21. Seorang Ayah

326 34 16
                                    

Izumi benar-benar merasa sedih mendengar kabar kematian Uchiha Shisui. Orang yang begitu ia hormati dan kagumi, ia juga salah satu orang yang memotivasinya menjadi seorang shinobi yang lebih baik. Baru saja beberapa bulan yang lalu ia punya kesempatan berbicara dengan Shisui, tapi sekarang ia harus kehilangannya.

Rasanya begitu menyesakkan dada, karena lagi-lagi ia harus kehilangan orang yang berharga baginya. Hujan perlahan-lahan turun seakan paham dengan kesedihan dan rasa sakit yang ia rasakan.

Namun kesedihan dan rasa sakit hati di hatinya bukanlah apa-apa. Saat ini ada seseorang yang begitu ia pikirkan dan juga khawatirkan. Orang itu pasti jauh lebih sedih dan terluka daripada dirinya sekarang. Izumi pun berjalan di tengah hujan dengan ditemani sebuah payung di tangannya, pergi menuju ke tempat orang itu.

...

Izumi sekarang telah sampai di depan rumah orang itu. Sebenarnya ia ragu apakah ia harus bertemu dengannya. Namun karena ia sudah terlanjur kemari, maka ia tidak boleh mundur lagi. Ia menarik napas sejenak, lalu ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah ini.

Tok Tok Tok

Izumi kembali diam di depan pintu, ia menunggu respons seseorang dari dalam rumah ini. Dan menemuinya walau sebentar saja.

Namun karena tidak ada jawaban, ia berpikir mungkin sedang tidak ada orang di rumah ini. Tapi karena ia hanya mengetuk satu kali, mungkin saja penghuni rumah ini tidak mendengarnya, maka ia memastikan kembali dengan memanggilnya bukan mengetuk pintunya lagi.

"Permisi?"

Setelah itu ia mendengar suara langkah kaki dari dalam rumah, namun suaranya agak sedikit jauh. Karena mungkin orang itu sedang berada di dalam ruangan dan baru keluar setelah mendengar suaranya.

"Apakah itu orang lain? Itu seperti bukan langkah kaki Itachi. Mungkin ini hanya perasaanku saja" batin Izumi.

Tidak lama kemudian pintu rumah ini terbuka dan munculah seorang pria dewasa di balik pintu tersebut. Dan orang itu adalah Ayah Uchiha Itachi, Uchiha Fugaku.

"Kau ..." kata Fugaku sambil menatapnya dengan tatapan serius dengan raut wajah seperti mencoba mengingat sesuatu.

Fugaku sedang berusaha keras mengingat namanya, sambil menatapnya yang melipat payung basah dengan mata yang berkaca-kaca. Fugaku yakin bahwa gadis di depannya ini berada di kelas yang sama dengan Itachi di akademi dan ia juga melihatnya beberapa kali di pertemuan.

"Namaku Izumi. Uchiha Izumi" kata Izumi dengan suara sendu sambil memperkenalkan namanya.

Fugaku akhirnya mengingatnya. Gadis itu adalah putri dari Uchiha Hazuki, yang kembali ke klan setelah kehilangan suaminya.

"Itachi sedang keluar menjalankan misi. Aku tidak tahu kapan ia akan kembali" jawab Fugaku singkat, tapi ia pikir jawabannya terdengar tidak ramah.

Kekasihnya?

Sulit dipercaya jika putranya akan memiliki kekasih, mengingat yang dipikirkan oleh putranya hanyalah misi saja. Tapi gadis yang berdiri di depannya sekarang menundukkan kepalanya dengan ekspresi sedih di wajahnya, seolah-olah ia telah mendengar tentang insiden buruk yang telah terjadi. Gadis itu tampaknya mendukung putranya.

"Oh, Itachi sedang keluar? Baiklah, aku akan datang lagi, nanti" kata Izumi, lalu ia berbalik dan bersiap menuju pintu.

"Erm..." Fugaku tidak bisa merangkai kata-kata sekarang, dan hanya sebuah suara tanpa makna yang keluar dari mulutnya untuk menghentikan Izumi.

Izumi berbalik dan menatap Fugaku dengan tatapan bingung dan juga bertanya-tanya. Ia tahu bahwa pemimpin klan Uchiha itu mencoba mengatakan sesuatu padanya.

Fugaku menatap Izumi dengan bingung, ia telah menghentikannya tapi tidak tahu apa yang harus ia bicarakan. Satu-satunya alasan ia berbicara, hanyalah karena ia merasa ia tidak bisa membiarkan gadis itu pulang begitu saja. Seolah ingin menyembunyikan ketidaknyamanan yang ia rasakan, Fugaku menggaruk pipinya dengan ujung jari dan berkata dengan jujur.

"Ia kasar, tapi ia baik"

"Aku tahu" jawab Izumi dengan tegas dan suara yang lantang. Ia juga menatap langsung mata lawan bicaranya.

Terpesona oleh mata Izumi yang berani menatap langsung ke arahnya, ia lalu melanjutkan perkataanya.

"Ia memiliki sedikit teman. Aku minta padamu untuk tidak meninggalkan dirinya"

Mata Izumi membulat, mendengar pernyataan yang barusan dikatakan oleh Fugaku.

Menurut Fugaku gadis di hadapannya terlihat cantik dan ia memiliki daya tariknya tersendiri.

"Tolong"

"Jangan khawatir" ucap Izumi dengan jelas sambil membungkuk dalam-dalam dan berbalik ke belakang.

"Aku lega mendengar perkataanmu"

"Tuan, tolong, jangan beritahu Itachi kalau aku kemari. Biarkan ia untuk menenangkan diri dan menjernihkan pikirannya Aku akan senang jika Itachi merasa lebih baik"

"Kau tahu tentang kejadian itu?" tanya Fugaku dengan perasaan terkejut dan juga perasaan sedih menyeliputinya, walaupun tidak terlalu terlihat.

Namun Izumi itu begitu peka dengan perasaan orang lain, ia bisa tahu bahwa dibandingkan rasa terkejut yang ia miliki, perasaan sedihnya jauh lebih besar. Namun ia tahu cara membuat hati orang itu menjadi lebih baik.

"Tuan, sejauh apapun Itachi darimu, tuan pasti akan tetap menyayanginya, benarkan? Tuan adalah ayah yang baik dan juga penyayang" kata Izumi dengan tulus, walaupun ia tidak menatap lawan bicaranya.

"Aku meragukannya"

"Sebesar apapun benci yang tuan miliki, kasih sayang tuan sebagai orang tua pasti jauh lebih besar dan juga kuat dari kebencian yang tuan simpan. Dan aku percaya dengan hal itu" kata Izumi lagi dengan keyakinan di hatinya dan juga kejujuran.

Fugaku terdiam mendengar apa yang Izumi katakan. Perkataannya yang tulus, jujur, dan penuh keyakinan membuatnya merasa tenang, tapi ia tidak tahu harus berkata apa.

"Tuan, ayah yang hebat, itu adalah kenyataan. Aku yakin dengan hal itu" kata Izumi dengan tulus, ia berbalik dan tersenyum tipis pada Fugaku dengan tatapan yang berbinar walaupun masih ada kesedihan juga di sana.

Fugaku benar-benar terpukau melihat senyuman dan tatapan Izumi yang begitu bersinar baginya.

"Jangan khawatir tuan, aku akan selalu mendukung Itachi dan berada di sisinya" kata Izumi dengan ekspresi yang sama, lalu ia kembali berbalik.

"Maaf, telah mengganggumu, tuan. Saya permisi" pamit Izumi, lalu ia melangkah dan keluar dari rumah Itachi.

Ditinggal sendirian sekali lagi, Fugaku tersentuh dengan hatinya yang kuat dan perasaan gadis itu untuk Itachi, dan ia tidak bisa menghentikan sesuatu yang hangat untuk membasahi pipinya.

*Terima kasih karena telah berkenan membaca dan memvote cerita ini😄. Silahkan jika ingin berkomentar, kritik, atau pun saran. Semoga cerita ini dapat menghibur dan dinikmati.
*Masih mengambil referensi dari bagian novel Itachi Shinden yang kedua dan juga digabungkan dengan scene yang author buat sendiri.
*Kemungkinan 2-3 chapter lagi akan menuju part kematian Izumi. Dan setelah chapter itu, chapternya original story dari author tanpa mengambil part di novel.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang