19. PROJECT

78 7 1
                                    

ZENAZA
-
Karena kamu,adalah anugerah terindah yang di titipkan Tuhan untukku.❞

°❀•°✮°•❀°
VEEL LEEZPLEZIER
SELAMAT MEMBACA

19. PROJECT

Bel pertanda istirahat Bintara High School sudah berbunyi 2 menit yang lalu, Daisy bersama dua sahabatnya sudah berada di kantin sembari menunggu pacar mereka masing-masing.

"Maapin lama," ujar Mahesa sambil duduk di samping Nada, disusul Zen dan Rion.

"Iya ngak apa-apa, pesen makan dulu ya." Sahut Nada.

"Mas Gunawan, pesen mie ayam kaya biasanya ya!" seru Daisy pada Mas Gunawan yang sedang melayani meja sebelah.

"Enggih mbak Daisy, mie ayam spesial sama es jeruk tiga porsi kan?"

"Sekarang enam, mas. Kita juga samain aja." Mas Gunawan tersenyum lalu mengangguk,"Sekarang sama pacar-pacarnya ternyata, mbak Daisy sama mbak Sella. Biasanya mbak Nada yang bawa pacar."

"Hehe iya mas, kebetulan satu circle."

"Circle? Opo kui mbak?"

"Duh susah jelasinnya, mas."

"Oh yaudah nanti biar saya minta di gugel-in sama anak saya, eh kok dadi lali toh. Ngapunten nggih mbak, mas malah dadi ngobrol." Ke-enamnya membalas dengan tawa ringan. Mas Gunawan memang paling ramah dan lucu.

"Btw anjai gurinjay, kemarin gue ketemu sama Dimas di Vaneska Night Cafe tau." Ucap Rion serius, Sella melebarkan matanya terkejut mendengar nama Vaneska Night Cafe sedangkan Daisy dan Nada terkejut mendengar mantan Sella yang terkenal alim berada di tempat haram tersebut.

"Vaneska Night Cafe? Jadi ceritanya lo main ke club? Nyari jablay?" Rion gelagapan mendengar runtutan pertanyaan pacarnya tersebut.

"E-eh bukan gitu sayang aku ngak ngapa-ngapain, suer deh beneran."

"Bohong, terserah kamu deh sekarang Rion. Katanya kamu nggak main-main lagi sama aku? Nyatanya ngapain main ke club?"

Mahesa, Zen, Nada dan juga Daisy bertatapan. Seperti saling telepati dan mengatakan.

"Masalah besar nih."

"Oke jelasin." Ketus Sella.

"Kan sepupu aku si Akbar anaknya nakal tuh, nah kemarin malam itu aku di telfon sama emaknya suruh cari ke VNC . Aku kaget dong sayang, emangnya Budhe Ami nggak tau apa kalau Vaneska Night Cafe itu tempat nggak baik. Katanya budhe dapet telpon dari orang sana kalau 'cowok lo, si Akbar pingsan' gitu. Kan Akbar nulis nama emaknya 'Ayang' jadi mereka nggak tau kalau itu emaknya. Aku langsung gerak kesana dong kan kasian budhe. Pakdhe udah nggak ada waktu Akbar masih bocah. Ya aku tolongin."

Setelah menjelaskan panjang lebar akhirnya Sella sedikit luluh,"Yaudah maaf aku udah mikir yang enggak-enggak soal kamu. Aku trauma, Rion."

Zen membenarkan duduknya yang tadi fokus mendengar penjelasan sahabatnya pada pacar sahabatnya, "Oke udah clear kan masalah VNC. Sekarang gue mau nanya yang lo bilang ketemu Dimas-Dimas tadi, Yon."

"Dimas teh saha?" tanya Mahesa.

"Dimas it--"

"Misi, ngapunten nggih mas-mbak niki mie ayamnya enam sama es jeruknya enam." Suara Mbak Ica -istri Mas Gunawan- memotong ucapan Rion.

"Eh makasih ya, Mbak Ica."

"Sami-sami, mbak. Saya permisi dulu, selamat menikmati."

Setelah Mbak Ica pergi, atensi Mahesa dan Zen beralih pada Rion. Keduanya belum mengenal Dimas. Sedangkan para gadis-gadis langsung menyantap makan siang mereka.

"Gue laper, makan dulu ya. Nanti aja jelasinnya. Dengan kesal akhirnya Zen dan Mahesa ikut menyantap mie ayam mereka.

Selesai makan mereka pindah ke taman belakang sekolah. Kini Rion siap bercerita, tetapi kesialan datang lagi. Bell masuk sudah berbunyi.

"Kita hari ini bolos yuk, males gue pelajarannya bikin otak panas. Timezone abis dengerin cerita Rion!" usul Daisy yang sangat malas beranjak dari taman.

"Yaudin gue setuju," sahut Mahesa.

"Kalau ayang ikut gue gass," imbuh Nada.

"Yaudah kita bolos sekarang, langsung ke timezone apa disini dulu biar situasi sedikit aman?"

"Disini dulu gue masih penasaran sama Dimas-Dimas itu, kok gue nggak asing deh sama namanya." Balas Zen yang masih kepo.

"Dimas ituuu mantannya Sella yang paling pertama dan brengsek. Tau gak kenapa brengsek?"

"Ya kagak tau lah udin, lo kan nggak ngomong!" Gemas Mahesa sambil menjambak rambut Rion.

"Anjing, sakitttt!"

"Ya makanya serius," ucap Sella yang sendiri tadi sibuk main pou di handphone Rion.

"Karena dia selingkuhin Sella. Selingkuhnya sama Monica yang dulu sahabat baiknya Sella."

"Anjir brengsek banget tu cowok, kalau ketemu abis deh sama gue!" geram Mahesa yang sangat benci pengkhianatan, dulu dia juga pernah merasakan apa yang dirasakan Sella. Hingga dua tahun lalu ia mengenal Nada dan melupakan semua masa lalunya.

"By the way, gue nggak asing sama nama Dimas..." gumam Zen yang didengar Daisy.

"Musuh lo pas SD, dia suka banget ngejek lo anak haram." Balas Daisy yang waktu SD pernah satu sekolah dengan Zen.

"OHH IYAAA GUE INGET!! Bangsat banget tuh anak, gue dendam banget! Padahal gak tau kalau bunda sama ayah emang nikah muda plus awet muda." Zen menggebu-gebu mengucapkannya.

"Wah jadi Tante Sabrina sama Om Ryan juga nikah muda kaya kalian? Jadi ngak apa-apa dong kalian punya anak sekarang." Ujar Sella terkejut.

"Udah buat project belum nih?" tanya Rion jahil.

"Iya tuh udah buat project belumm?" timpal Mahesa.

"Project apaan? Gue masih mau kuliah dulu lah anjir." Balas Daisy marah. Zen terkekeh sambil mengerling ke arah Daisy, tapi dibalas pelototan gadis itu.

"Kenapa jadi bahas project buat anak sih anjir, kan mau boloss???" heran Nada.

"Oiya Rion sih!"

WORDT VERVOLGD
BERSAMBUNG
°❀•°✮°•❀°

-ZENAZA-

FOR YOUR INFORMATION :

-? Daisy sebenarnya kenal Zen kapan sih kok bisa satu sd? Kenapa juga mereka nggak saling mengenal?

Jadi Daisy sama Zen itu sahabatan dari bocah, paling umur 2-10 an tahun. Mereka mungkin lupaa karena pas SMP Zen keluar negeri. Balik lagi masuk SMA ke Bintara High School dan Zen nggak ngeh sama sekali kalau Daisy itu Azalea sahabat kecilnya. Waktu kecil Daisy dipanggil Azalea, SMP panggilnya Daisy. Yaa begitulah...

Cuma buat info aja, kali aja ada yang bingung. BTW MAKASIH YA DAH MAU BACA KARYA ANEH INI :)).

ZENAZA [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang