Zulaikhah | Fatwa Cinta

217 20 0
                                    

Zulaikhah | Fatwa Cinta

"Mata cokelat nya adalah samudera ketenangan, di wajah nya menampilkan setapak menuju-Nya."
- Zulaikhah -

***

LANGKAH kaki yang sengaja dipercepat dan senyum yang tak pernah putus disepanjang koridor saat beberapa santri menyapa adalah yang dilakukan oleh Abizar, pria itu masih menggendong ransel gunung nya yang digunakan sebagai tas pengangkut pakaian dan barang dari Hadramaut, Yaman.

Sejak dering pertama telfon dari Indonesia meminta nya segera pulang, Abizar segera mengemasi barang-barang milik nya sedikit mungkin sehingga tidak merepotkan diri untuk kembali ke Indonesia, tidak banyak bertanya kenapa pria dua puluh satu tahun itu bergegas mengambil penerbangan pertama dari Hadramaut ke Indonesia.

Pondopo-pondopo Pondok Pesantren Al-Adiyat ini begitu ramai saat waktu sore hari, ada santri yang sedang berlatih hadroh¹, muroja'ah² kitab-kitab, ataupun duduk-duduk santai, namun alunan murottal³ speaker kecil yang tersedia tetap memenuhi suasana sore hari yang sangat dirindukan oleh Abizar menjelang magrib seperti ini.

"Assalammualaikum, MasyaAllah Gus!"

Abizar berhenti sejenak, sosok pria muda yang berlari kecil sembari membenarkan sarung nya membuat Abizar tertawa kecil.

"Waalaikumsalam Wr.Wb, kaifa haaluka ya Gibran? (Apa kabar Gibran?)" Tanya Abizar dan bersalaman dengan pria muda tadi, pria tadi hendak meraih tangan Abizar untuk mencium nya namun segera Abizar tarik dan menundukkan sedikit tubuh nya tanda hormat.

"Ana bikhairin (saya baik) Gus, ana terkejut saat melihat Gus datang dari arah gerbang depan, benar tidak itu Gus Abi pikir ana, nyata nya MasyaAllah benar, Gus biar ana bawakan tas Gus, Gus hendak langsung ke rumah Kyai kan?"

Abizara segera menggeleng dan sedikit memundurkan tubuh nya pelan saat Gibran - santri yang juga merangkup sebagai sepupu nya dari pihak ibu itu hendak mengambil alih tas ransel Abizar.

"Na'am (iya), ana mau ke rumah Kyai langsung, tapi gak apa biar ana bawa sendiri, kamu lagi latihan hadroh bukan?"

"Hanya mengawasi Gus, mau menyambut bulan Muharam,"

"Alhamdulillah, sudah masuk sebentar lagi Muharam, lanjutkan saja kegiatan kamu Gibran, ana langsung ke rumah Kyai, sebentar lagi mau magrib juga, mau ngejar jamaah."

"Na'am Gus, silahkan Gus." Ujar Gibran tanpa lagi hendak menahan Abizar, Abizar masih tersenyum.

"Duluan ya, Assalammualaikum." Ujar Abizar dan menepuk bahu Gibran pelan, sebelum berlalu.

"Waalaikumsalam Wr. Wb."

Abizar berjalan cepat menuju rumah di dataran tinggi yang ada di pesantren ini, rumah panggung dengan kayu jati yang khas dan teras luas ditumbuhi beberapa tanaman seperti sirih yang menjalar selalu mengingatkan nya pada masa kecil yang indah.

***

"Nama nya Zulaikhah, gadis ini baru berusia sembilan belas tahun, mahasiswa dari Bandung." Ujar Nyai Siti Nurhaliza - Istri Kyai Jalaludin, nenek dari Abizar.

Setelah sampai rumah utama, Abizar disambut hangat oleh kakek dan nenek nya begitu orang tua dan para sanak saudara, walaupun biasa nya akan ada acara penyambutan saat keluarga Kyai kembali ke Indonesia, namun Abizar meminta tidak ada acara sambutan apapun untuk diri nya, karena menurut pandangan pria muda itu hal tersebut terlalu berlebihan.

Setelah beristirahat dan mengerjakan shalat magrib-isya, Abizar dan keluarga yang ada berkumpul di halaman tengah rumah panggung milik Kyai, awal nya Abizar sudah tahu akan ada pembahasan yang berhubungan dengan diri nya, mengingat Gus Rahman - Abi nya meminta Abizar segera pulang ke Indonesia.

Nyai Siti masih memberikan selembar kertas berupa foto sosok gadis dengan hijab maroon nya, mata hitam pekat yang khas dan raut wajah tanpa senyum adalah ciri khas pertama yang Abizar tangkap.

"Dia mua'laf baru dua bulan belakangan ini, gadis ini sekarang tinggal bersama budhe nya di daerah Sleman,"

"Sleman?" Tanya Abizar saat Nyai Siti masih menjelaskan, sedangkan Kyai hanya diam dan tersenyum, begitupun keluarga Abizar yang lain.

"Iya, orang tua nya sudah tidak ada. Ayah nya meninggal sejak dia masih gadis belia, ibu nya baru meninggal sekitar lima bulan yang lalu."

"Kami meminta Abizar untuk menikahi nya," ujar Kyai yang kini bersuara, pria itu menenguk minuman dari cangkir nya dan tersenyum lembut pada cucu nya.

"Abi dan Ummah sudah setuju." Lanjut Kyai saat melihat lirikan mata Abizar pada kedua orang tua nya.

"Benar, Abi sama Ummah sudah setuju kamu menikahi Zulaikhah, dia mualaf dan masih rentan dan muda, kami berharap dengan pernikahan ini, kamu dapat membimbing nya menuju Jannah Allah secara kaffah, apakah Abi bersedia?" Tanya Ummah lembut, Abizar mengulum bibir nya, kembali ditatap foto gadis tadi.

Zulaikhah.

Nama itu diulang dalam hati Abizar, apakah Zulaikhah dalam potret ini adalah Zulaikhah yang ditakdirkan Allah untuk nya, seperti Zulaikhah yang ditakdirkan Allah untuk Yusuf?

"Abizar terima perjodohan ini Kyai, Nyai, Abi, Ummah."

____

¹ Hadroh adalah kesenian rebana yang mengakar pada kebudayaan islam yang sering disebut sebagai kegiatan syiar lewat syair (sumber: brainly)

² Yang dimaksud dengan MUROJA'AH adalah kegiatan mengulang kembali pelajaran, hapalan dan lain sebagainya (sumber: brainly)

³ Murottal adalah rekaman suara Al-qur'an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-qur'an) (Siswantinah, 2011).

Alhamdulillah, cerita nya sudah di bagian 2, malam ini aku update langsung 3 bagian ya, happy reading ❣️

Fatwa Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang