Matahari sudah terbenam dan digantikan oleh bulan yang bulat sempurna, sedari tadi jungwon duduk di bangku taman rumahnya dengan kertas yang berada di kedua tangan nya, itu kertas izin untuk ikut perkemahan yang akan di adakan tidak lama lagi, ia benar-benar takut kalau tidak di perbolehkan untuk ikut oleh seokjin, mengingat ayah nya itu sangat overprotective.
Jungwon menghela nafasnya pelan dan bangkit dari duduk nya, sudah setengah jam yang lalu ia duduk di taman, sekarang ia sudah menetapkan hati nya untuk membujuk seokjin, walaupun awalnya ia sangat yakin kalau akan mendapatkan penolakan.
Dengan perlahan jungwon masuk kedalam rumah, sebenernya tadi ia diam-diam keluar untuk menghirup udara segar, kalau saja ayah nya tau ia keluar malam-malam tanpa memakai jaket sudah di pastikan ia sudah di periksa saat ini juga.
Ia menutup pintu dan berbalik badan, tapi saat itu juga ada Sunghoon yang sudah berdiri di belakangnya, jungwon yang melihat kakak nya itu langsung terjengit kaget, ia mengusap dada nya pelan untuk menetralkan jantung nya yang tiba-tiba saja berdetak ssangat cepat, "kakak ngapain di situ si, adek kaget tau", kesal jungwon.
Tanpa berbicara sedikitpun Sunghoon menarik tangan jungwon pelan menuju sofa dan ikut mengusap dada adik nya itu pelan, "sakit?", tanya Sunghoon, dan dibalas gelengan oleh jungwon.
"Ngapain di luar?, gak pake jaket lagi, kalau kamu masuk angin gimana".
"Adek ga papa kok kak, gak kedinginan juga, tadi adek mau menghirup udara luar aja".
"Kan bisa besok pagi dek, udara malam tuh gak bagus buat kesehatan kamu, mending kita ke ayah yuk, badan kamu dingin banget loh, udah kaya es".
"Ishh gak mauu, adek gak mau di periksa, orang adek ga papa".
"Kalo gak papa kenapa kamu keliatan takut gitu, cuma ketemu sama ayah doang kok".
"Kak adekk gakmauu ishhh jangan paksa-paksa adek", kesal jungwon dan langsung bangkit dari duduk nya meninggalkan kakak nya itu di ruang keluarga, bertepatan saat itu juga Seokjin baru saja turun menggunakan lift, jungwon yang tidak melihat jalan pun menabrak ayah nya itu yang membuat kertas yang berada di tangan nya jatuh.
Dengan cepat Seokjin mengambil kertas itu dan membacanya, "enggak", ucap nya tegas, jungwon yang mendengar itu menganga tidak percaya, padahal belum ia berucap sedikitpun tapi ia sudah mendapatkan penolakan.
"Ayah adek belum ngomong apa-apa", ujar jungwon dengan mata yang menatap Seokjin sengit.
"Kamu mau ikut perkemahan ini kan?, ayah gak izinin kamu ikut", ucap Seokjin dan merobek surat itu menjadi dua bagian dan membuangnya ketempat sampah, tidak mempedulikan jungwon yang sudah ingin menangis.
"Kenapa ayah jahat sama adek?", ujar jungwon pelan dengan tangan yang terkepal kuat.
"Kenapa ayah!!, adek udah besar, udah bisa jaga diri adek sendiri, ayah gak bisa ngelarang adek kayak gitu!!".
"Kenapa adek selalu di larang, sedangkan abang-abang yang lain boleh!?", lanjut jungwon, Seokjin membalikan badan nya dan menatap ke arah jungwon tajam, "karena kamu itu beda jeon jungwon, kamu gak bisa di samakan dengan yang lain, kamu itu istimewa buat ayah!", ujar Seokjin tak kalah emosi.
"Hiks ayah jahat sama adek, adek gak suka", langsung saja jungwon berlari menuju ke kamar nya, Seokjin yang sudah berdiri cukup jauh dari jungwon tidak bisa menahan nya dan hanya bisa menggelengkan kepala nya maklum.
"Ayah", panggil Sunghoon.
"Kenapa hmm", jawab Seokjin dengan senyum tipis yang menghiasi wajah tampan nya.
"Ga papa adek ikut, kan nanti kakak sama jake ikut juga, ayah gak perlu khawatir, kakak sama abang bisa kok jaga adek, kakak juga udah bisa nanganin adek kalo misalkan jantung nya nakal, jadi ayah gak perlu khawatir", bujuk Sunghoon, ia sebenernya tidak tega untuk meninggalkan jungwon.
![](https://img.wattpad.com/cover/281300339-288-k578696.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEK
Teen Fictionbagaimana keseharian sunoo, Jungwon dan juga Riki yang sangat rusuh. Ft heeseung, Jay, Jake, sunghoon.