Perasaan yang Teraba | Fatwa Cinta

67 7 0
                                    

Perasaan yang Teraba | Fatwa Cinta

"Aku mencintai mu dengan tiap-tiap detak yang berdenyut, aku mencintai mu dengan begitu sederhana tanpa peduli denyut yang terluka."
- Zulaikhah -

***

"ALLAH, ini hamba-Mu. Hamba yang hina dina tidak berdaya yang diselimuti kubangan dosa hiks...hiks..."

"Hamba yang dilingkupi perasaan dosa dan bersalah di tiap-tiap denyut jantung, Allah. Allah...hiks...hiks...hiks..."

"Allah hiks...hiks...hamba jatuh hati pada hamba-Mu. Hamba jatuh hati karena diri Mu kepada nya, cinta ini ada dan hadir karena harapan menuju-Mu hiks...hiks...namun hamba melukai nya...hamba yang pendosa ini melukai nya...hiks..."

"Allah...tolong...sesak sekali jatuh cinta dan patah bersama...hiks...hamba mencintai nya Allah...hamba berserah diri kepada Mu Duhai Cinta...."

"Apakah pendosa tidak pantas di cinta Allah?hiks...hiks...hiks..."

Abizar menyenderkan tubuh nya di balik pintu kamar tempat ia dan Zulaikhah menetap selama di Kudus, sejak kejadian dingin siang tadi hingga malam ini Abizar memang belum menemui istri nya kembali. Dia membutuhkan waktu untuk menata hati nya dan dia juga memberikan waktu untuk Zulaikhah menata hati nya.

Mereka sama-sama patah, Abizar tahu dia tidak berhak untuk kehidupan Zulaikhah di masa lalu, dan Abizar tahu kini tugas nya sebagai suami adalah mencintai dan membimbing Zulaikhah untuk bersama menuju-Nya.

Abizar menatap langit-langit rumah, pikiran nya menerawang entah kemana. Doa dan tangis Zulaikhah adalah hal yang menyakitkan untuk nya, dia tidak menjaga Zulaikhah dengan baik.

Namun, diri nya sendiri masih belum pulih dari patah yang tiba-tiba datang, lamunan Abizar terhempas saat suara jatuh datang dari kamar yang ditempati nya dan Zulaikhah.

"Astagfirullahal'azim!" Abizar berlari masuk, Zulaikhah pingsan. Raut wajah nya pucat pasi, tubuh nya dingin. Jejak air mata masih ada di wajah cantik perempuan itu, Abizar segera membawa tubuh istri nya ke atas ranjang, meraih minyak aroma terapi dan memeriksa denyut nadi perempuan itu.

Abizar menepuk-nepuk pelan wajah Zulaikhah membangunkan perempuan itu, namun bibir tak berdarah Zulaikhah menjadi jawaban bahwa perempuan itu lemah dan tidak sadarkan diri.

Abizar bergegas keluar untuk meminta pertolongan, diri nya begitu di landa khawatir dan penyesalan yang dalam. Kembali, menjadi suami yang tidak berdaya dan tidak bisa melindungi istri nya, Abizar di landa gundah yang mendalam.

***

Pandangan kosong dengan akral dingin dan raut sayu adalah pemandangan paling menyedihkan yang Abizar lihat sebagai suami Zulaikhah selama ini, tidak ada rona merona Humairah-nya.

Perempuan itu bungkam tanpa suara sejak siuman dari ketidaksadaran nya. Seperti tubuh tak berjiwa, itulah Zulaikhah saat ini. Pria itu hendak mendekat, namun Zulaikhah akan kembali histeris seperti pertama kali melihat nya setelah sadar. Perempuan itu bersujud dan memohon ampun, hingga membuat orang-orang rumah khawatir, bahkan hingga menelfon ke pesantren berujung Ummah dan Amna datang ke Kediri hari ini juga.

Abizar menghela nafas entah sudah berapa kali dia mengulangi aktivitas menghela nafas nya, tepukan lembut di bahu nya membuat pria itu menoleh. Ada senyum menenangkan Ning Farhana diberikan pada putra nya itu.

"Ummah tidak tahu masalah apa yang kamu hadapi kini dengan istri mu, tapi yang jelas berikan istri mu waktu. Bicarakan setelah dalam keadaan kondusif, Ummah hanya berharap kebahagian kamu. Seperti tujuan mu ke Kudus." Ujar Ning Farhana, Abizar mengangguk kecil.

Hati nya terasa teriris, bahkan kini hanya raut tanpa aura yang terpantri di wajah Zulaikhah, pipi merona nya kembali begitu pucat.

Tak ada Zulaikhah dengan raut malu-malu nya, yang ada hanya Zulaikhah dengan pandangan penuh ketakutan.

Abizar izin undur diri dan meminta Ning Farhana mengawasi Zulaikhah, dia butuh shalat. Dia butuh Allah dan mengadukan hal ini semua, jujur saat tahu bahwa diri nya bukan yang pertama dia sedikit terkejut namun hal itu bukan lah masalah bagi Abizar.

Siapa Zulaikhah sebelum dengan nya adalah milik Zulaikhah sepenuh nya, yang terpenting kini adalah Zulaikhah yang bersama nya.

Namun, tetap saja melihat raut wajah Zulaikhah yang begitu ketakutan kepada nya adalah hal yang sangat menyayat hati Abizar.

Fatwa Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang