Malam terasa begitu sunyi hanya bertemankan cahaya rembulan dan suara serangga di malam hari. Seorang laki-laki duduk dibawah hamparan cahaya rembulan. Laki-laki itu hanya diam dan hanya menatap sang rembulan tanpa ada keinginan mengatakan satu patah kata pun.
Laki-laki berambut hitam panjang yang diikat. Mata berwarna onyx dan guratan kecil di sekitar matanya, dan berkulit putih. Ia mengenakan jubah hitam bergambar awan merah dan ikat kepala lambang ia seorang shinobi. Lambang konoha terpampang jelas di ikat kepalanya hanya saja ada goresan horizontal pada lambang tersebut. Itu berarti bahwa ia shinobi pelarian dan anggota dari organisasi berbahaya yaitu akatsuki.
Laki-laki tersebut adalah Uchiha Itachi seorang shinobi Konoha yang menghabisi seluruh anggota klannya sendiri kecuali adiknya. Itulah yang setidaknya dunia shinobi tahu tentang dirinya. Tak masalah baginya jika harus dipandang seperti itu asalkan bisa melindungi desa yang begitu ia cintai dan menghentikan peperangan berikutnya terjadi. Walau ada sedikit kesedihan melihat ikat kepala yang begitu ia banggakan, yang merupakan lambang seorang shinobi berubah arti menjadi shinobi pelarian yang berbahaya.
Ketenangan yang tadi ia rasakan tidak berlangsung lama. Karena ia merasa ada sesuatu hal yang mengganjal di dalam saku celananya. Ia pun memeriksanya dan menemukan sesuatu hal yang sedikit membuatnya terdiam. Ya, dia menemukan sesuatu hal yang membuatnya mengingat seseorang. Sebuah hadiah yang ia dapat sebagai hadiah ulang tahunnya dan juga kenaikan pangkatnya di anbu, setidaknya itulah yang gadis itu katakan padanya. Ia pun membuka hadiah berbentuk persegi panjang yang pernah seorang gadis berikan kepadanya. Terdapat sebuah kalung yang tersemat pada sehelai kertas yang tergulung. Perlahan ia membuka gulungan kertas itu dan membacanya.
Hai, Itachi
Bagaimana kabarmu? aku harap kau baik-baik saja, ya. Apa kau sedang membuka hadiahnya? berarti kau juga akan membaca suratnya, kan. Jika kau membaca suratnya, itu tandanya kau sudah melihat kalungnya, ya. Semoga kau menyukainya. Mungkin hanya hadiah sederhana ini yang bisa kuberikan padamu sebagai hadiah pertamaku setelah kau mendapat kenaikan pangkat sebagai anbu dan hadiah ulang tahunmu tapi kurasa tidak akan ada lagi kesempatan berikutnya.
Terima kasih karena mau menerimaku sebagai temanmu, aku sangat bersyukur dapat mengenal dan berteman denganmu. Kau tahu Itachi aku benar-benar kagum padamu dan Kak Shisui, kalian adalah shinobi yang luar biasa. Kalian berdua adalah motivasiku untuk menjadi shinobi, aku senang bisa melihat kalian berdua di dalam klan yang sama. Hanya saja klan yang ada dalam nama kita memiliki kebencian yang sangat kuat. Kadang sulit menghadapi kebencian itu karena aku terus dipenuhi dengan kasih sayang, cinta, dan tekad yang kuat. Klan kita begitu membenci Konoha sedangkan aku begitu mencintai desa ini.
Namun sejak pertama aku melihatmu aku tahu kau itu berbeda dengan orang-orang dalam klan. Dan aku juga tahu bahwa kau sangat mencintai desa ini dan juga membenci perang. Oleh karena itu aku yakin kau bisa merubah hal-hal yang sekarang belum ada titik temunya. Aku yakin kau akan selalu melindungi desa ini. Kau dan Kak Shisui itukan, shinobi hebat dengan tekad api. Aku tahu, ketika aku menuliskan nama Kak Shisui ini akan sedikit menorehkan luka pada hatimu. Aku juga sangat sedih ketika menuliskan namanya.
Ah, aku terlalu panjang ya, menulis suratnya. Baiklah aku akan mengatakan ini, Itachi yakinlah dengan keputusanmu, jangan ragu, teruslah lindungi apa yang menjadi tekadmu walau harus mengorbankan banyak hal. Aku tahu, kau adalah orang yang sangat baik hati dibalik sikap dingin itu, Itachi jagalah hatimu untuk terus terang dengan tekad api walau kau berada di tempat yang gelap gulita. Itachi, kau boleh menangis ketika sakit atau sedih tapi jangan lupa untuk tersenyum. Jika tidak bisa, kau harus ingat setidaknya cara untuk menghapus air matamu. Jika kau merasa ingin menyerah kau boleh jatuh, tapi kau harus ingat caranya untuk bangkit. Jika kau tak bisa langsung berdiri, tidak apa-apa setidaknya kau bisa merangkak sebagai upaya untuk bangkit. Itachi, aku harap kau bisa menemukan kebahagiaan walau hanya sedikit dan selalu jaga kesehatanmu, ya. Hanya itu harapanku untukmu. Maaf jika surat ini begitu panjang kutulis, tapi tidak akan ada kesempatan berikutnya, karena ketika kau membaca surat ini, aku tidak akan ada lagi di sisimu karena aku sudah pergi untuk selamanya.
Salam hangat dari temanmu, Uchiha Izumi. Oh, iya Itachi hapus air matamu, ya. Karena aku tak akan bisa menghapuskannya.
Air sebening kristal jatuh dari pelupuk mata laki-laki tersebut dan membasahi sepucuk surat yang ada di tangannya. Uchiha Itachi yang kuat dan hebat mampu luluh dengan kata-kata di sebuah surat yang ia baca. Surat dari seorang gadis yang baik hati dan amat tulus.
"Bagaimana bisa, kau menuliskan ini dan memberikannya padaku dengan senyuman yang terukir di wajahmu.
Kau begitu tahu tentangku dan hal-hal yang akan terjadi. Aku mengatakan kepadamu bahwa aku tidak pernah memikirkanmu di hadapanmu, tanpa rasa bersalah. Tapi kenyataannya kau mempunyai ruang tersendiri dalam diriku yang akan selalu memikirkanmu dan peduli padamu. Aku selalu enggan mengakui perasaan yang kurasakan ketika bersamamu dan selalu menepisnya. Kupikir ketika kau pergi perasaan yang kurasakan akan reda dan menghilang. Tapi nyatanya perasaan itu semakin kuat dan semakin tak bisa kusembunyikan. Aku tahu, aku tidak berhak mengatakan ini, tapi aku mencintaimu, Uchiha Izumi"Di malam yang sunyi itu ia memeluk sepucuk surat dengan mata terpejam beserta air mata yang tak berhenti keluar. Sebuah kalung terdiam manis di pangkuannya. Malam itu sebuah kebenaran yang disembunyikan telah terungkap, walau sang gadis tidak akan bisa mendengarnya, tapi sang rembulan akan menjadi saksi bisu bahwa kebenaran telah terungkap.
*Terima kasih karena telah berkenan membaca dan memvote cerita ini😄. Silahkan jika ingin berkomentar, kritik, atau pun saran. Semoga cerita ini dapat menghibur dan dinikmati.
*Chapter ini original story dari author.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE
FanfictionDua orang anak kecil saling bertemu selayaknya anak kecil pada umumnya. Saling merespons namun berbeda maksud, begitulah respons alami mereka. Dan mereka bertemu kembali dalam situasi yang berbeda, situasi yang kurang bagus. Namun nyatanya ini adala...