FOUR

2.3K 209 21
                                    

Sekarang jungwon, sunoo dan juga Riki sedang membersihkan bukunya setelah guru yang mengajar di depan berpamitan untuk undur diri, hari ini mereka pulang cepat karena para guru ada urusan yang harus mereka omongkan, sebenernya hanya satu jam sebelum jam mereka pulang saja yang di potong, jadi waktu mereka untuk kabur dan kembali lagi tidak terlalu lama.

"Ayo guys cepetan, nanti keburu para kakak laknat itu Dateng", ujar Riki, sunoo dan jungwon mengangguk dan segera mempercepat pergerakannya.

Setelah semuanya siap, ketiganya segera pergi secara diam-diam meninggalkan area sekolah, mereka takut salah satu kakak nya melihat mereka keluar, tapi saat baru saja sampai gerbang, jalan mereka dihalangi oleh satpam di sana, ketiganya hanya bisa mengernyit heran melihat satpam yang membuka tangan nya melarang ketiganya keluar.

"Ada apa ya pak?", Tanya sunoo polos.

"Maaf ya nak, tadi bapak di perintahkan nak heeseung kalau ketemu kalian keluar dari area sekolah jangan di biarin, kalian di suruh menunggu di ruangan yang telah di siapkan", ujar satpam itu tegas, ketiganya menghela nafasnya kesal, mereka baru ingat kalau heeseung itu tahu segalanya, walaupun ia ketua OSIS di SMA tapi terkadang ia juga tahu informasi di SMP.

"Pak kita cuma mau ke toko ice cream di Depan kok, habis itu balik lagi", elak Riki mencoba membujuk satpam yang memiliki perut buncit di depan nya, tapi setelah di berikan bujukan seperti itu pun satpam itu tetap menggeleng tegas.

"Silahkan masuk kembali kedalam nak, kalau kalian ketahuan kabur pekerjaan saya bisa saja terancam", ucap satpam itu sendu, ketiganya pun merasa kasihan melihat satpam itu, kalau saja mereka tidak memiliki hati nurani mungkin mereka sudah berlari kabur, tapi mereka tidak mau bapak di depannya ini kehilangan pekerjaannya, apalagi sekarang lagi susah sekali mencari pekerjaan.

"Maafin kita ya pak, kita pergi masuk dulu", ujar jungwon membungkukan badannya tanda kalau ia menghormati orang yang lebih tua di depan nya, bukan hanya jungwon saja, Riki dan sunoo pun ikut membungkukan badannya, setelah itu mereka kembali ke kelas untuk merencanakan sesuatu.

"Jadi ini kita harus gimana, waktu kita udah kepotong sepuluh menit", ujar jungwon, setelah mereka duduk di bangku di depan kelas mereka.

"Gimana kalau kita manjat tembok belakang aja, yang Deket tempat sampah tembok nya gak terlalu tinggi, kayaknya kurang lebih cuma satu setengah meter", usul Riki dan di balas anggukan semangat oleh jungwon, kecuali sunoo yang mukanya sudah sangat panik, ia sangat takut kalau harus memanjat seperti itu, karena waktu dulu ia pernah terjatuh dari pohon untung pohon nya belum terlalu besar jadi sunoo hanya mendapatkan cedera ringan saja.

"jangan aneh-aneh deh, udah di sini aja, kan makan cilok pedes nya bisa besok atau di lain waktu", ujar sunoo.

"Sunoo kita udah pengen banget cilok itu dari satu bulan yang lalu, hari ini adalah hari yang tepat sun, jarang-jarang banget kita pulang cepet", ujar Riki memberikan pengertian.

"Iya sih, tapi gua takut manjat nya", ujar sunoo melengkungkan bibir nya kebawah, sungguh ia sangat begitu takut.

"Udah Lo tenang aja, nanti gua bantuin sama uwon", ujar Riki menenangkan, akhirnya sunoo mengangguk dan ketiganya pun segera pergi ke belakang sekolah yang jarang sekali di lalui oleh orang-orang.

Saat sudah sampai di belakang sekolah, ketiganya menatap tembok yang ternyata cukup tinggi dengan badan mereka yang terbilang pendek karena belum masuk masa pubertas, mereka Kira tinggi tembok itu hanya sampai selehernya tapi ternyata tembok itu tinggi nya sampai sekepalanya.

"Tuh kan tembok nya tinggi banget, mending kita balik aja yuk", ujar sunoo masih berusaha membujuk kedua anak nakal itu.

"Udah tenang aja, sini naik ke pundak gua", sunoo hanya bisa menurut dan segera naik ke pundak Riki, dengan gampangnya Riki berdiri dan menyuruh sunoo untuk duduk di tembok pembatas sembari menunggu dirinya naik.

ADEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang