BAB-22 RAHASIA BESAR

273 55 2
                                    

BAB-22

RAHASIA BESAR

Ting....

Suara notifikasi pesan m.banking milik Sasha berbunyi.

" Trx Rek.67570xxxxxxx :  Transfer FROM17490xxxx TO675701014866538MP Rp. 100.000.000 15/12/20 05.00"

Sasha tersenyum, kini uang di rekening miliknya kembali terisi.

"Lumayanlah...." 

Sasha bergumam, lalu kembali menarik selimutnya, pagi ini sangat dingin. Dia baru saja pulang ke rumah setelah semalaman menemani teman kencannya yang seorang perwira polisi.

Ting...

Ponselnya kembali berbunyi, kini notifikasi WA miliknya.

"Om tunggu nanti malam di hotel xxx, jangan lupa dandan yang cantik!"

"Siap om, Sasha akan kasih om service yang lebih memuaskan, dan Sasha akan buat om melupakan tante Sabrina yang sudah peot itu.!"

Send...

"Sorry Mellani sayang, nggak dapat om loe yang sok alim itu, bokap lo pun tak masalah."

Sasha menyeringai, dirinya dapat menggoda om Rudi ayah Mellani saat dirinya berkunjung ke rumah Mellani, sayangnya saat itu orang yang ingin dia temui sedang pergi dan hanya ada om Rudi dirumahnya. 

Awalnya Sasha sama sekali tak ada niat ingin menggoda om Rudi. Tapi entah bagaimana mulanya, di rumah yang begitu besar dan hanya ada mereka berdua, Sasha dan om Rudi papa Mellani saling terbakar birahi. Dari teh yang tak sengaja tumpah di paha mulus Sasha hingga om Rudi yang baru saja kehilangan Sabrina kekasihnya membuat hasrat mereka yang bergelora berakhir di ranjang kamar tamu rumah om Rudi.

Ini kali ke-3 om Rudi memesan dirinya, di sebuah hotel yang lumayanlah bagi Sasha, sejujurnya dirinya merasa sedikit bersalah karena telah berbagi selimut dengan papa temannya, tapi demi uang dia tak peduli, dirinya terlanjur sakit hati dengan penolakan om Ilham di Yogyakarta kala itu. Dirinya yang pura-pura sakit kepala memohon agar diantar ke hotel, om Ilham setuju dan dia pikir pria itu sudah jatuh kepelukannya. 

Ternyata dugaannya salah, sesampainya di hotel om Ilham menolak diajak masuk ke kamar, Sasha mencoba menggoda tapi sia-sia. 

Bahkan dirinya dibuat mati gaya ketika om Ilham membisikkan kata-kata yang menohok perasaannya.

"Maaf saya tidak berselera dengan perempuan yang dengan mudah ranjangnya bergoyang karena uang."

Om Ilham pergi meninggalkan Sasha begitu saja. Padahal dirinya sungguh terpesona dengan pria itu karena karismanya, bukan uangnya. Dirinya tidak pernah mengajak pria asing masuk ke kamarnya tanpa uang yang terlebih dulu masuk kantongnya.

Sasha geram dan merasa sangat terhina. Tubuh dan wajah yang selalu dia banggakan nyatanya tak mampu menyihir pria yang dia sukai agar bertekuk lutut dihadapannya.

Ting..tong...ting..tong

Suara bel rumah membuyarkan lamunannya. Sasha berdiri untuk menyambut tamunya.

"Mellani..?? Tumben pagi-pagi buta ke rumah gue?"

" Sasha, gue minta teh hangat boleh?"

Sasha mengerutkan dahinya, tak lama kemudian dirinya berbalik menuju dapur untuk membuatkan pesanan temannya itu.

Krieeet.. 

Suara pintu depan yang ditutup dan dikunci.

"Hmmmmppppp..."

Suara Sasha tercekat tatkala mulutnya dibekap kain dari arah belakang. Matanya menoleh hendak memastikan keadaannya, detik kemudian matanya membulat sempurna setelah mengetahui apa yang tengah terjadi. Tubuhnya berontak namun sia-sia karena perlahan pandangannya kabur dan dia tak sadarkan diri.

........................................ ..................

" Sudah bangun?"

"Gila lo, Mell, apa yang lo lakuin ke gue, cepat lepasin gue."

Sasha kesakitan karena lakban yang dibuka paksa di bagian mulutnya, dan juga tangan serta kakinya yang terikat tali di setiap ujung ranjangnya. Tubuhnya bergerak mencoba melepas ikatannya namun percuma, yang ada semakin dirinya bergerak maka ikatan talinya semakin erat.

"Heh, Mell, cepetan lepasin gue atau gue teriak nih." Sasha kembali mengancam.

Mellani mendekati perlahan kearah Sasha. Duduk di samping ranjangnya sambil memainkan ponsel milik Sasha.

Mellani tersenyum miring sambil membuka galeri di ponsel yang berisi video tak senonoh antara Sasha dan papanya.

Jemarinya beralih menekan menu hijau yang berisikan percakapan antara sang papa dan selingkuhan barunya ini.

"hmmmm."

Mellani tersenyum miring lalu menatap Sasha yang terlihat panik.

" Jadi Lo penggantinya tante Sabrina, Sha? Gimana bokap gue? Kuat mainnya di ranjang?"

"Lepasin gue, Mell, gue janji bakalan pergi dari kehidupan bokap lo, please lepasin gue!"

" Lepasin?"

"Iya Mell, lo harus lepasin gue, anggap aja uang dari bokap lo itu upah karena gue udah bantu lo."

" Upah?"

" Iya, upah...!! Upah karena gue udah bantuin lo buat bunuh tante Sabrina .!"

AYO IKUT AKU KE NERAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang