Kisah Baru | Fatwa Cinta
"Disetiap sudut semesta diukir atas Rahman-Mu, disetiap denyut nadi ku Engkau alirkan cinta ku pada nya untuk memuji-Mu."
- Zulaikhah -***
BAGAIMANA mungkin Zulaikhah tidak menyadari bahwa Abizar begitu memperlakukan nya dengan istimewa. Pria itu bahkan ditengah duka nya tetap memperhatikan diri nya.
Setelah dari masjid Menara Kudus, mereka melanjutkan ke pemakaman keluarga Abizar di Kudus. Mereka akan berkunjungan ke rumah ibu Abizar, tempat di bumikan nya perempuan shalihah itu.
Abizar menangis dalam diam, dia merindukan Umi nya. Sangat jelas, dari raut wajah nya yang mendung tak seterik sore ini. Dan ditengah mendung hati nya, dia masih memperhatikan Zulaikhah apakah wanita itu kepanasan di makam atau haus, bahkan kini pria itu memayungi Zulaikhah dengan penuh kasih sayang nya.
"Umi, ini Zulaikhah. Ini istri Abizar, perempuan yang insyaAllah akan mengukir perjalanan bersama Abizar sampai menuju kepada-Nya." Ujar Abizar, satu tangan nya memegang payung yang menaungi Zulaikhah, satu nya lagi mengelus papan nisan milik umi.
"Zulaikhah sedikit mirip dengan Umi, dia suka memandangi wajah suami nya." Ujar Abizar dan terkekeh pelan.
Zulaikhah mengingat dimana saat di belajar Al-Qur'an dia malah asyik dengan dunia nya sendiri memperhatikan wajah rupawan Abizar. Semburat merah muda pun kembali terbit di wajah nya.
"Humairah, apa kamu tahu kalau Mas gak begitu dekat dengan Umi? Bisa dikatakan Mas gak memiliki waktu yang lama bersama Umi, "
Zulaikhah masih mendengarkan dan memperhatikan wajah suami nya dari samping, tampak pancaran kesedihan itu. Bahkan sejak awal mereka menginjak kompleks pemakaman ini dan bahkan setelah bacaan tahlil dilantunkan untuk umi, pancaran kesedihan itu kentara diantara kekehan ringan yang suami nya berikan.
"Ummah Farhana tidak memiliki anak sejak awal pernikahan nya bersama Abi, jadi di meminta Mas dari Umi yang waktu itu Mas berusia tiga tahun. Ummah memang merawat Mas sebagai anak nya sendiri, penuh kasih sayang. Tapi, Umi memilih hanya memadu cinta dengan Allah dan memilih melepaskan suami dan anak nya untuk madu diri nya. Dia tidak bisa berbagai ikatan pernikahan dengan siapapun."
"Hati Umi begitu lapang." Ujar Zulaikhah.
"Begitupun Ummah Zulaikhah," tambah Abizar. Abizar menyanyangi kedua ibu nya, tidak ada yang tidak disayangi dan dihormati nya. Bagi Abizar kedua perempuan itu adalah bidadari syurga yang Allah turunkan menemani perjalanan nya, Umi menderita skizofrenia dan membuat Abi harus menikahi Ummah untuk membantu dalam menjalankan pesantren dan juga keluarga mereka.
Abi keberatan menikahi Ummah karena cinta nya kepada Umi. Namun, dia tidak boleh egois yang hanya memikirkan diri nya sendiri, karena ada Abizar kecil yang juga harus dirawat dengan baik.
Umi begitu lapang ditengah sadar dan tidak jiwa beserta tubuh nya, dia ikhlas suami nya menikah lagi, namun dia tidak ingin di madu hingga talak dipinta nya dengan memohon. Sedangkan Ummah, tidak bersedia menjadi pengganti, namun taat diri nya kepada orang tua membawa nya kepada takdir bersama Abi. Malam-malam dihabiskan dengan menangis karena merasa tak dicinta, namun kehadiran Abizar membuat dunia nya tidak lagi runtuh.
Abizar tumbuh dalam didikan Ummah yang menyanyangi nya dengan baik, bahkan sebelum Umi meninggal Ummah adalah salah satu manusia di dunia yang selalu mengunjungi Umi bahkan hingga Umi bertemu dengan tanah pun.
"Mas ingin hidup dan mencari Rahmat Allah di semesta ini hanya bersama kamu Humairah. Mas ingin belajar lebih baik bersama kamu, hingga rambut ini memutih. Hingga ajal memeluk kita, dan hingga Jannah Allah dapat kita masuki bersama."
Abizar menatap Zulaikhah yang juga menatap nya, pusaran Umi menjadi saksi betapa ikrar itu sangat suci Abizar ucapkan. Pernikahan selalu menjadi bentuk traumatis tersendiri bagi Abizar. Dia takut menjadi Abi yang tidak bisa mempertahankan cinta nya, takut seperti Abi yang tidak bisa mencintai perempuan yang mencintai nya. Dia hanya ingin menjadi Abizar yang mencintai istri nya, sesederhana sujud di ruangan bersama.
Zulaikhah hendak menangis. Rumi pernah berkata:
"Orang yang tak mahir membaca kedua matamu, tak mampu mendengar kata hatimu."
Dan kini Zulaikhah memahami nya. Dia memahami cara Abizar berbicara dengan mata nya, mata itu tak pekat, mata itu menampilkan rasa takut dan bimbang nya. Namun, mata itu juga berbicara akan rasa yang disebut cinta.
Allah, Zulaikhah tidak pernah meminta diberikan cinta seindah ini. Namun, Allah adalah dzat yang Maha dari segala nya. Puja-puji kepada-Nya rasa nya tak cukup.
"Gus... "
"Humairah, kedepan nya mungkin banyak kesalahan yang Mas lakukan. Mas bukan imam yang sempurna untuk kamu, Mas masih belajar. Mas sangat lemah dan tidak berdaya, tapi kamu jangan khawatir, Mas dan kamu mempunyai Tuhan yang Maha Berdaya, dengan itu Mas akan belajar bersama kamu. Membangun rumah tangga ini menjadi penuh ridho dan keberkahan."
Air mata tidak dapat lagi dibendung Zulaikhah, dia menangis. Diri nya bahkan gemetar, Allah ini indah. Allah cinta ini luar biasa.
"Humairah... " Panggil Abizar lagi, tangan nya meraih jemari Zulaikhah. Dikecup nya pelan.
"Mari bersama dengan Mas, menjelajahi jejak Allah dimulai dari menara kudus entah hingga kemana yang terpenting adalah bersama Allah dan kamu. Mari mengejar cinta Allah di setiap sudut bumi bersama Mas, hingga kaki kita lelah hingga nafas kita tersengal hingga tanah merindukan kita untuk segera kembali."
Entah apa yang mendorong Zulaikhah untuk memeluk Abizar erat, tangis nya ditahan agar tak menggema. Tubuh nya gemetar, di dada nya bertasbih akan kekuasaan Allah. Begitupun Abizar yang menangis dalam diam nya, dia menemukan rumah nya.
Abizar menemukan kehampaan nya. Di hati nya bertasbih memuja Allah sang Maha Pemilik Hati. Memuja Allah atas semua kasih sayang yang begitu indah. Atas segala alur yang ditentukan dengan begitu menawan.
Zulaikhah.
Zulaikhah kado terindah di akhir zaman untuk Abizar. Zulaikhah pelengkap yang sempurna menuju kasih sayang Allah SWT. Bersama nya Abizar ingin menjadi penjelajah, bersama nya dimulai dari menara Kudus entah hingga kemana Abizar ingin menjejali semesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatwa Cinta [On Going]
RandomZulaikhah tidak pernah menyangka Allah selalu menghadirkan hadiah terindah menemani perjalanan hijrah nya, salah satu nya dengan mendatangkan Gus Abizar Azhar dalam hidup nya untuk menemani perjalanan dalam mencari jejak-jejak kekuasaan Allah. ••• Z...