"Jadi bisa di jelaskan kenapa adek kita bisa kesesat seperti itu?", tanya heeseung kepada kedua perempuan yang berjaga di pos terakhir.
Mereka tidak menjawab pertanyaan heeseung dan tetap menundukkan kepala nya sembari meneteskan air mata.
"Kenapa nangis?, kita cuma mau minta kejelasan aja, kalau kalian gak salah kenapa kalian setakut ini", tanya heeseung mengintimidasi, jadi sebelum ia menginterogasi kedua perempuan ini ia bertanya terlebih dahulu cerita sebenernya ke para adik.
"Hiks kita gak tau kak hiks kenapa adik-adik kalian bisa tersesat, kita udah ngasih petunjuk yang benar ke mereka hiks", ucap salah satu nya, heeseung tersenyum miring dan mendekati kedua perempuan itu.
"Kalian gak berusaha membohongi saya kan?, saya bisa aja loh mengeluarkan kalian dari sekolah malem ini juga", ujar heeseung terkekeh sinis.
"Kita jujur kak".
"Saya beri satu kesempatan lagi, ceritakan yang sebenernya".
"Gak ada lagi yang perlu di ceritakan kak".
"Baiklah, jay bisa tolong telfon papah, lo tau kan apa yang harus lo lakuin", ujar heeseung, jay tersenyum tipis dan mengangguk.
Segera ia menelfon papah nya, setelah berdiskusi dan memberikan apa yang terjadi akhirnya papah nya setuju untuk memberikan peringatan terlebih dahulu, karena sangat tidak mungkin mereka langsung mengeluarkan nya.
"Ini kesempatan terakhir buat kalian berdua, jangan coba-coba lagi menyentuh atau menyelakai adik kita lagi", ujar heeseung dan langsung pergi untuk menemui kedua adik nya yang berada di tenda diikuti oleh jay di belakangnya.
Sedangkan jake yang sedari tadi diam segera mendekati kedua perempuan itu, ia sedikit menundukkan badan nya dan menatap tajam keduanya, "gue gak akan mandang lo cewek lagi kalo misalkan adik gue kenapa-kenapa, ngerti?".
"Ngerti jake, maafin kita".
"Bagus", ujar jake dan ikut pergi diikuti oleh Sunghoon, sebenernya Sunghoon sudah benar-benar emosi, bahkan ingin sekali ia mencakar muka yang tidak terlihat berdosa itu, walaupun ia hanya diam tapi ia melihat seluruh raut muka kedua perempuan itu, sesekali keduanya tersenyum tipis seperti puas akan sesuatu, Sunghoon tahu sekali kalau keduanya tidak benar-benar menyesal.
Heeseung dan jay masuk ke dalam tenda, di dalam ada sunoo yang sudah tertidur dan riki yang tidak tahu kenapa terus meringis ke sakitan karena luka di lengan dan perut nya.
"Sakit banget dek?", tanya heeseung khawatir, riki menatap kakak nya dengan pandangan yang berkaca-kaca dan langsung memeluk nya, sebenernya riki nih tipe yang tidak terlalu bisa menahan sakit, walaupun pun tampilan nya seperti bocah kematian tapi tidak dengan dalam nya yang gampang sekali rapuh.
"Sakit kak hiks", ucap riki sesegukan, padahal saat ia baru terluka tadi rasanya tidak semenyakitkan ini tapi setelah di bersihkan dan dikasih obat luka nya terasa sangat sakit.
"Adek bobo aja ya biar rasa sakit nya gak terlalu terasa", ucap heeseung sembari mengusap punggung riki yang cukup bergetar karena menangis.
"Hiks gak hiks bisa".
"Yaudah ayo boboan dulu, nanti kakak usap-usap ya", ujar heeseung, riki mengangguk dan segera merebahkan badannya, heeseung pun ikut berbaring di sebelah riki dan mengusap pelan perut riki, ia berusaha memberikan kenyamanan dan ketenangan.
Setelah beberapa saat riki telah tertidur nyenyak, heeseung bangkit secara perlahan agar tidak mengganggu riki tidur, "jay lo jaga di sini aja ya, gue mau lihat keadaan di luar dulu, kalo ada apa-apa langsung hubungi gue ya".

KAMU SEDANG MEMBACA
ADEK
Roman pour Adolescentsbagaimana keseharian sunoo, Jungwon dan juga Riki yang sangat rusuh. Ft heeseung, Jay, Jake, sunghoon.