FOURTEEN

2.3K 152 36
                                    

Sedari pagi-pagi sekali rumah NamJoon sudah diributkan oleh suara berisik dari ketiga pemuda yang berada di rumahnya, mereka semua sengaja menginap di tempat namjoon agar lebih mudah untuk berangkat keesokan harinya.

Sedangkan pemilik rumah hanya bisa terbengong melihat seluruh pemuda itu berjalan bolak-balik di depan nya, ia sudah memberitahu kan agar mempersiapkan semua kebutuhan untuk kemping tadi malam, hanya saja perintah nya itu tidak di dengar oleh keempat pemuda itu, dan lihatlah sekarang semuanya sedang mondar-mandir mencari barang yang belum masuk ke dalam tas.

"Papah, cemilan adek kok ilang satu!", ujar sunoo berteriak dari lantai dua, NamJoon memijat pelipis nya pelan, oh ayolah ini masih jam empat pagi, seharusnya ia masih memiliki waktu dua jam lagi untuk tidur.

"Cemilan yang mana dek", jawab NamJoon tidak kalah keras sembari menaiki tangga menuju lantai dua.

"Itu loh yang keripik kentang", ujar sunoo, NamJoon yang mendengar itu menatap sunoo tajam, "siapa yang suruh kamu makan cemilan kayak gitu, gak sehat", ucapnya dengan tangan yang sudah bertengger di pinggang.

"Hehe adek belinya yang original kok pah, lagian adek nanti juga bagi-bagi ke yang lain jadi adek gak makan sendiri", ujar sunoo memberikan alasan.

NamJoon menghela nafasnya pelan, "jangan makan banyak-banyak ya, nanti kamu batuk, terus sesak nafas", ujar NamJoon memberikan nasihat, sunoo menganggguk semangat dan segera pergi untuk mencari cemilan nya.

"Papah kaus kaki riki yang warna putih kok gak ada", ujar riki yang baru saja keluar dari kamar nya.

"Kalau gak ada pakai yang lain aja dek, kan masih banyak", ujar NamJoon, ia tahu persis kaus kaki yang mana, karena itu kaus kaki kesukaan riki dengan bordiran mobil-mobilan di sisinya.

"Ishh gak mau riki harus bawa yang itu pah", kesal riki, akhirnya NamJoon ngalah dan masuk kedalam kamarnya riki untuk mencari kaus kaki yang di maksud.

Ia mencari di dalam laci yang memang khusus untuk kaus kaki, sengaja NamJoon pisahkan mengingat riki anak yang sangat ceroboh, tapi walaupun begitu ia masih saja suka kehilangan barang, sebenernya bukan hilang hanya saja ia malasmencari nya, baru buka laci saja sudah di bilang tidak ada.

Belum lama NamJoon mencari ia sudah menemukan kaus kaki yang di maksud, ia memberikan kaus kaki itu dengan muka kesal nya, "ini apa?".

"Tadi gak ada pah, kaus kaki nya emang nakal, mau nya di cari sama papah hehe", ujar riki cengengesan, NamJoon lagi-lagi menghela nafasnya, "yaudah siapin semua barang kamu, jangan sampai ada yang ketinggalan, papah mau kebawah dulu", ujar NamJoon dan mengusap puncak kepala riki sayang.

NamJoon turun ke lantai satu, di sana sudah ada istrinya tercinta sedang menyiapkan sarapan, ia memeluknya dari belakang dan mencium pipi nya sekilas, "Anak-anak berisik banget, papah masih ngantuk", adunya.

Yuju mematikan kompor dan berbalik menghadap ke NamJoon, wajar saja suaminya ini sangat mengantuk mengingat ia baru bisa tertidur tengah malam tadi, "nikmatin aja dulu, kalau mereka udah pergi kemping kamu bisa peluk aku seharian", ujar yuju sedikit menghibur suaminya itu.

"Beneran?, hari ini aku gak ada jadwal, awas aja kamu kabur".

"Haha iya sayang, udah sana mending kamu bantuin anak-anak, jangan ganggu aku masak".

"Oke aku bantuin anak-anak dulu, masak nya hati-hati ya jangan sampai ada yang luka", ujar NamJoon dan segera pergi ke lantai dua.

Baru saja ia sampai di lantai dua bahkan baru satu kakinya yang menapak sudah ada teriakan yang memanggil namanya. "Papah!!, tas kakak gak bisa ketutup", ujar heeseung dari dalam kamarnya.

ADEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang