AYO IKUT AKU KE NERAKA
BAB-9
HUKUMAN BAGI PENGHIANAT"Sudah mendingan belum, Sha?"
"Ya, lumayanlah, tinggal kakinya aja nih, masih harus pakai tongkat buat bantu jalan."
Pagi ini Mellani menjenguk Sasha di rumahnya, sudah sebulan Sasha sakit, walaupun mereka bukan sahabat tapi Sasha cukup dekat dengannya dan sering dia ajak bertukar pikiran. Terlebih rasa bersalah masih Mellani rasakan karena dirinyalah penyebab Sasha kecelakaan.
"Sorry ya, Sha. Gara-gara gue, lo jadi begini"
"Gue gak butuh permohonan maaf ,Mell. Tapi gue butuh yang lain." Sasha merubah roman wajahnya. Dari yang tadinya santai menjadi serius.
"yang lain? Maksudnya apa, Sha?"
Sasha menyeringai dengan lebar.
"Kasih gue no hp Om Ilham, baru gue maafin lo, bagaimana? Adil kan?"
Sasha menjulurkan tangan kanannya, tapi langsung ditepis pelan oleh Mellani.
"Jangan mimpi gue kasih, om gue cowok baik-baik nggak seperti dompet-dompet yang kamu simpan selama ini, Sha. Lebih baik kamu mencari korban lain aja deh." Mellani membuang muka, tak sudi Om Ilham yang baik hati itu dipermainkan oleh Sasha.
"Justru itu, Mellani sayang. Gue itu butuh cowok baik-baik buat masa depan gue, bukan cowok brengsek yang selama ini gue porotin uangnya."
"Masa depan? Menikah maksud lo? Hahah! Nggak salah denger gue nih, Sha? Cewek bebas macam kamu menikah?" Mellani tak tahan untuk tidak tertawa.
Bukan maksudnya menyepelekan Sasha. Tapi Mellani merasa aneh saja dengan sikap Sasha yang lain dari biasanya.
"Sejak kapan kamu ingin berumah tangga, Sha? Terakhir kali kamu bilang kalau uang adalah segalanya buatmu, bahkan kamu menertawakan cita-citaku dan Bagas yang mau punya anak banyak setelah menikah. Kamu ingat nggak, Sha?"
Mellani kembali tertawa terpingkal, mungkin kepala temannya yang satu ini terbentur sewaktu kecelakaan, jadi konslet pikirannya.
"Cihhh, kenapa emangnya kalau gue pingin berumah tangga? Aneh? Gue juga wanita biasa, Mell. Ingin punya suami dan anak dan punya kehidupan yang sangat normal seperti manusia pada umumnya." Sasha menekankan kata sangat normal pada ucapannya, Mellani terbengong.
"Normal, Sha?"
"Yoi, normal, Mell. Bahagia selamanya bersama suami dan anak-anaknya. Yah, walaupun gue bebas bukan berarti gue nggak bisa menjaga komitmen, Mell. Sekarang buat apa gue setia sama mereka yang gue sebut dompet berjalan sementara mereka sendiri tega mengkhianati pasangan mereka. Gue nggak pernah berniat untuk serius sama lelaki model mereka. Kamu tahu Mell...."
Sasha menjeda perkataannya untuk meminum segelas es jeruk di hadapannya.
"Tahu apaan, Sha? Ngomong kok nggak selesai."
"Sorry, gue minum dulu haus,hehe."
Sasha nyengir kuda, sementara itu Mellani hanya menggelengkan kepalanya."Lo tau, Mell. Bagi gue sekali pengkhianat tetaplah pengkhianat. Jika mereka saja tega mengkhianati istri yang sudah mati-matian berjuang bersama dari nol, bukan tidak mungkin kalau suatu saat gue juga bakalan dikhianati sama mereka. Betul nggak omongan gue?"
Mellani mengangguk-anggukkan kepala sambil mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya.
"Kamu ada masalah, Mell?"
Ternyata Sasha cukup peka dengan perasaan Mellani."Sha, menurut lo hukuman yang pantas buat pengkhianat apaan?"
" Tergantung, Mell."
"Tergantung? Tergantung gimana Sha?"
"Yoi, tergantung keadaan. Kalau pengkhianatan suami, maka gue pastiin buat ambil alih semua hartanya terus gue bikin miskin semiskin miskinnya. Gue masih bisa berfikir rasional kalau masalah uang tapi...." Sasha menjeda perkataannya, kini sorot matanya seperti penuh dengan dendam.
"Tapi apa,Sha?"
"Kalau pengkhianatan persahabatan , gue bakal bunuh dia!"

KAMU SEDANG MEMBACA
AYO IKUT AKU KE NERAKA
Mystère / ThrillerDIA HANYA GADIS LUGU YANG KALIAN PAKSA JADI PSIKOPAT. JANGAN SALAHKAN JIKA DIA KEMBALI.