07.SERUMAH

125 11 0
                                    

ZENAZA
-
Karena kamu,adalah anugerah terindah yant di titipkan Tuhan untukku.❞

°❀•°✮°•❀°
VEEL LEEZPLEZIER
SELAMAT MEMBACA

7.SERUMAH

Hari ini Zen dan Daisy izin tidak masuk sekolah lagi untuk pergi ke suatu tempat yang entah itu dimana.Kedua pasangan itu mengikuti alamat yang dishare Ryan melalui chat setelah mengantar keluarga besar yang akan kembali ke Negara mereka.

"Jauh banget sih,laper gue.Makan dulu yuk,Zen."Ujar Daisy sembari mengelus perutnya yang berbunyi keroncongan.

"Padahal tadi udah sarapan,"sahut Zen sembari menghentikan mobilnya di depan sebuah cafe.

"Cafe Anada's."Gumam Daisy membaca papan yang berdiri didepan cafe tersebut.

"Kayak pernah denger,"monolognya.

"Iya lah,ini kan Cafe punya Mahesa.Namanya aja Cafe Anada's.Nama pacarnya si Nada."Ucap Zen sembari terkekeh teringat kebucinan sahabatnya itu.

Memasuki cafe yang penuh nuansa modern dan suasana tenang membuat Daisy langsung memasukkan Cafe milik Mahesa kedalam list tempat ternyaman.

Banyak sekali remaja putra-putri yang berkunjung,bahkan hanya sekitar 35% saja pengunjung usia dewasa.

"Selamat datang di Cafe Anada's.Ada yang bisa saya bantu?"seorang pelayan muda langsung menyapa setelah Zen dan Daisy mendapat tempat yang menurut mereka nyaman.

"Gue pesen kaya biasanya,Mbak.Kalau pacar gue mau apa ngak tau."Balas Zen sembari tertawa kecil.

Daisy memalingkan wajahnya yang tiba-tiba terasa panas karena ucapan Zen yang menyebutnya sebagai pacar.

"Oh ya siap,Zen. Mbak pacarnya? Mas Zen mau pesen apa?"pelayan itu tersenyum pada Daisy.

"Emmm samain aja kaya Zen,Mbak."Jawabnya lalu menutup buku menu.Mbak Lela yang sudah kenal dekat dengan Zen juga Rion lalu berjalan menuju dapur untuk membuatkan pesanan Zen dan Daisy.

Batin Daisy bersorak kecil melihat makanan yang ada didepannya,pasta dan jus alpukat.Kesukaannya,diam-diam ia membatin.Kenapa bisa seleranya dan selera Zen sama persis?

"Suka enggak?"tanya Zen.

"Suka!Kok bisa selera kita sama,Zen?"Zen mengedikkan bahu acuh.

"Kalau kata Kak Annabel,sih.Definisi jodoh--"

"Hihh terserah."

***

Zen dan Daisy terpukau dengan rumah minimalis berlantai dua yang nampak mewah didepan mereka.Disana sudah ada Sabrina dan Kirani yang sibuk berselfie.Entah kemana Ryan dan Naufan.

"Rumah siapa,Bun,Ma?"tanya Zen.

"Rumah kalian."Balas Kirani sembari tersenyum.

"Bagus banget,gila!"seru Daisy sembari bertepuk tangan.

"Ini yang milih Papa sama Ayah kalian,loh."

"Hebat juga selera mereka,"gumam Daisy.

"Kalian masuk aja,kamar kalian di lantai dua."Ucap Kirani.

"Kita sekamar lagi?"tanya Zen.

Sabrina mengangguk tegas,"Yaiyalah kalian kan suami-istri."

"O-oke."

"Nanti sore pembantu sama sopir buat kalian akan datang.Tenang mereka suami istri,mantan ART Bunda waktu tinggal di Yogyakarta."

"Terus kalian mau kemana?"

"Ada arisan sayang,kita ngak bisa lama-lama.Nanti kalau ada apa-apa telfon aja."

Zen dan Daisy kompak mendengus.Selalu saja ditinggal.

"Eh tapi nanti Farhan mau nyusul kesini kayaknya kalau enggak sibuk main sama temen lamanya."

"Yaudah hati-hati dijalan.Sering-sering main ke rumah kita."

"Papa sama Ayah dimana?"Sabrina yang sudah masuk ke dalam mobil lalu mendongak melalui jendela.

"Mereka ada rapat sama kolega di Aussie."

"Yahh sepi dong."

Setelah mobil yang dikendarai dua Ibu cantik tersebut keluar dari rumah baru Zen dan Daisy,kedua pasutri baru itu berpandangan.

"GAK NYANGKA GUE!"

***

Waktu sudah menunjuk angka 03.10 Zen dan Daisy tiduran di ranjang,mereka sama-sama bersandar di kepala ranjang.

Keduanya nampak canggung,mereka belum bisa tidur entah kenapa.Tidak seperti pas malam pertama mereka sekamar di rumah Daisy.

"Emm...Daisy,lo belum tidur kenapa?"tanya Zen dengan suara seraknya membuat jantung Daisy berdetak lebih kencang.

"B-belum ngantuk,lo duluan aja."

"Kalau lo gak nyaman gue bisa tidur di sofa kok,"ujar  Zen sembari bangkit dari ranjang dan hendak melangkahkan kakinya menuju sofa.

Sebelum suara lembut Daisy mengalun indah memasuki indra pendengarannya.

"Ngak,lo tetep disini.Ntar badan lo sakit semua."

"Beneran gak apa-apa?"

"Enggak Zen,asalkan lo gak macem-macem."

"Gue janji gak akan macem-macem,paling satu macem."

"Zenn..."

"Bercanda."

Setelahnya hening beberapa saat,"Ehem.. Zen.Gue boleh tanya sama lo,ngak?"

Zen menoleh kearah Daisy,"Iya boleh."

"L-lo punya pacar?"pertanyaan Daisy membuat Zen terkekeh.

"Emang menurut lo gimana?"

"Punya,maybe."

Zen terkekeh."Enggak. Karena gue udah punya istri."

Blush

"O-ohh.."sembari memalingkan wajahnya yang memerah karena Zen,Daisy mencoba menutupi kegugupannya.

"Tidur gih.Besok sekolah kan."Daisy mengangguk pelan lalu menarik selimutnya hingga sebatas dada.

"Good night cantik."

WORDT VERVOLGD
BERSAMBUNG
°❀•°✮°•❀°

-ZENAZA-

ZENAZA [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang