Extra Chapter 4

1.9K 226 47
                                    

Extra Chapter 4

“AN RU?!”

Ekspresi terkejut Lan Guang sangat kontras dengan ekspresi tenang dari pemuda berambut perak di depannya. Bagaimana bisa An Ru berada di hadapannya? Apa yang terjadi? Bukan kah An Ru telah mati? Lan Guang menoleh ke kiri dan kanan dengan panik. Ini bukan ruang bawah tanah dan Lan Guang tidak tahu mengapa dia bisa berakhir di tempat ini. Apa yang harus dia lakukan untuk keluar dari tempat ini?

“Aku sangat ingin bertemu denganmu, Lan Guang.” An Ru berkata dengan ceria. Dia tersenyum ramah dan menepuk-nepuk tempat di sisi nya. Seolah menyuruh Lan Guang untuk datang dan duduk dengannya di bawah pohon persik tersebut.

Lan Guang tertawa canggung dan perlahan mendekat. Walau dia sangat ingin keluar dari tempat ini, dia tak tahu bagaimana cara untuk keluar. Saat dia duduk di sisi An Ru, dia bisa mendengar pemuda itu sedang menyandungkan lagu dan tangannya memunguti kelopak bunga persik yang bertebaran di tanah. Entah mengapa ini malah mengingatkan Lan Guang akan masa kecilnya.

“Kau tahu.. sudah lama aku menantikan saat ini. Ternyata Lan Guang lebih cantik dari yang aku bayangkan. Bahkan aku sendiri merasa kalah.” An Ru berkata. Tentu saja Lan Guang hanya dapat membalas dengan tawa canggung. Bagaimana dia bisa disamakan dengan An Ru yang telah menjadi lagenda karena kecantikannya?!

Pemuda di sisinya memiliki rambut perak panjang yang sangat mencolok, dua bola mata emas yang jernih dan indah, kulit perak halus seperti giok mahal, bibir merah ranum yang membuat tampilannya nampak sensual namun polos pada saat yang bersamaan, hidung kecil dan jika memperhatikan dengan jelas ada tahi lalat kecil pada kelopak mata kanannya. Bulu mata An Ru panjang dan lentik, setiap kali dia berkedip seolah bulu matanya ikut bergoyang. Dengan kata apa lagi Lan Guang bisa menggambarkan An Ru? Dia begitu cantik namun merasa tersaingi dengan dirinya?!

Sudahlah, Lan Guang tak dapat memahami pikiran seseorang yang telah hidup ribuan tahun lalu.

Lalu Lan Guang tersadar akan satu hal dan menatap An Ru dengan tatapan aneh, “Bagaimana kau mengetahui namaku?”

Saat itu, An Ru tak segera menjawab pertanyaannya. Dia tertawa dengan ringan. Kedua matanya menyipit menjadi bulan sabit. Sangat cantik.

“Tentu saja aku mengenal Lan Guang.” An Ru nampak sangat percaya diri. Entah mengapa ini malah memberikan tampilan kekanakan dan sama sekali tidak mengganggu, “Karena aku adalah dirimu dan kau adalah aku.”

Lan Guang tak tahu ekspresi macam apa yang dia tampilkan. Tetapi dia yakin jika wajahnya nampak sangat konyol saat ini. Dia berkedip berkali-kali seolah memastikan dia tidak salah mengartikan apa yang dikatakan An Ru. Seolah bisa menebak reaksi Lan Guang, An Ru kembali tergelak. Dia memegangi perutnya bahkan ada setitik air mata lolos dari matanya.

“Lan Guang sangat lucu. Aku sangat menyukaimu.” Kata An Ru setelah berhasil menenangkan tawa nya. Dia menghapus air mata yang keluar dari matanya dengan santai.

“Sebenarnya tak dapat dikatakan demikian. Tetapi menurutku lebih mudah dimengerti seperti itu. Singkatnya, Lan Guang adalah reinkarnasi ku.”

“Hah?”

“Aku juga tak begitu paham. Bagaimanapun aku tak begitu pandai dalam hal-hal seperti ini. Shi Xian yang paling paham tentang ini.” An Ru berkata. Bagian terakhir kalimatnya dikatakan lebih pelan. Seolah dia sedang berkata pada dirinya sendiri. Kemudian dia menatap Lan Guang dengan mata berbinar-binar.

“Apakah tak ada yang mau kau tanyakan padaku?” An Ru mengatakannya dengan sangat bersemangat. Raut wajahnya seolah mengatakan pada Lan Guang untuk mengajukan pertanyaan padanya. Lan Guang benar-benar tak mengerti pemikiran An Ru.

Bluebells (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang