23

137 14 0
                                    

"Win lo bisa jelasin cewe itu kenapa? Kok lo perhatian banget sama dia, sampe lo peluk dia di depan gue, ga ngehargain banget sih lo." Kata Karina marah.

"Kak aku peluk dia karna reflek sumpah, gue takut kaya kejadian sebelum masuk sekolah." Ucap Winter berusaha menjelaskan.

"Emang harus banget ya peluk di depan gue, lo juga ga mikir apa kan lo udah punya gue Win kenapa harus pelukan sama orang lain! Mana pelukannya di depan gue lagi." Kesal Karina.

"Iya aku salah Kak maafin." Winter pun menunduk karna merasa bersalah.

"Ya jelas salah lah! Di depan gue aja lo berani gitu, apa lagi di belakang gue bisa lebih dari itu kayanya." Amarah Karina mulai membludak.

"Maksud Kakak apa bilang gitu? Gue ga kaya yang Kakak pikirin Kak." Winter pun ikut terpancing emosinya.

"Ya terus lo kenapa bisa sampe gitu, pake alesan reflek reflek segala." Kekeh Karina yang masih belum percaya dengan alesan Winter.

"Yuna punya trauma Kak, Yuna hampir diperkosa sama anak anak brandalan disana, dan semenjak itu gue takut kalau Yuna kesana lagi, dia pergi ke tempat begitu gara gara gue, karna dulu gue nolak perasaan Yuna dan Yuna lampiasin semuanya ke tempat itu, dan sampe sekarang gue masih ngerasa bersalah gara gara itu, makannya gue reflek meluk Yuna." Dengan kesal Winter menjelaskan semuanya yang membuat Karina terdiam.

"Dan sampe saat ini lo masih belum bisa lupa kejadian itu?" Tanya Karina.

"Iya Kak, sama kaya waktu kejadian di Perpus gue juga kalau tiba tiba inget suka ngerasa bersalah banget." Winterpun lemas dan mendudukan dirinya ke lantai.

"Win maafin gue, tapi sumpah lo gausah merasa bersalah soal yang di perpus, gue bersukur banget dan makasih banget sama lo, pliss lo jangan merasa bersalah terus." Karina pun memeluk Winter dari samping dan menyenderkan kepalanya ke pundak Winter.

"Justru aku yang harusnya minta maaf sama Kakak, udah peluk orang lain di depan Kakak, udah bentak Kakak, maafin aku." Ucap Winter menantap sedih Karina.

"Engga kamu gasalah udah jangan sedih ya, aku paham kok sekarang kenapa kamu gitu ke Yuna." Karina pun semakin mengeratkan pelukannya ke Winter.

"Ehem."

"Anjing Lia Kaget." Kaget Karina.

"Mentang mentang dikelas cuman ada temen temen si Winter, lo malah enak enakan pelukan." Lia pun ikut nimbrung dan tak sengaja melihat Winter dengan wajahnya yang berduram durja.

"Ehh Win, lo kenapa?" Tanya Lia.

"Bete gue, lagi dipeluk malah di ganggu." Winterpun berdiri dan merapikan pakaiannya.

"Idih ini bukan tempat yang bagus untuk berpelukan ya Wati." Jawab Lia.

"Udah lah gue juga tau sebenernya lo sirikan? Makannya jangan gengsian jadi orang, jadi susahkan mau pelukan doang." Ledek Winter lalu pergi meninggalkan Lia dan Karina.

"Anjir Rin pacar lo ngeselin banget anjing." Kesal Lia.

Setelah beres menyelesaikan semua pelajaran, bel pulang pun berbunyi, tak di sangka sangka didepan gerbang ada satu wanita dari sekolah lain menggunakan motor untuk menjemput seseorang.

"Karina." Teriak Doyeon.

"Lah kok? Kenapa ga bilang sih kalau mau jemput." Gumam Karina sambil melihat sekitar.

"Lo minta jemput Doyeon?" Tanya Ningning.

"Engga Ning sumpah." Jawab Karina bingung.

"Yaudah samperin gih, takutnya penting makannya tiba tiba jemput lo juga." Ujar Minju.

Emp4t SejolyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang