36

149 10 0
                                    

Setelah selesai berbincang cukup panjang bersama Doyeon, Tiba tiba Karina menghampiri Winter dan mengajak Winter masuk kedalam mobil yang dibawa supir Karina.

"Win." Panggil lembut Karina.

"..." Tidak ada jawaban.

"Win tuh Karina manggil." Ucap Doyeon. "Masih ga terima buat semua ini tapi ini demi kebaikan hubungan mereka, karna keduanya sama sama berharga buat gue." Batin Doyeon.

"Ehh iya kenapa Kak?" Jawab Winter.

"Ikut gue ke mobil bentar ada yang mau gue omongin." Karinapun langsung masuk kedalam mobil.

"Bantuin kek apa kek malah nyeleneng aja masuk ke mobil." Gumam Winter.

"Sini Win gue bantu, emang dasar pacar lo jihid sikili." Yujinpun membantu Winter berdiri dan mengantarkan Winter masuk ke dalam mobil.

"Makasih ya Jin, emang jihit sikili sih tapi gapapa nanti mah urang colok aja matanya kalau jihit lagi." Ucap Winter sambil tersenyum.

"Yaudah sana masuk, hati hati kejedot."

"Oke nuhun." Jawab Winter.

"Hey Kakak kelas jangan macem macem ya sama teman saya, kalau macem macem saya pacari kamu!" Goda Yujin yang langsung berlari menjauhi mobil.

"Ehh kuyang sini lo jangan lari." Teriak Winter sambil menutup pintu mobil.

Setelah menutup pintu mobilnya Winter langsung melayangkan pertanyaan agar tidak canggung.

"Ini Pak Super kemana Kak?" Tanya Winter.

"Lagi ngopi, udah aku suruh tunggu diluar jangan masuk ke mobil." Jawab Karina.

"Yaudah langsung aja mau ngomongin apa ini?" Tanya Winter penasaran.

"Win gue mau jelasin yang kemarin dirumah gue ada Doyeon kalau semua itu-" Perkataan Karina terpotong oleh Winter.

"Udah tau kok Doyeon tadi jelasin semuanya." Winterpun masih di mode musim dingin.

"Terus kenapa kamu masih cuek?" Sedih Karina.

"Ini udahkan ngomongnya? itu doang kan?" Tanya Wunter tanpa ekspresi.

"Win ihh kamu kenapa?" 

"Jangan sentuh aku bisa ga?" 

"Kok jadi gini sih? Kan ga biasanya gini, semarah marahnya kamu, ga pernah tuh gamau disentuh aku." Mata Karina pun mulai berkaca kaca.

"Berisik lo lepasin." Ucap Winter menahan rasa memeluk Karina.

"Kenapa gampang banget gue usilin sih nih anak." Batin Winter.

Plakk. lengan Karina pun mendarat mulus dipipi Winter yang gembul.

"Aduh nyeri." Ringis Winter.

"Lo jahat Win, Kasar banget ga kaya biasanya." Karinapun mulai menangis sambil menantap kesal Winter.

"Sut." Winterpun mendekatkan kepala Karina dan langsung mencium kening Karina.

"Winterrrrrr." Tangis Karinapun semakin menjadi dan langsung memeluk Winter dengan sekencang kencangnya.

"Lah kenapa makin nangis? Salah ya aku cium pacar aku yang suangat suangat cengeng ini." Winter menggoda Karina dalam pelukannya.

"Jangan kaya gitu lagi aku takut." Tangis Karina masih dipelukan Winter.

"Dengerin aku ya Karin... Aku juga kesiksa loh jauh dari kamu, dan meskipun kita jauh waktu itu tapi aku selalu perhatiin kamu dari jauh, aku juga suka tanya tanya ke temen kamu, Karina lagi apa? Udah makan apa belum? Main kemana sama siapa dan gitu tiap hari, padahal cuman beberapa hari doang kaya gitu, tapi kaya yang udah 1 tahun cape banget aku ga kuat." Ucap Winter masih memeluk Karina.

Emp4t SejolyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang