BAB-12 SURAT TERAKHIR BAGAS

336 56 19
                                    

AYO IKUT AKU KE NERAKA
BAB-12
SURAT TERAKHIR BAGAS

"Bagas meninggal, Mell. Dia gantung diri."

"Apa! Bagas gantung diri? Mas Agung gak bohong kan?"

"Datanglah, Mell, aku tidak bohong.."

"Baiklah, Mas, aku akan datang, tapi langsung  ke pemakaman Bagas, aku tidak mau ke rumah mas, takut di apa-apain."

"Baiklah, tak mengapa, Mell, yang penting kamu sudah datang kepemakaman Bagas. Untuk mengantar kepergian adikku yang terakhir kalinya. Selain itu juga karena ada pesan untukmu. "

"Pesan?  Pesan apa ya, Mas? "

"Nanti saat kau datang, kau akan tahu dengan sendirinya, Mell, yang pasti kamu harus datang. Kalau kamu takut, datanglah bersama orang tuamu."

"Oke Mas, Mella akan datang."

Ketika Mellani dan Bu Rosa tiba di TPU ternyata proses pemakaman Bagas telah selesai, pelayat sudah nampak membubarkan diri. Perlahan Mellani dan Bu Rosa mendekati gundukan tanah merah yang ditaburi bunga, makan Bagas.

Bu Rina ibunya Bagas mendekat, tangannya mengulurkan sebuah amplop, masih tersegel.

"Dari Bagas, untukmu, bacalah dengan keras, kami ingin tahu isinya tapi kami tidak membukanya, demi menghormati almarhum Bagas anak saya."

Dengan gemetar tangan Mellani menerima surat dari Bagas, perlahan membukanya lalu membacanya dengan suara yang agak dia keraskan sesuai permintaan bu Rina. 

" Mellani sayang, aku tidak kuat lagi, maafkan aku. Selamat tinggal, sayang! "

Mellani membaca dengan suara bergetar. Beribu pertanyaan memutari isi kepalanya. 

Kenapa Bagas minta maaf kepadanya? Apa karena Bagas selingkuh di villa Bogor?

" Udah? Itu aja isinya! "

" Iya Bu, Bagas hanya menulis itu saja. Tak ada yang lain. "

" Jangan bohong kamu! "

Bu Rina mengambil paksa kertas yang dipegang Mellani. Membaca ulang pesan terakhir dari anak kesayangannya, dan memang yang dikatakan Mellani apa adanya. Bagas anaknya hanya menulis apa yang dibacakan oleh Mellani barusan. 

"Pasti Bagas merasa bersalah karena ketahuan selingkuh di Bogor. Makanya dia frustrasi sampai bunuh diri."

Bu Rosa angkat suara, bibirnya terangkat sebelah. Sejujurnya dirinya masih sakit hati karena anaknya ditampar sembarangan. 

"Anak saya tidak mungkin seperti itu!  Pasti anak saya di jebak dan dianiaya hingga sekarat seperti itu. Tentu saja Bagas frustrasi, karena dia kehilangan hidupnya sebagai seorang laki-laki."

Suara bu Rina meninggi, tak rela anaknya yang sudah meninggal dihina. 

"Dijebak bagaimana! Jelas-jelas CCTV merekam Bagas masuk ke villa dengan perempuan, dan perempuan itu orang asing, bukan Mellani anak saya. Untung saja Mellani tak jadi menikah dengan pria tak benar seperti Bagas. Bisa hancur nama baik keluarga besar saya!"

"Kurang ajar kamu ya!"
Bu Rina sudah mengangkat tangan kanannya hendak menampar bu Rosa, namun bergegas mas Agung mencegahnya.

"Bu, Istigfar, Bu, kasihan Bagas, Bu."

"Maaf Bu Rosa, lebih baik Ibu Pulang saja, yang penting amanah dari Bagas sudah kami sampaikan kepada Mellani. Sekali lagi saya minta maaf bu atas ketidak nyamanannya." Mas Agung berusaha bersikap sesopan mungkin, dan akhirnya Bu Rosa pun luluh. 

"Ayo Mella, kita pulang. Kita sudah tidak ada urusan lagi dengan keluarga ini!"

Bu Rosa sudah melenggang pergi meninggalkan MMellan.

"Saya permisi dulu, Bu, Mas Agung."

Mellani berusaha ramah, namun Bu Rina malah membuang muka. Mas Agung yang tak enak hati dengan sikap ibunya hanya tersenyum kecut, berharap Mellani bisa memahami jika ibunya saat ini tengah bersedih. 

"Hati-hati di jalan Mell, terima kasih sudah datang. "

"Iya Mas. "

Mellani menganggukkan kepalanya, matanya melirik ibu kekasihnya yang masih membuang muka. Mellani melihat ada air mata disudut mata tua tersebut. Hatinya tahu jika ibu Bagas tengah terluka begitu dalam atas kematian anaknya yang mengenaskan. 

Perlahan Mellani meninggalkan makam Bagas tanpa sempat menyentuh papan nisan dan menaburkan bunga diatas pusaranya. 

Di dalam mobil Mellani dan ibunya hanya diam tak bersuara, sibuk dengan pikirannya masing-masing. 

" Oh iya Mah, papah kemana ya?  Kok Mella nggak lihat papah di rumah? "

" Papah kamu ke Jogja, Mellani."

Bu Rosa menjawab dengan tangan dan mata fokus ke kemudi. 

"Ke Jogja?  Ngapain, Mah?  Sama siapa? 

" Kalau untuk apa Mamah nggak paham,Mell, kan kamu tahu sendiri kalau urusan pekerjaan papah kamu nggak pernah cerita sama Mamah. Tapi kalau sama siapa papah ke Jogja mamah tahu. "

"Memang papah sama siapa, Mah? "

"Sama om mu, Mell, om Ilham. "

***
Di PF KARYAKARSA sudah tamat loh.
Kalian pasti kaget saat tahu siapa dalam dari pembunuhan berantai ini serta apa alasannya.

Yakin gak penasaran 😂😂😂

AYO IKUT AKU KE NERAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang