa sentuhan bibir Jeongwoo membuatnya seakan melayang
"Mnhhh~" Lenguh Haruto tertahan saat Jeongwoo semakin memperdalam ciumannya
Untung saja, suara Haruto mampu kembali menyadarkan Jeongwoo ke jalan yang benar. Langsung saja Jeongwoo melepaskan pagutan keduanya, "ruru? maaf.." sesal Jeongwoo, tidak menyangka dia akan berbuat sejauh ini
Haruto mengusap bibir nya dengan ibu jari. Basah, itulah yang ia rasakan
"Wolfie.." Gumam Haruto
Jeongwoo meraih kedua tangan si manis, menggenggamnya lembut "Baby..i'm really, really sorry"
Tidak langsung menjawab, Haruto lebih memilih menyembunyikan wajahnya di ceruk leher si dominan dengan tangan yang ikut mengalung di leher si kekasih, semakin membenamkan wajahnya
"Baby? I'm so sorr—"
Haruto menggeleng cepat, "no need to say sorry daddy, ruru suka.."
"Tapi tetep aja, ak— wait, ruru suka?!" Kaget Jeongwoo, menjauhkan badah Haruto agar ia bisa melihat wajah merona kekasih manisnya
"Iya.. aku suka" jawab Haruto, kepalanya menunduk, terlalu malu untuk bertatapan dengan mata serigala Jeongwoo
Si dominan menyunggingkan senyum miring, menjepit dagu Haruto untuk mendekatkan kembali wajah keduanya, "jadi, mau lanjut yang tadi?"
Haruto mendongak, menatap Jeongwoo dengan mata bulatnya. Si manis menggeleng cepat sebagai jawabannya, "no! no! no! gak mauuu, cukup buat hari ini"
"Eyy, kenapa? Tadi katanya suka mmm?"
"No daddy! ruru maluuuu" Haruto membaringkan tubuhnya membelakangi Jeongwoo, "now stop! ruru mau tidur. Sweet dreams wolfie"
Jeongwoo terkekeh melihat reaksi menggemaskan si kekasih. Jeongwoo ikut berbaring, memeluk Haruto yang membelakangi nya
"Sweet dreams too, baby" ucapnya sebelum mengecup pipi Haruto, lalu ikut memejamkan matanya
Tanpa Jeongwoo ketahui, si manis mengulas senyum tipis
"Love you so much Park Jeongwoo" Si manis berucap tanpa suara. Posisinya yang hangat dan nyaman mampu membuatnya cepat tertidur di dekapan si kekasih
KAMU SEDANG MEMBACA
DORM; jeongharu
RomanceIni kisah keseharian Jeongwoo si tampan dan Haruto si gemas di dorm Treasure