Ketiganya sunoo, Namjoon dan juga seokjin sedang berada di dalam lift, sebenernya sunoo agak gelisah karena perkataan jungwon tadi, ia berusaha mengesampingkan segala sesuatu yang memenuhi otaknya.
Seokjin menatap kearah sunoo, ia terlihat cukup gelisah dengan memelintir bajunya, dan keringat dingin yang keluar dari pelipisnya.
"Sunoo gak usah gelisah gitu, suntikan om gak sakit kok, jangan dengerin perkataan jungwon dia emang suka ngelebih lebihin", ujar seokjin, ia agak tidak tega melihat sunoo, memang jungwon seperti nya perlu di tutup mulut nya dengan lakban agar anak itu tidak banyak ngomong.
"Iya om", jawab sunoo tersenyum canggung.
Ting
Lift berhenti di lantai tiga rumah ini, saat keluar dari lift sunoo berdecak kagum karena di lantai ini sangat begitu elegan dengan warna putih dan abu-abu yang mendominasi, tidak seperti perkataan jungwon yang katanya seperti rumah sakit di film-film horor, lantai ini sangat jauh berbeda dari yang di katakan jungwon tadi, memang anak itu harus di lakban mulutnya.
Seokjin menuntun Namjoon dan sunoo kearah ruang kerjanya, saat sudah masuk seokjin memberitahu sunoo agar merebahkan dirinya di salah satu brankar di sana, tanpa ada perotesan sedikit pun sunoo langsung merebahkan dirinya di brankar, sekarang rasa takutnya bener-bener menghilang.
Seokjin yang sudah melihat sunoo tiduran segera memeriksanya sedangkan Namjoon ia duduk di salah satu sofa yang sudah di sediakan.
Seokjin menempelkan stetoskop di dada putih sunoo, ia mengangguk setelah mendengarkan detak jantung sunoo yang terasa sangat teratur, ia sangat senang kalau memeriksa pasien dan detak jantung pasiennya teratur, tidak tahu kenapa rasanya tenang saja mendengarkan itu, beda lagi kalau seokjin memeriksa keadaan jungwon ia selalu was-was.
Setelah puas memeriksa sunoo dengan mengunakan stetoskop, seokjin segera menurunkan kembali baju sunoo yang ia singkap tadi, "sunoo om mau bertanya, selama seminggu ini kamu udah berapa kali kambuh?, jawab yang jujur ya".
"Emm seinget sunoo selama seminggu ini baru kemarin sunoo kambuh, selain itu gak ada".
"Sunoo jujur kan sama om?".
"Iya om sunoo jujur kok, sunoo kan bukan jungwon".
"Haha iya om baru inget kamu bukan jungwon, maaf ya sunoo om sering di boongin sama jungwon jadi suka gak percaya", memang iya jungwon tuh suka sekali bohong masalah penyakitnya, kalau di tanya sakit apa enggak pasti jawabannya enggak, tapi nanti tiba-tiba jungwon pingsan begitu saja, dan ya bisa di tebak anak itu collapse, tapi sungguh seokjin sering sekali percaya kalau anak itu bilang kalau dirinya baik-baik saja, karena mau sesakit apapun rasanya jungwon akan tetap tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa.
Sedangkan itu jungwon yang sedang tiduran di sofa merasakan telinga nya yang sangat begitu gatal, ia merasa sedang di omongin, "kak sunghoon telinga adek gatel ih, tiupin adek males garuknya", sunghoon yang mendengar keluhan jungwon segera meletakkan ponselnya dan meniup telinga jungwon dan sedikit menggaruk nya.
Mari kita kembali kepada orang-orang di lantai tiga, pemeriksaan sunoo telah selesai sekarang, "jadi gimana?", Tanya Namjoon.
"Gak ada yang perlu di khawatirkan, cuma saya cuma mau bilang, sunoo jangan skip minum vitamin ya sama obat nya harus rutin diminum jangan di buang", ujar seokjin menatap ke arah sunoo yang mukanya sudah pucat pasi mendengar penuturan seokjin, ya sebenernya sunoo suka membuang obatnya, ia akan berpura-pura meminumnya di depan Taehyung dan kalau Taehyung sudah tidak melihat ke arahnya ia akan melepehkan obatnya kembali.
"Oh iya sebentar", seokjin bangkit dari duduknya dan menuju ke arah lemari kaca yang di sana sudah penuh dengan berbagai macam obat-obatan.
"Nih om kasih vitamin ya, yang ini buat penambah darah, dan satu lagi buat penambah imun tubuh", ujar seokjin memberikan dua kotak vitamin itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADEK
Novela Juvenilbagaimana keseharian sunoo, Jungwon dan juga Riki yang sangat rusuh. Ft heeseung, Jay, Jake, sunghoon.