ELEVEN

1.8K 166 17
                                    

Sekarang sunoo, jungwon dan riki sudah duduk manis di meja kantin yang biasanya di duduki oleh kakak-kakak nya, seperti biasa mereka akan menjadi pusat perhatian, dan sesekali ada yang melayangkan cibiran sinis kepada ketiganya apalagi sekarang kakak mereka belum ada yang datang, tapi ketiga anak ayam itu tidak mempedulikan nya dan terkesan bodo amat, kalau kata riki mah 'biarin aja, nanti juga cape sendiri', ya begitu lah, untung ketiga nya bukan orang baperan yang terlalu memasuki ke hati omongan orang.

Ketiga anak itu sibuk bercanda, dan membicarakan sesuatu hal yang mereka anggap lucu, tanpa mereka sadari ada empat siswi yang mendekati nya.

Brakk

Salah satu siswi itu menggebrak meja kencang, ketiga nya terlonjak kaget akan hal itu, mereka benar-benar tidak menyangka kalau para siswi itu akan berani seperti ini, karena walaupun ketiga nya tahu kalau di sini banyak yang tidak suka kepada nya tetap saja para siswi itu tidak akan berani mendekati.

Jungwon meremat dada nya kencang, ia memegang tangan riki untuk menyalurkan rasa sakit nya ke sana.

"Sa-kit rik, nu", ujar jungwon lirih.

"Astaga, coba ikuti sunoo ya, tarik nafas buang", intruksi sunoo, jungwon mengikuti intruksi itu sampai pernafasan nya berangsur normal dan rasa sakit nya perlahan menghilang, walaupun masih terasa sakit saat ia menarik nafas nya panjang.

Setelah itu sunoo memberikan sebotol minuman dan memberikan nya kepada jungwon, "kamu bawa obat gak won?", tanya sunoo.

"Enggak, semuanya kak Sunghoon yang bawa", jawab jungwon pelan.

"Yaudah aku panggil kak Sunghoon nya ya sekarang, sebentar kamu tunggu di sini", saat sunoo bangkit tangan nya langsung di tahan oleh jungwon, ia menggeleng pelan dan menarik sunoo kembali untuk duduk.

"Jangan, aku baru masuk hari ini, aku gak mau kalau harus masuk rumah sakit lagi, jangan ya nu, untuk kali ini aja", ujar jungwon memohon.

"Tapi kamu nya bener-bener gak papa. Kan", ucap sunoo memastikan, jungwon mengangguk semangat dengan senyuman yang mengembang.

Saat sunoo sibuk mengurus jungwon, riki berdiri dan menatap keempat siswi itu tajam, ia mendorong pelan orang yang memukul meja tadi, "maksud lo apa", ucap riki nyalang, masa bodoh kalau orang di depan nya ini adalah kakak kelas, karena kakak kelas seperti ini tidak pantas di hormati.

"Cih pantesan aja Sunghoon, jake, jay sama kak heeseung gak punya waktu sama sekali, ternyata mereka ngurus adek penyakitan kayak gini", ucap siswi itu sembari melihat jungwon yang masih di tenangkan oleh sunoo.

"Lo kalau gak tau apa-apa diem deh", kesal riki, ingin sekali ia meninju muka tebal di depan nya, tapi ia masih sadar kalau orang di depan nya adalah seorang wanita.

"Aturan kalian bertiga tuh sadar, kalau kalian tuh ngerepotin, kak heeseung, Sunghoon, jake, jay gak bisa main gara-gara kalian, setidaknya kalau penyakitan rasain aja sendiri, jangan ngerepotin orang", ujar siswi itu sarkas, jujur kali ini ketiga nya cukup sakit hati mendengar nya.

Baru riki ingin membalasnya sudah ada suara ricuh dari pintu masuk kantin, "besok gw mau ngajak kak heeseung jalan, jadi jangan halangi kak heeseung untuk jalan sama gw, kalo rencana gw besok gak berhasil, gw gak segan-segan buat main kasar sama lo dan saudara lo yang penyakitan itu", ujar nya tepat di kuping riki, dan langsung pergi menjauh.

Riki terkekeh sinis, ia menatap kedua teman nya itu dan mereka pun juga ikut tersenyum, "kalian tau kan, kita besok harus apa?", tanya riki, kedua nya mengangguk semangat dengan senyuman yang sedikit mencurigakan.

Mereka menetralkan mimik muka nya setelah keempat kakak mereka sudah sampai di meja yang mereka duduki.

Segera Sunghoon mengeluarkan bekal milik jungwon dan memberikan kepada adik nya itu, sunoo dan riki pun melakukan hal yang sama.

ADEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang