3. Loresia Rendi Feirley

1.6K 194 20
                                    

Loresia Rendi Feirley, anak ke dua Feirley itu sebenarnya punya sifat yang peka tapi ketutupan sama kurangnya stok kesabaran aja.

Reren juga penurut, kalau dia bisa maka dia akan menuruti apa pun perintah umi sama abi tanpa merasa keberatan. kecuali satu, yang ini~

"NANA BANGUN, KEBO BANGET ANJIR, HUDANG SATEH"

Iya, bangunin oknum bernama lengkap Nabihan Jeremy Feirley, ini merupakan pantangan yang cukup menguras energi, makanya reren paling malas kalau di suruh bangunin tu anak.

Bukan cuma reren sih, siapa pun bisa naik darah kalau di suruh bangunin nana.

Selain nana ada cacan juga, tapi tingkat kekeboan nana ini masih jauh di atas cacan. Reren kadang malah suka overthinking, takut nya tu anak malah kelewatan main di alam mimpinya, jadi biasanya sebelum ngebangunin, reren suka ngecek dulu nadinya, kalau masih ada baru deh dia melanjutkan aksinya.

Reren menyibakan selimut yang menutupi tubuh adik kembarnya itu "NABIHAN BANGUN" pekiknya kemudian

gak ada reaksi apapun, nana malah mengeratkan pelukannya pada guling

"NABIHAN JEREMY FEIRLEY, JANCOK BANGUN GAK LO" nahkan lolos juga kata kata mutiaranya, untung umi sama abi udah turun tadi, ya meski dia yakin teriakannya tetep kedengeran dari bawah.

Masih gak ada reaksi, reren menghela nafas kasar. Ini biasanya yang bangunin nana kan si jeje, tapi berhubung Jeje lagi di suruh umi yang reren gak tau di suruh apa, jadilah dia disuruh bangunin kebo yang satu ini.

Reren menggulung lengan bajunya, menggosok gosong telapak tangannya sebelum keduanya mendarat pada kedua kaki nana, reren menyeringai kemudian menarik nana sampai jatuh terduduk di lantai, ia buru buru menutup kedua telinganya sebelum~~

"UMIIIIIII"

Berhasil, si adik kembar akhirnya bangun. Reren gak bisa nahan tawanya melihat wajah nana, sungguh sebuah kesenangan baginya.

"Ngeyel sih, makanya buruan bangun, yang lain udah di bawah juga" titahnya tanpa memperdulikan nana yang mengaduh sakit pada pantatnya.

"Jahat banget lo ren, kalok gue buta begimana? Mau tanggung jawab lo?" Sewot nana sambil bangkit, tangannya masih mengelus pantatnya yang ngilu

"Idih cuma setengah meter juga, lebay amat hidup lo"

"Ya tetep aja lumayan, kampret, sakit ni"

"Ck berisik, buruan sana siap siap. Keburu siang nih, lo mau nyatuin subuh sama dhuha?!"

Nana mencebik namun tetap mengikuti apa yang reren katakan. Sementara itu reren turun lebih dulu. Sampai di bawah, ada umi yang berdiri di ujung tangga dengan segelas air di tangannya, umi terkekeh melihat wajah reren yang tertekuk.

"Nih" umi menyodorkan gelas itu pada reren, yang di terima kemudian di teguk hingga tandas.

"Capek ya?" Tanya umi, renjun mengangguk.

"Sama kok, gue juga" sahut Jeje santai, seraya berlalu dari dapur menuju musola, aih...reren gedek sendiri liat ekspresi mengejek jeje.

"Yang sabar ya" ucap cacan dari belakangnya, anak itu baru turun rupanya.

"Iyalah, sabar banget gue mah"

Cacan mencibir ucapan reren barusan, sementara umi hanya tertawa kecil sebelum memilih beranjak, meninggalkan reren dan cacan yang sudah ancang ancang adu mulut.

Tiada hari tanpa ribut, dimana pun kapanpun.













***

Double Say • NctDreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang