24. Bubble Wrap

1.2K 154 25
                                    

Banyak orang mengira menjadi cacan itu enak, memiliki sifat supel yang membuatnya mudah mendapat teman. Masih bisa haha hihi walaupun banyak yang harus di khawatirkan.

Jujur saja dulu saat LDKS osis, banyak yang ragu bahkan meremehkan cacan ketika tahu bahwa dia akan menjadi leader dikelompoknya, bahkan anggota kelompoknya sendiri.

Tapi jangan menilai sesuatu hanya dari cover nya. Percaya atau tidak, tapi sejak LDKS itu, tidak sedikit yang menarik kata katanya.

Dari luar cacan memang terkesan ngaco, bahkan orang menyangka cacan gak niat ikut OSIS. Namun, tanpa mereka tahu, bahwa di balik itu semua, cacan selalu berfikir keras tetang apa apa saja yang akan ia lakukan sebagai ketua, dan bagaimana cara menjalankan program kerja agar sukses besar.

Haha hihi nya selama ini semata mata hanya sebagai pengalihan saja dari segala hal yang memberatkan kepalanya.

Dulu, abi pernah bilang gini sama cacan waktu dia mau ada sidang pleno pemilihan pradana di smp "gini deh a, kamu besok sidang kan? Dari pada mikirin gimana tegangnya besok, kamu inget aja bahwa masih ada hari senin"

"Tapi cacan kan benci hari senin bi" jawaban reflek cacan waktu itu sukses bikin abi geram dan berdecak kesal.

"Bukan itu intinya! Tapi nikmatin aja gimana prosesnya, karena semua yang terjadi di hari minggu itu akan terlewati juga, tentang hasil dari usaha kamu, itu belakangan"

Cacan sangat paham apa maksud abi. Maka dari itu, cacan gak mau terlalu ambil pusing sama urusan urusannya, termasuk segala hal yang menjadi tugasnya sebagai ketua osis.

Santai aja, nikmatin prosesnya dan biarkan hasil yang menentukan.

Tetapi sesantai santainya cacan, terkadang cacan menyempatkan diri untuk sekedar berdiam diri sendirian, merenungkan semua hal yang sudah dan akan ia lakukan. Karena cacan pikir, hal kecil ini memang harus dilakukan sebagai pengevaluasian diri?

Seperti sekarang, sudah sekitar lima belas menit berlalu sejak teman temannya membubarkan diri dari ruang osis. Menyisakan dirinya yang masih betah bergelut dengan pikirannya sendiri, beruntung lele pulang dengan jeje, sehingga anak itu tidak mengganggu kenikmatan melamunnya.

Ceklek

Cacan menoleh ke arah pintu tanpa mengangkat kepalanya yang bersandar pada sofa. Sudut bibirnya sedikit terangkat saat tahu bahwa yang membuka pintu itu adalah sella.

"Ngapa neng?" Tanyanya dengan nada bicara yang sukses bikin sella mendelik.

"Maneh naha can balik? Aya nu can dikerjaken?" Tanya sella, bukan apa apa karena jika memang masih ada yang harus dikerjakan, harusnya tadi cacan tidak usah menyudahi rapat lebih cepat.

[Kok belum pulang? Masih ada yang harus di kerjaken?]

Cacan terkekeh kemudian mengangkat kepalanya di ikuti gelengan pelan "hayang ngadeum keudeung, lo ngapain?" jawabnya, jangan lupakan senyum manis yang terparti di bibirnya.

[Ngadem bentar]

Sella yang tadinya cuma berdiri di ambang pintu akhirnya melangkah masuk, mengambil sebuah buku dari atas meja yang berada di sudut ruangan.

"Buku tinggalen" katanya sembari menunjukan buku yang di maksud.

Cacan mangut mangut, sementara sella hanya mengendik sembari membawa langkahnya ke arah pintu, tinggal satu langkah lagi mencapai ambang pintu, suara cacan membuatnya mau gak mau berhenti, lantas berbalik untuk menatap cacan.

"Lo mu balik?"

"Iyalah, yakkali nginep"

Cacan terkekeh "kali aja gitu lo mau jadi kuncen sekolah"

Double Say • NctDreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang