17. Minggu Berkesan

900 122 7
                                    

Hari minggu sudah menjadi peraturan tak tertulis dari umi bahwa seluruh anggota keluarga diwajibkan untuk membantu beberes rumah, gak ada penolakan dari anak anak karena mereka juga sadar bahwa pasti melelahkan untuk umi yang selalu membereskan rumah sendiri setiap hari. Meski untuk kamar masing masing diberesin oleh pemiliknya tapi tetap saja kan rumah ini gak bisa buat dibilang kecil.

Mereka melakukan semua pekerjaan dari habis solat subuh jadi saat pukul 8 pagi semuanya udah selesai, tinggal membersihkan kolam saja yang menjadi tugas lele sama jijis.

Tapi yang namanya bocah, apapun di buat bersenang senang. Dengan tingkahnya yang kelewat hiper, lele sama jijis sekarang udah basah kuyup karena sejak tadi mereka saling menyipratkan air kolam dengan jaring yang mereka pakai untuk mengangkat daun daun kering.

Jadilah proses pembersihan kolam menjadi lebih lama, belum lagi tambahan kejahilan dari haechan yang malah sengaja melempar daun daun kering dari atap balkon, anak itu sedang menyapu balkon, omong omong.

"Jis, daunnya kok nambah terus sih?!" Decak lele yang mulai lelah bermain mainnya, hal itu malah nambah tawa cacan disana.

"A' CACAN" teriakan jijis yang berhasil memergoki kakaknya itu saat hendak melemparkan daun daun kering itu lagi.

Lele mendongak sekilas buat liat cacan yang masih terus menjahili mereka berdua meski sudah ketauan.

Lalu dengan ide jahilnya, lele berjalan mengambil selang yang biasa di pakai buah nyiram tanaman, kemudian tanpa aba aba menyemprot cacan yang ada di atas.

Tawa puas lele di ikuti tawa jijis pun pecah.

"ALLAHUAKBAR, IYA IYA MAAF" pekik cacan sambari menghindar.

"Makanya jangan jail" dengus lele menyudahi acara menyemprotnya.

Pada dasarnya sifat jahil cacan udah mendarah daging, susah buat di ilangin. Jadi hal sama kembali terjadi, sampai ia diatas sana juga basah kuyup.

"CACAN LELE JIJIS!!"

Emang cuma umi yang bisa ngehentiin keributan di luar


















***

Usai dengan urusan beberesih rumah, udah bersihin badan, udah sarapan juga, seluruh anak anak Feirley berkumpul di ruang keluarga. Gak ada umi sama abi, soalnya mereka lagi pacaran ke supermarket, sekalian belanja bulanan.

Omong omong keluarga tante sonya sudah pulang, mereka berangkatnya subuh banget soalnya jaka dapat panggilan penting tadi.

Oke balik lagi ke bujang bujangnya Feirley.

Namanya juga bujang jaman ayeuna, kumpul sih kumpul cuma tetep aja sibuk sama gadget masing masing, gak ada obrolan apapun diantara mereka selain decakan dibumbui umpatan kecil saat kesal terhadap game yang di mainkan.

Mereka berani ngumpat kok, mumpung gak ada umi itu juga. Kalok ada ya pasti udah di gaplok satu satu.

"HEH ANYING... ETA BEBENGOK TEH SAHA?!! AH MODAR PAN MODAR" Pekikan kesekian kalinya dari cacan, kesal karna lagi lagi ia harus kalah.

"A'NANA ITU PUNYA JIJIS NGAPAIN DI TEMBAKIN?!" Lalu jijis melanjutkan yang disusul oleh tawa renyah dari mamar karena sadar kalau nana ngebunuh hero jijis yang mana masih bagian dari team nya sendiri.

"Gak sengaja dek, yaelah"

"A'REREN GUBLUG, MATI KAN?!! Aa sih, orang mah lagi perang malah joged joged"

"ANYING... ANYING... ANYING.... ANYING..." Jeje juga ikutan ribut sebelum akhirnya melepas ponsel nya begitu saja karena kalah.

Yang bertahan sekarang cuma nana, reren sama mamar. Mereka fokus banget sampai gak memperdulikan saudara saudaranya yang lain udah ngumpat sana sini.

Double Say • NctDreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang