BAB-16
DALANG PEMBUNUHAN"Hello, Ham? Ada apa?"
Pak Rudi tengah memberi makan ikan kesayangannya di kolam belakang rumahnya saat adik iparnya menelepon.
"Benarkah? Oke! Mas akan segera ke sana dengan mbakmu sekarang juga."
Panggilan berakhir. Terlihat Pak Rudi mulai bersiap memanggil sang istri.
"Siapa yang telpon, Pah?"
Entah sejak kapan Mellani sudah bediri di belakang Pak Rudi dan memperhatikan ayahnya tengah sibuk menelepon seseorang dengan wajah serius.
"Oh, ini Om Ilham tadi telpon, Mell. Dia mau ketemu Mamah sama Papah, ada keperluan yang sangat mendesak."
"Mellani ikut ya, Pah? Bosen di rumah nih? Nggak ada temen main."
"Kamu di rumah saja ya, Mell. Kalau bosen di rumah, kamu kasih makan ikan peliharaan Papah saja. Ini urusan orang tua, anak kecil seperti kamu nggak akan paham. Hahaha."
Pak Rudi mengacak rambut anak gadisnya. Sementara anak gadis kesayangannya hanya memasang wajah cemberut. Pak Rudi yang gemas dengan sang putri pun mencium puncak kepalanya.
Dahi Pak Rudi berkerut saat indra penciumannya menghirup aroma yang aneh di rambut Mellani.
"Rambutmu kok lengket, Mell? Amis juga? Belum keramas? Anak gadis jangan jorok. Nanti nggak ada yang mau."
Pak rudi mengulangi lagi memeriksa rambut anaknya, mencium pucuk kepala anaknya dan menyentuh rambut yang memiliki aroma aneh. Ada aroma amis dan terasa lengket jika dipegang, dan berwarna coklat kemerahan.
Mellani yang tak suka dengan sikap sang ayah segera menepis perlahan tangannya sambil cemberut.
"Rambut kamu di cat, Mell?"
"Nggak, Pah. Lagian Mella juga belum ke salon, Pah, belum dikasih uang jajan. Mella itu bukan anak kecil lagi, nggak perlu diusap-usap kepalanya. Mellani udah gedhe."
Pak Rudi terkekeh mendengar jawaban putrinya. Detik kemudian jemarinya sibuk dengan layar ponsel di tangannya.
"Sudah Papah transfer 5 juta ya, Mell. Kamu ke salon ya biar cantik. Jangan kalah sama mamahmu dan sama teman kamu si Sasha itu. Papah nggak mau punya anak jorok. Papah dan Mamah mau pergi ke rumah Om Ilham dulu. Kamu hati-hati kalau mau pergi. Kalau bosan ajak sekalian Sasha agar kamu ada temannya."
" Iya. Papah hati-hati di jalan. Titip salam buat Om Ilham ya, Pah."
Setelahnya beliau pergi menemui istrinya, dan tidak butuh waktu lama mereka berdua sudah mengendarai mobil, pergi meninggalkan rumahnya yang mewah.
Di rumah Om Ilham, nampak Pak Rudi dan Bu Rosa, orang tua Mellani gusar dan tegang.
Pasalnya hasil tes DNA dari jasad Ayu sudah keluar, dan hasilnya sesuai dengan yang dipikirkan Ilham selama ini.
"Jadi sia-sia kita berusaha membongkar makam Ayu, Ham? Karena Ayu memang sudah meninggal. Hasil tes DNA membuktikan secara akurat kalau jasad itu memang jasad Ayu yang meninggal lima tahun yang lalu."
"Iya, Mas. Ayu benar-benar sudah meninggal, sudah terbukti dengan hasil DNA yang keluar."
"Lalu siapa pelaku teror selama ini, Ham? Mengapa kamu berfikir jika teror ini ada sangkut pautnya dengan kematian Ayu hingga kamu kukuh ingin membuka kembali kasus kematian Ayu yang sudah lama ditutup? Selanjutnya apa lagi yang akan kamu lakukan. Karena pelaku teror ternyata bukanlah Ayu."
"Dalang di balik pembunuhan berantai ini adalah...!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AYO IKUT AKU KE NERAKA
Misterio / SuspensoDIA HANYA GADIS LUGU YANG KALIAN PAKSA JADI PSIKOPAT. JANGAN SALAHKAN JIKA DIA KEMBALI.