34

166 11 0
                                    

Winterpun berdiri dan mengambil dua tongkatnya dan berjalan ke arah Karina, Winter yang sedang berjalan pun hanya melalui Karina tanpa melihat sedikit pun ke arah Karina yang sedang menatap Winter dengan sendu.

"Maafin gue Win, Gue ga berani buat nyegah lo lagi." Batin Karina sedih.

"Rin lo gapapa kan?" Tanya Minju yang melihat wajah Karina yang tiba tiba menjadi sedih.

"Ehem Kak, sebenernya gue masih kesel sama lo tapi gapapa jadi dengerin gue aja ya, Kalau kalian berdua gini terus gaada satu pun yang mulai pembicaraan lama lama hubungan kalian bakal memburuk, inget kalian udah dewasa loh masa masih mau diem dieman? Saran gue mah mending Kak Karina samperin Winter terus minta maaf, dimaafin atau engga balik lagi ke Kak Karinanya mau lanjut atau mau udahan, atau mau diem dieman, terserah Kakak pokoknya harus ada yang ngalah biar ga gini terus kak." Dengan bijak Ryujin memberikan saran kepada Karina yang sedang terlihat sedih.

"Makasih Ryu gue bakal coba saran lo kalau hati gue udah siap." Ucap Karina lalu memberikan senyumnya sekilas kepada Ryujin.

"Makasih Ryu gara gara lo gue juga jadi sadar kalau gue juga gabisa diem dieman kaya gini terus sama dia, gue juga butuh kepastian, pokonya habis ini gue mau ngomong sama dia." Celetuk Minju yang membuat Ryujin, Yujin dan Karina kaget.

"Kenapa? Kok kalian liatin gue kaya gitu sih?" Kata Minju merasa aneh.

Yujin yang dari tadi diam tak menyimak obrolan mereka hanya terdiam, namun saat Minju tiba tiba mengatakan hal barusan, Yujin sekilas melihat ke arah Minju dengan tatapan sedikit kagetnya.

"Jin, Minju ada gebetan baru kah?" Bisik Ryujin sambil menatap Minju yang aneh.

"Gatau, sukur aja deh kalau ada, jadi gue lebih gampang buat relain dia." Jawab Yujin melamun.

"Dugaan gue ternyata salah, Minju emang ga suka sama gue haha pantes aja gue ditolak berkali berkali ternyata dia udah suka sama orang lain." Batin Yujin sedih.

"Btw gue ke wc dulu ya guys mau mempercantik diri." Karina pun langsung berlari ke wc.

Karina pun sampai di depan pintu wc namun terhenti melihat Winter dan Yuna.

"Win gimana keadaan kaki lo?" Tanya Yuna.

"Masih sakit kalau di pake jalan Yun, jadi gue masih pake tongkat." Jawab Winter yang sedang mencuci tanganya di wastafel.

"Tapi lo sehat kan?" Tanya hawatir Yuna.

"Sehat Yuna sehat." Winter pun mengacak ngacak rambut Yuna yang rapih.

"Win ihh rambut gue baru gue di rapihin tadi bangsat." Yuna pun menyingkirkan tangan Winter dari rambutnya.

"Dih mulutnya kasar banget." Winter pun menyentil mulut Yuna.

"Sakit Wati sini lo cobain." Yuna pun mencari celah agar bisa menyentil mulut Winter yang sedang Winter tutupi dengan tangannya si Wati.

"Ohh sekarang lo gitu ya Win di belakang gue, eh tapi gue lebih jahat dari dia." Gumam Karina sakit hati lalu pergi meninggalkan Wc.

"Win, tadi ada Kak Karina liatin kita barusan." Ucap Yuna yang tak sengaja melihat Karina.

"Hah dimana? Gapapa lah lagian kita ga macem macem cuman bercanda doang." Raut wajah Winterpun berubah menjadi sedih dan sedikit panik.

"Lo berantem sama Kak Karina?" Tanya Yuna.

"Gatau, udah ah gue mau balik ke temen temen gue, jangan lupa pajak jadian lo sama Yeji ya." Dengan perlahan Winterpun pergi meninggalkan Yuna sendiri di wc.

Winter yang berjalan menuju teman temannya terhenti saat melihat Karina yang sedang menangis didalam kelasnnya seorang diri.

Winter yang tak tegaan menghampiri Karina tanpa memperdulikan keadaan mereka saat ini, tanpa Karina sadar Winter sudah ada di depan dirinya dan memberika sebotol susu coklat.

Emp4t SejolyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang