15.TAMAN

77 6 0
                                    

ZENAZA
-
Karena kamu,adalah anugerah terindah yang di titipkan Tuhan untukku.❞

°❀•°✮°•❀°
VEEL LEEZPLEZIER
SELAMAT MEMBACA

15.TAMAN

"Mama ini ayamnya di potong dadu aja,"

"Iya ma, kalau yang Lia liat di YouTube itu biar aesthetic."

"Itu garam nya kebanyakan, ma!"

"Omaigat-omaigatt! Awass meletup!!"

Suasana dapur di kediaman Wijaya sangat heboh karena sang Mama yang di ajari masak makanan ala Korea oleh dua anak gadisnya.

"Haduhh mama capek, kalian kerjain sendiri aja. Mama ngak bisa buat itu apa Korea-Korea." Kirani mengusap peluhnya yang menetes di kening.

"Ahhh mama, kan biar mama tau caranya. Kalau Daisy sama Lia kan udah pro!" balas Daisy sambil mencuci tangannya yang terkena tepung.

"Udahlah mama bisanya cuma masak ala-ala mama bukan ala-ala Korea. Dahlahhh pokoknya biar Bibi aja yang masak. Kalian kedepan aja sana. Mama mau istirahat. Capekkk..." Kirani mendumel lalu melepas apronnya dan berjalan kekamarnya.

Daisy dan Lia saling berpandangan,"Yaudah deh ini kita beresin dulu abis itu minta tolong Bibi biar dimasakin."

Lia mengangguk setuju. Keduanya lalu merapikan dapur yang semula sangat awut-awutan.

"Okee selesai. Kita kedepan."

Di ruang keluarga ada Zen dan Adelio yang sibuk bermain PlayStation dengan bungkus makanan ringan yang berserakan disana.

"Bangg kiri bang kiri, awas-awas gue mau bunuh tuh zombie!"

"Anjing. Kenapa gak mati-mati!!"

Teriakan-teriakan mereka mendominasi ruangan bernuansa coklat tersebut.

"Zen jalan yuk keliling rumah." Ucap Daisy sambil duduk di samping Zen dan mencomot kue cookies yang ada disana.

"Hayuklah, udahan ya, Yo. Gue capek juga nih."

"Oke bang, gue juga ada janji sama temen ternyata." Adelio membalas sambil mematikan televisi.

"Temen apa pacar??" tanya Adelia dengan nada dibuat-buatnya.

"Temen lah, Joni sama Laras." Balas Adelio.

"Yaa gausah diperjelas kali, emangnya kita nggak tau  siapa besti lo?" sahut Daisy sinis.

"Halahhh kakak... gue udah putusin Gesha lohh... tuh cewek emang matre. Kemarin abis minta dibeliin tas yang persis sama punya Lia. Yaa gue gak mau lah terus dia minta putus." Adelio menjelaskan dengan sedetail-detailnya membuat Daisy tertawa puas.

"Bagus-bagus kalian putus, kalau punya pacar tuh kayak Lia tuh. Langgeng padahal pacaran dari jaman SD. Tanya sama William resepnya. Atau gak-"

"Mahes dan Nada." Sambung Zen sambil tertawa.

"Nahh bener, lo cari cewek ribetnya minta ampun deh. Emangnya yang keciduk ciuman sama Papa udah lo putus?" Kini Adelia menimpali.

"Laras. Gak sengaja sumpah!"

"WAWW bener ya persahabatan antara dua makhluk beda gender itu tidak ada yang benar-benar sahabat. Mesti ada yang jatuh cintong."

"E-enggaklah gue sahabatan biasa sama Laras." Elak Adelio dengan wajah memerah.

"Gak percaya. Gue yakin selera lo bukan cewek modelan Gesha."

Zen menepuk pundak Adelio. "Pasti lo macarin Gesha buat pengalihan doang."

"Dahlah males gue sama kalian. Gue selaluu ternistakan."

"Muka lo pantes buat dinistain."

"Kakk kan muka gue persis sama muka Leo!!" Adelia merengek, "salah sendiri kembar."

"Yaa mana tau kan bukan kita yang minta."

"Dahlah cape sama kalian."

***

Setelah selesai berdebat dengan Leo dan Lia, Daisy bersama dengan suaminya tentu saja, jalan-jalan ke taman belakang rumah yang luasnya hampir satu hektare.

Daisy menghirup udara yang masih segar disana sambil mengusap bunga warna-warni yang bermekaran. Dulu waktu ia kecil sering sekali main ke taman belakang untuk camping kecil-kecilan dan juga berkebun.

"Wihh keren banget ya tamannya, punya gue kayaknya penuh dengan sayuran bunda. Kalau disini bener-bener taman." Ucap Zen mengomentari, pemuda yang menyelipkan tangannya di saku celana itu duduk di kursi kayu lalu menyenderkan kepala sambil memejamkan mata, menghirup udara segar.

"Ya iya lah mama udah kaya terobsesi sama yang namanya bunga. Sampai-sampai Papa siapin tanah khusus buat tanaman mama." Sahut Daisy sambil memetik bunga tulip dan membawanya duduk di samping Zen.

"Cantik banget." Ujar Zen pelan.

"Namanya bunga, ya cantiklah." Sahut Daisy ngegas.

"Bukan."

"Terus apa?"

"Kamu."

Daisy mendongak, kini wajahnya dan wajah Zen hampir bersentuhan.

Deg deg deg

"Kamu cantik Azalea..." jantung Daisy rasanya mau lompat mendengar suara berat Zen.

"Z-zen.. "

Cup

"I love you Azalea Daisy."

Daisy memejamkan matanya berharap ia salah dengar dan juga mimpi. Tapi rasanya begitu nyata disaat bibir Zen menempel di bibirnya beberapa detik.

"Z-Zen... itu fristkiss gue sialan... "

Sementara seseorang yang tidak sengaja melihatnya menutup mulutnya, "gak liat gue sumpah."

WORDT VERVOLGD
BERSAMBUNG
°❀•°✮°•❀°

HADUUU MAAP MAAP GAK SENGAJA NGETIK ITUU:((

 

ZENAZA [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang