AYO IKUT AKU KE NERAKA

BAB-10 WAJAH ITU

AYO IKUT AKU KE NERAKA
BAB-10
WAJAH ITU

"Aaa!"

Mellani berteriak frustasi. Sepulang dari rumah Sasha dirinya langsung merebahkan badan di ranjang kamar.
Matanya menatap langit-langit kamarnya, masih nampak jelas tatapan mengerikan dari bola mata Sasha.

"Kalau penghianatan persahabatan, gue bakal bunuh dia!"

Perkataan Sasha tersus terngiang di kepalanya. Bahkan badannya menggigil ketakutan.

Di mata Mellani, seorang Sasha adalah perempuan yang hebat, ah bukan hebat tapi mengerikan, ya mengerikan.

Bagaimana tidak mengerikan, saat mata itu terpancar dendam, tiba-tiba auranya berubah menjadi semangat saat dirinya bertanya perihal membuat lelaki menjadi miskin.

Sasha sangat bersemangat menceritakan bagaimana dirinya merayu lelaki agar menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuknya, ya walaupun ada harga yang harus dia bayar, Sasha harus menumbalkan tubuhnya agar dijamah mereka hingga mereka puas.

Tanpa sadar dirinya menceritakan kebusukan ayahnya yang berselingkuh dengan wanita, sebut saja tante Sabrina.

Mellani tanpa diminta terus saja menceritakan bagaimana wanita itu menguras habis uang ayahnya, dan yang paling parah, wanita simpanan itu adalah wanita yang selalu mengaku sebagai sahabat ibunya saat bertemu orang lain.

Mellani diam saja, karena dulu, baginya ayah, ibu, dan dirinya hidup di dunia mereka masing-masing dan tidak berhak ikut campur satu sama lain.

Selama hidupnya masih ditanggung oleh orang tuanya, Mellani tak peduli apapun yang terjadi dengan mereka.
Hingga akhirnya teror-teror itu datang dan merubah pandangannya.

Sasha akhirnya mengajarkan dirinya bagaimana cara membobol semua aset ayahnya, baik dengan cara legal atau pun cara licik. Cara yang di mana terlihat legal di mata hukum tapi sebenarnya ilegal.

Mellani sampai tidak menyangka, sebegitu canggihnya Sasha mengatur mereka para hidung belang yang Sasha sebut dompetnya agar terus mengalirkan dana ke dirinya.

"Lo gak pernah digrebek istri sah, Sha? diteriakin pelakor didepan masa, dihina di sosmed biar viral gitu?" Mellani begitu penasaran dengan kisah hidup Sasha.

"Mellani ... Mellani, jangan samakan gue seperti mereka yang norak, gue itu profesional." Sasha mengibaskan tangan dengan angkuhnya.

Mellani hanya mampu menganggukkan kepalanya karena terpesona dengan kehebatan seorang Sasha. Tanpa sadar Mellani mengucapkan kata-kata itu.

"Gue pingin tante Sabrina mati, Sha. Sudah terlalu banyak uang papah gue yang dia makan. Gue sebagai anak gak rela gitu duit papah gue dimakan sama nenek sihir yang ngakunya teman tapi ternyata pagar makan tanaman."

Waktu Mellani mengucapkan kata-katanya Sasha hanya menatapnya dengan tatapan yang, entahlah.

Karena terlalu lelah memikirkan semua percakapannya dengan Sasha, entah berapa lama Mellani tertidur, badannya sangat lelah.

Semenjak memasang cctv teror-teror itu tidak terjadi lagi. Dunianya kembali tenang. Ayahnya tentu saja kembali sibuk, begitu juga ibunya, sudah kembali bersosialita.

Walau harus dirinya akui, ibunya sedikit berubah tak secuek dulu, sikapnya kembali menghangat.

" Mellani...."
" Mella ... mellani ....."
" Me ... lla ...ni ...."

"Aaa!" Mellani terbangun dari tidurnya dengan posisi terduduk di ranjangnya sambil berteriak kencang.

Mimpi itu terlihat nyata, kenangan lima tahun lalu di mana dia melihat Ayu untuk terakhir kalinya. Di saat Mellani melihat tubuh Ayu  mengapung di waduk.

Mellani mengusap wajahnya dengan kasar, berjalan perlahan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Dia tatap wajahnya di cermin, wajah itu...

Tiga hari kemudian

"Mella ... Mellani sayang ...." Bu Rosa menggedor pintu kamar anak gadisnya.

"Masuk, Ma!" Mellani tengah bersiap di kamar saat sang ibu mencari dirinya.

"Ayo sayang sarapan bareng, terus ikut Mamah dan Papah melayat, Sayang." Mellani menuruni perlahan anak tangga, mengekor ibunya dari belakang dengan wajah penasaran.

"Memang siapa yang meninggal, Mah?"

"Sahabat Mamah, tante Sabrina."