05.DEFINISI JODOH

153 10 0
                                    

ZENAZA
-
Karena kamu,adalah anugerah terindah yang di titipkan Tuhan untukku.

°❀•°✮°•❀°
VEEL LEEZPLEZIER
SELAMAT MEMBACA

5.DEFINISI JODOH

Zen dan Daisy turun menuju ruang makan. Keduanya langsung mengambil tempat bersebelahan.Di ruang makan sudah ada kedua orang tua Zen dan Daisy,Anna -Kakak Zen- dan si kembar.

"Cuma kita doang yang makan? Yang lain kemana?" tanya Zen, yang dimaksud yang lain adalah keluarga besar yang menghadiri pesta pernikahannya.

"Mereka jalan-jalan,katanya kangen sama suasana Kota Jakarta.Maklum mereka tinggalnya diluar negri semua."Balas Ryan,setelahnya ia menenguk kopinya.

"Mama, tadi Opa sama Oma datang?"kini Daisy bertanya pada Kirani yang mengambilkan nasi untuk Naufan.

"Iya mereka ikut.Yang kesini cuma Opa,Oma sama Natalia."Daisy ber'oh'ria menanggapinya.Natalia adalah adik bungsu Naufan yang tinggal di Kota Paris bersama adik kedua Naufan yang sudah berkeluarga.

"Om Nevan nggak ikut?" tanya Daisy lagi,ia meletakkan piring berisi nasi dan lauk-pauk untuk Zen. Sebagai seorang istri yang baik harus mempersiapkan segala kebutuhan suami, kata Mamanya semalam.

"Om Nevan ada jadwal operasi hari ini, Kak.Sayang banget Aunty Billa juga ngak bisa ikut. Tadi mereka chat gue." Adelia menjawab sembari memperlihatkan handponenya pada Daisy yang kebetulan bersebelahan dengannya.

"Kalau Kakek,Neneknya Zen?"

"Mereka udah ngak ada,sayang.Yang kesini cuma adik Bunda,Sandy sama Farhan anaknya.Dia juga ikut jalan-jalan sama Opa, Oma dan Natalia."

"Oohhh..."

"Eh Dai,ntar lo ikut gue ya.Belanja buat barbeque nanti malam."Daisy beralih ke Anna,"Siap Kak."

Sedikit informasi keluarga besar Bintara dan Wijaya sebenarnya sudah sangat dekat sejak dulu.Dimulai dari Opa Reynald--Ayah kandung Naufan- yang bersahabat dengan Kakek Surya-Ayah kandung Ryan dan ternyata anak mereka juga bersahabat,Naufan dan Ryan.

***

Dua gadis berbeda usia itu kini berbelanja di Mall terbesar di Jakarta,keduanya berada di toko baju.Yap! mereka adalah Daisy dan Anna.

"Kak ini belanjanya udahan?"tanya Daisy pada Anna yang malah sibuk memilih baju-baju branded ternama.

"Udahh tapi gue mau beli baju dulu,lo juga milih dong.Biar gue traktir,mumpung Black Card Aldan ada di gue."Balas Anna sembari nyengir,Aldan adalah tunangan Anna yang sangat baik hati dan kaya raya.Bukan pertama kali Black Card milik Aldan berada di tangan Anna.

"Matre dong,Kak."Ujar Daisy sembari tertawa,bermaksud bercanda.

Anna juga menanggapinya dengan tawa,"Matre sama tunangan ngak apa-apa kali.Apalagi sama suami."

"Kapan-kapan deh gue porotin Zen."Ucap Daisy,Anna mengacungkan jempol lalu tertawa.

"Lama banget tuh orang belanja,"ujar Zen sembari menguap kecil.Tadi Kakaknya dan istrinya itu meminta untuk menunggu diluar saja dan tentu saja Zen dan Adelio setuju,tidak tau saja dua gadis itu malah sibuk memilih baju.

Adelio datang mengulurkan segelas kopi yang tadi ia beli,"Nih kopi.Kayaknya mereka belanja baju atau apalah.Nggak mungkin belanja buat barbeque hampir 3 jam."

Zen berterimakasih lalu menyeruput kopi susu pemberian Adelio.

"Coba telfon."Ucapnya.Adelio mengambil handponenya dan mencoba menelfon Kakaknya dan Anna.Namun hanya suara operator yang menjawab,sepertinya dua gadis itu terlalu asyik berbelanja.

Beberapa menit kemudian Zen mencoba untuk mengirim pesan untuk Daisy.Kebetulan Daisy sedang online.

Adelio yang mengintip tertawa kecil,"Kenapa ketawa?"heran Zen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adelio yang mengintip tertawa kecil,"Kenapa ketawa?"heran Zen.

"Kok masih calon istri?kan udah sah?"balas Adelio.Zen memalingkan wajahnya yang memerah malu.

"Belum sempat,"jawabnya pelan.

Mereka lalu berdiri melihat Anna dan Daisy yang berjalan menuju mereka dengan banyak paper bag ditangan.

"Ck ck ck bener kan,kalian belanja baju."Decak Adelio.

"Yee biarin kan ditraktir sama Kak Anna."Balas Daisy lalu memberikan sebagian paper bag nya pada Zen yang langsung diterima cowok itu.

"Dapet duit dari mana lo,Kak?"heran Zen sembari melirik isi paper bag Daisy.

"Black Card Aldan."Jawab Anna lalu menggandeng tangan Daisy menuju stand Boba.

"Duh derita jadi cowok."Gumam Adelio melihat belanjaan Anna ditangannya lalu melihat dua gadis yang merupakan kakaknya itu membeli minuman.

"Biarin aja,Yo.Biar seneng.Gue ambil mobil dulu,lo tunggu sini."Adelio mengangguk lalu kembali duduk menunggu Zen yang mengambil mobil.

"...Bang pesen bobanya dua ya."Abang-abang penjual boba mengangguk.

"Rasa apa,neng?"

"Gue green tea,Kak."

"Yaudah green tea dua sama engg...Adelio suka apa?"Daisy menoleh,"matcha."Jawabnya singkat.

"Oke berarti green tea dua,matcha satu sama taro satu ya,Bang."Abang-abang itu mengangguk.

"Siap neng,ditunggu ya."

Setelah membeli boba keduanya langsung kembali ketempat mereka tadi,disana sudah ada Adelio yang bersandar pada kap mobil dan Zen yang sepertinya sudah ada di mobil.

"Lama banget beli apa?"celetuk Zen sembari mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil.

Daisy menunjukkan plastik bobanya,"Mau rasa apa,lo?"

"Green tea."Mulut Daisy terbuka sedikit,ternyata dia dan Zen memiliki beberapa kesamaan selera.

Dari jus alpukat dan boba rasa green tea.

"Suka green tea juga?"Zen mengangguk lalu meminum bobanya.

"Sama dong."Anna menepuk pundak Daisy pelan.

"Definisi jodoh cerminan diri sendiri."

WORDT VERVOLGD
BERSAMBUNG
°❀•°✮°•❀°

-ZENAZA-

ZENAZA [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang