21. Saling Terlibat

809 106 7
                                    

"bisa pindah kelas gak sih?"

Gumam Nana lirih, mendengar itu Yabil yang tengah menyesap pop ice rasa permen karetnya menoleh dengan sebelah alis terangkat.

"Tiba tiba banget?" Heran pemuda asal jawa tengah itu.

Bukannya menyahut, Nana malah mengehela nafas panjang, kemudian ikut menyesap pop ice rasa coklat yang ia beli tadi. Omong omong, mereka sekarang tengah berada di cafetaria sekolah, duduk di meja pojok sembari menunggu bel masuk.

Sebetulnya jarang sekali Nana mau menghabiskan waktunya di cafetaria, biasanya cuma beli setelah itu di bawa ke tempat lain. Hanya saja, bahkan untuk berada di kelasnya sendiri pun Nana tidak nyaman.

"Lo punya asma?"

"Asma? Enggak. Kenapa nanya begitu?" Tanya Nana balik, pasalnya dia bahkan tidak pernah mengira Yabil akan bertanya demikian.

"Ya abis kemaren lo tiba tiba bengek, siapa coba yang gak ngira lo punya asma"

Nana tergelak, merasa lucu juga jika mengingat kejadian kemarin. Padahal Nana gak ngelakuin apa apa, cuma diam liatin guru yang lagi menjelaskan pelajaran, liatin doang sih gak nyimak. Terus tidak tahu kenapa tiba tiba nafasnya terasa berat, dada nya sakit bukan main, dan begitulah ujungnya ia kesulitan bernafas.

Baiklah, Nana rasa kemarin ia terlalu banyak berfikir, dan pada akhirnya tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

"Gue juga gak tau sih sebenarnya, apa iya gue punya asma kali ya" sahut Nana masih dengan cengiran menghiasi wajahnya.

"Aneh lo" cibir Yabil.

Tak menghiraukan ucapan Yabil, Nana merogoh saku celananya saat di rasa ada getaran singkat dari ponselnya. Menyalakan benda pipih tersebut, hanya untuk dibuat mendesah malas ketika mengetahui apa yang terpampang di sana.

Nana mengangkat pandangannya, melirik ke luar cafetaria, menilik kiranya ada sesuatu yang aneh atau tidak, tapi rasanya tidak ada apapun. Jadi nana kembali pada ponselnya, mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan tersebut. Setelah selesai, Nana menaruh ponselnya di atas meja.

"Lo ikut gak?"

"Apanya yang ikut gak?"

"Kemaren ada pengumuman, RPL mau ngadain study tour"

"Semua angkatan? Atau gimana?"

"Nggak, angkatan kita aja"

Kepala Nana mangut mangut, menyesap pop ice nya lagi sebelum kembali melontarkan pertanyaan.

"Kemana?"

"Jepang"

"Lah kok jauh? Kirain nggak sampe luar negri"

"Anak anak yang mau, ya lo tau sendiri gimana mereka, di kasih kesempatan nentuin tujuan eh pada ngelunjak"

Lagi, Nana mengangguk paham. Memang begitulah teman temannya, di kasih hati minta jantung. Dan herannya, kompak banget lagi kalau masalah lunjak melunjak seperti ini, mana Nana pun setuju lagi.

"Gak salah sih pilihan mereka"

"Hilih, lo sama aja"

Pemuda pemilih manik rusa itu pun memamerkan cengiran khasnya "emang lo gak setuju?"

"Gila lo, pake di tanya. Ya setuju lah"

"Yeu, bangke"

Lantas keduanya tertawa, heran juga sebenarnya kenapa begitu saja terdengar begitu lucu. Tapi begitu lah dua sekawan ini, hal kecil saja bisa membuat mereka ketawa terbahak-bahak, seperti melihat kaus kaki pak Rudi yang panjang sebelah saja, mereka menertawakannya 15 menit.















Double Say • NctDreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang