33

154 11 3
                                    

Setelah cukup lama Winter tertidur akhirnya Winter terbangun dan langsung melihat seseorang yang tertidur dibahu Yujin.

"Lah kenapa ada Kak Karina? Siapa yang kasih tau anjir." Gumam Winter yang sedang berusaha mendudukan badannya.

"Ehh Winter udah bangun." Dengan tiba tiba Lia datang sambil membawa makanan untuk di makan Winter.

"Ehh Kak Lia? Kok bisa disini?" Tanya Winter dengan tatapan herannya.

"Karna Karina lah, Karina hawatir banget tau Win denger lo kecelakaan." Lia pun duduk dan langsung memberikan makannanya ke Winter.

"Maksudnya kenapa tau gue kecelakaan, Kalian tau dari mana?" 

"Dari Ninging, Mau gue suapin ga? Takutnya tangan lo sakit." Saat Lia menawarkan untuk menyuapi Winter datang lah Ryujin dengan raut wajah yang masem.

"Dih mulai gatel." Celetuk Ryujin sambil mengambil makanan yang ada  di lengan Lia.

"Apaan sih orang liat si Winter kesuhaan niat gue baik ga macem macem, Pikiran lo yaampun udah ngaler kidul aja, padaha ini temen sendiri." Lia pun berdiri dari kursinya mengisaratkan agar Ryujin duduk.

"Emang susah tong pacaran sama orang cantik, semakin cantik pacar lo semakin ga tenang hidup lo haha." Goda Winter dengan Wajahnya yang saat ini tersenyum namun terlihat pucat.

"Berisik lo, Hidup lo aja ga tenangkan karna pacar lo di goda terus sama temen deket lo haha." 

"Haha iya goblok dah lah emang gue mah selalu tertikung, da aku mah apa atuh." Ucap Winter yang insecure sambil memakan makanan yang di bawa Lia.

"Lah emang lo di tikung sama siapa? Perasaan gue liat lo sama Karina baik baik aja." Heran Lia.

"Emang temen kamu ga pernah cerita?" Tanya Ryujin.

"Engga, emang dia punya hutang cerita ya sama gue?" Lia semakin bingung.

"Tanyain aja langsung kalau penasaran." Jawab sinis Ryujin.

"Lah kenapa sih ada apa? Kok gue ketinggalan?" Sedih Lia.

"Haduh bingung gue sama pacar lo Win." Ryujin pun menggaruk keras kepalanya yang gatal.

"Gapapalah lagian kan, Kak Karina juga punya hak buat ga ceritain semua tentang dia ke temen temennya." Bela Winter.

"Bela aja terosss." Kesal Ryujin.

"Berisik lo, Nih tolong simpenin di meja." Winter pun menyodorkan piring bekas ia makan kepada Ryujin.

"Ini kira kira gue bisa jalan kapan anjir?" Tanya Winter sambil membuka selimut yang menutupi kakinya.

"Seminggu lagi masih lama." Jawab Lia.

"Hadeuhh terus gue terus diem dirumah sakit gitu sampe kaki gue sembuh?" Keluh Winter.

"Enggalah, tunggu jaitan yang di perut lo aga kering baru boleh pulang." 

"Hah? Pantesan anying perut aing sakit ternyata ohh ternyata perut kotak kotak gue terluka, tapi kok bisa sampe di jait kenapa bisa?" Bingung Winter.

"Kata dokter sih lo kan ke pental 5 meter dari motor lo, tapi dengan keadaan badan lo yang miring, jadi semua bagian tubuh kiri lo itu ke gesek ke aspal terus perut kiri lo ini bergesekan sama batu, entah segede apa batunya jadi bikin perut lo sobek sampe akhirnya lo di jait deh." Kata Lia yang sedang memakan buah semangka.

"Edan terpental ga tuh, untung masih dikasih hidup, Masuk akal si ceritanya kalau gue sampe dijahit, yang penting gue mah bersukur masih dikasih hidup hehe, Tapi Kak Karina tau ga?" 

Emp4t SejolyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang