AYO IKUT AKU KE NERAKA
BAB-8
SASHA"Hallo, ada apa Mell? Tumben telpon?"
"Ke rumah kamu? Tumben banget, ada masalah penting apa, Mell?"
"Okey, gue lagi di jalan mau pulang sih, gue puter balik aja sekarang, sepuluh menitan gue sampai rumah lo ya.""Eh, betewe, ada om lo gak nih di rumah, Mell? Gue kangen lihat mukanya yang polos tau!"
"Ah, nggak asik. Tapi ya sudahlah. Okey, bye."Sasha bergegas memutar laju mobil setelah berbincang dengab Mellani via ponsel.
Namun malang, perempuan yang selalu terlihat seksi dan menggoda itu tak tahu jika ada mobil lain yang melaju kencang. Kecelakaan pun tak terhindarkan.
"Aaa!"
Di rumah, Mellani terlihat gusar menunggu temannya yang tak kunjung datang
"Gimana keadaan anak Mamah, sudah mendingan belum, Mell?"
"Sudah, Mah." Mellani mendekati ibunya yang sedang sibuk membaca majalah.
"Mah...."
" Iya, Sayang. Ada apa?"
"Temen Mella ada yang dateng nggak ke rumah?"
"Nggak ada siapa-siapa yang datang, Mell. Memang siapa yang mau datang?"
"Sasha, Mah. Dia sudah janji tiga puluh menit yang lalu, tapi kok belum datang-datang. Apa jangan-jangan dia batal datang ke sini ya?"
"Sabar dulu, mungkin masih jauh. Mell. Mending kamu ngobrol dulu sama Mamah."
"Tapi, Mah. Katanya dia sudah dekat rumah kok. Sepuluh menitan juga nyampe rumah. Tapi ini sudah setengah jam loh Mella nunggu Sasha."
"Ya sudah, coba deh kamu telpon dia, Mell. Siapa tahu dia memang ada acara mendadak dan belum sempat kasih kabar ke kamu." Bu Rosa berusaha memberikan solusi kepada anaknya yang mulai terlihat tak sabar.
Belum sempat Mellani menekan nomor ponsel milik Sasha, si empunya nomor sudah menghubungi Mellani terlebih dahulu.
" Eh, nih orangnya telpon, Mah!"
"Ya sudah diangkat, Mell. Siapa tahu pentingnya."
Mellani mengangguk dan bergegas mengangkat panggilan dari Sasha.
"Hallo, kemana aja kamu Sha!
Hah? Apa? Kecelakaan? Oke terima kasih, saya segera ke sana."Mellani memutus panggilan teleponnya dan beralih menatap ibunya yang keheranan.
"Mah, Sasha kecelakaan, antar Mella ke rumah sakit, Mah."
"Ha? Sasha kecelakaan? Ya sudah. Ayo kita pergi, Mell!"
Tanpa menunggu, ibu beranak itu pun menuju rumah sakit yang baru saja mengabarkan kondisi Sasha.
"Sashaa!" Mellani masuk ke kamar inap dengan tergesa-gesa sambil menyebut nama si pasien.
" Woy! Biasa aja, Mell. Nggak usah teriak-teriak, telinga gue nggak sakit." Sasha tertawa melihat tingkah Mellani, walaupun sesekali dirinya harus meringis karena menahan sakit di sekujur tubunya.
"Gila kamu, Sha! Sakit aja masih bisa bercanda."
"Kalau sakit jangan nangis, Mell. Tapi tertawa biar nggak tambah sakit. Sesakit apapun itu, jangan menangis. Itu adalah prinsip hidup gue." Sasha berkata dengan nada angkuh. Tak lama pandangannya beralih ke Bu Rosa.
"Eh, ada Mamahnya Mellani. Hallo, Tante. Duh, maaf jadi ngrepotin. Tante sampai jenguk saya segala."
"Haduh, Sha. Gimana keadaan kamu? Ini gara-gara Mellani nyuruh kamu buat ke rumah sih, jadinya kamu kecelakaan, maafin anak tante ya Sasha." Bu Rosa menunjukkan rasa penyesalan sambil meletakkan parcel buah di meja kecil samping ranjang.
"Nggak apa-apa, Tante. Jangan dipikirin, yang penting Sasha gak kenapa-kenapa."
"Terus, kamu ada yang parah tidak, Sha? Nanti biar tante yang urus administrasi rumah sakitnya."
"Nggak apa-apa, Tante. Nanti bisa rawat jalan kok kata dokter. Kalau Sasha opname nggak ada yang jaga, kalau di rumah ada pembantu yang bantu Sasha."
"Loh, keluarga kamu mana, Sha?"
"Kedua orang tua saya sudah meninggal dua tahun yang lalu, Tante."
KAMU SEDANG MEMBACA
AYO IKUT AKU KE NERAKA
Mystery / ThrillerDIA HANYA GADIS LUGU YANG KALIAN PAKSA JADI PSIKOPAT. JANGAN SALAHKAN JIKA DIA KEMBALI.