36. Gadis yang Cemburu

319 25 5
                                    

Pagi yang masih terasa sejuk dengan udaranya yang begitu segar, sungguh waktu yang bagus untuk berkegiatan di luar. Sama seperti seorang gadis, ia sedang menikmati pemandangan luar tentunya setelah ia menghabiskan waktu bersamanya dengan orang terkasihnya yaitu, ayah dan ibunya. Tadinya ia dengan asyiknya menikmati sekitarnya, namun langkahnya terhenti ketika melihat seseorang.

Seseorang yang begitu ia kenal, seorang laki-laki yang selalu ia perhatikan, ia adalah Uchiha Itachi. Begitulah Itachi dimata Izumi dan akan selalu sama. Namun hal apa yang membuat Izumi menghentikan langkahnya itu karena ia melihat Itachi tengah dikerubungi para gadis dan menurutnya mereka terlihat begitu cantik dan juga manis.

Jujur saja saat ini ia merasa hatinya terasa sedikit sakit, iri, dan juga tidak nyaman. Ia tahu betul apa yang sedang ia rasakan saat ini. Karena ini bukan pertama kalinya ia rasakan. Sudah sewajarnya jika perasaan cinta bisa hadir di hatinya maka perasaan ini juga akan datang. Benar, saat ini ia merasa cemburu.

“Aku cemburu, tapi aku tidak bisa marah kepada Itachi karena itu. Aku bahagia jika melihatnya bahagia walaupun itu karena gadis lain. Lagipula rasa percayaku padanya juga lebih dari perasaan ini”

Izumi masih menatap Itachi dengan tatapan cemburu dan ekspresi wajah yang sedikit muram. Tanpa sadar kakak perempuannya tengah memperhatikannya. Dan tentu kakaknya tahu apa yang sedang ia pikirkan dan juga rasakan. Maka Miyoko pun memutuskan untuk mendekati adiknya yang sangat manis itu.

“Hei! Kalau kau merasa cemburu bergabung saja dengan mereka” saran Miyoko dengan sedikit menggoda adik kecilnya tersebut.
Izumi yang terlalu fokus memperhatikan Itachi sangat terkejut mendengar sebuah suara yang tiba-tiba ada di dekatnya. Walaupun ia mengenali suara orang tersebut.

Sedikit menghela nafasnya, ia pun menanggapi ucapan kakaknya itu. “Kau mengejutkanku kak Miko! Dan apa aku pantas ikut bergabung ke sana?”

Miyoko melihat Itachi yang mulai bisa mengatasi gerombolan gadis itu dan ia sadar bahwa Itachi menyadari kehadirannya dan Izumi. Dan ia yakin Itachi pasti akan mendekat kemari. Namun agar adik kecilnya tidak curiga, ia menatap adiknya dan menjawab perkataannya.

“Kenapa tidak? Adikku kan gadis yang baik, ramah, suka menolong, cantik dan juga manis.  Apa yang kurang?” tanya Miyoko balik dan juga upayanya mengalihkan Izumi dari Itachi.

“Sepertinya itu terlalu berlebihan kak Miko. Dan kekurangan yang bisa kusebutkan adalah bahwa aku bukan seorang Uchiha murni seperti mereka”

Miyoko sedikit terkejut mendengar pernyataan terakhir Izumi. Ia terdiam sejenak dan berusaha untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk menanggapi hal tersebut. Ia menatap adiknya lekat, lalu ia tersenyum kepada Izumi.

“Izumi, entah kau Uchiha murni atau tidak, itu bukanlah hal yang penting sekarang. Bagiku kau jauh lebih berharga, kau adalah orang yang sangat kusyukuri hadir dalam kesendirianku. Berstatus sebagai Uchiha murni tidak bisa mehilangkan kesepianku, tapi kau bisa”

Izumi menatap kakaknya dengan tatapan bersalah dan ekspresi wajah yang masih muram. “Aku membuat suasananya tidak baik ya?”

Miyoko tersenyum lagi dan mengelus kepala Izumi dengan lembut.

“Bersama denganmu adalah moment yang selalu membahagiakan, Izumi”

“Terima kasih”

“Hei, ngomomg-ngomong aku membawakan surat untukmu” sambil menyerahkan sebuah surat yang terkemas rapi kepada Izumi.

Izumi menatap dengan bingung, namun ia tetap menerima surat tersebut dan menyimpannya di saku celananya. “Dari siapa, kak?”

Miyoko tersenyum lebar dan menatap Izumi dengan jahil. “Bacalah jika ingin tahu”

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang