17.PERTANDINGAN BASKET

71 8 0
                                    

ZENAZA
-
Karena kamu,adalah anugerah terindah yang di titipkan Tuhan untukku.

°❀•°✮°•❀°
VEEL LEEZPLEZIER
SELAMAT MEMBACA

17. PERTANDINGAN BASKET

Hari ini siswa-siswi kelas 12 Bintara High School  berbondong-bondong menuju tribun SMA Mentari Pagi. Tribun bagian barat dan selatan sudah penuh dengan penonton dari sekolah lain dan juga SMA Mentari Pagi.

Daisy bersama dua sahabatnya duduk dibarisan paling depan dan dekat dengan para pemain dari Bintara High School.

Beberapa saat kemudian peluit tanda akan mulainya permainan berbunyi, Zen bersama empat temannya mulai berdiri.

"Semangatin dong ayang." Ucap Zen sambil merapikan rambutnya yang berantakan akibat headband

"Semangat Zen tandingnya," balas Daisy ikut membantu merapikan rambut pacar sekaligus suaminya itu.

Ketika semua pemain sudah berada di lapangan sorak sorai penyemangat mulai terdengar dari seluruh tribun. Daisy, Sella dan Nada juga ikut serta memeriahkan dengan cara menyemangati para pemain dari Bintara High School.

Di dalam lapangan Zen mulai mengajak keempat temannya untuk memulai dengan teriakan semangat.

"Aran, Mahes, Rion, Lukas.. siap?!"

"Siap!!"

"Bintara basket ball!!"

"YOOO!!"

Kemudian seorang wasit mulai melakukan jum ball untuk memulai permainan.

Daisy sangat antusias melihat pertandingan yang mulai memanas, Bintara basket ball saat ini masih berada di posisi pertama dengan nilai 14-8.

Pertandingan masih terus berlanjut hingga Daisy merasakan panggilan alam, gadis itu meminta izin pada Sella dan Nada.

"Gue ke toilet dulu ya bentarr,"

"Mau ditemenin? Ntar ada yang ngelabrak lo lagi." Sahut Nada sembari tertawa kecil.

"Emang ini sekolahnya Padma? Dahlah ntar gue ngompol disini, gue duluan. Ntar kalau Zen udah selesai terus cari gue bilang aja yaa."

"Siap, aman."

***

Daisy bersiul pelan sembari mencuci tangannya di wastafel. Gadis itu terlihat santai meskipun dalam hatinya merasa takut akan suasana dingin di dalam kamar mandi SMA Mentari Pagi ditambah tidak ada satu orang pun didalamnya. Jujur ia menyesal tidak menyetujui untuk ditemani Nada.

Kriettt

Mengusap tengkuknya yang tiba-tiba merinding, Daisy memberanikan diri menoleh ke belakang.

"Huftt.. gue pikir siapa."

"H-hai maaf ya mengagetkan kamu," Daisy mengangguk pelan membalas ucapan gadis berkacamata yang masuk kedalam kamar mandi.

"Gue duluan ya..."

"Sebentar. Boleh kita bicara, kamu dari Bintara High School kan?"

"Iya, mau bicara apa ya?" Daisy nampak kebingungan.

"Emm kita bicara di taman ya, tenang saja aku cuma mau sebentar kok." Akhirnya Daisy pasrah mengikuti gadis yang baru saja ia temui itu.

ZENAZA [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang