Extra Chapter 5: Ending

517 57 7
                                    

Merencanakan perjalanan terbukti jauh lebih merepotkan dibanding membicarakannya. Meski semua pengaturan Lan Guang serahkan pada Zhang Junda, hal itu tetap tidak membuatnya merasa perencanaan ini jauh lebih mudah. Mereka harus mulai memutuskan kemana tujuan mereka lalu apa yang akan mereka lakukan di tempat tersebut. Belum lagi menentukan berapa lama mereka akan melakukan perjalanan mereka. Ditambah dengan tanggung jawab Zhang Junda sebagai pemilik Paviliun Persik dan Pemimpin Dunia Iblis. Semua begitu merepotkan sampai terkadang Lan Guang hanya ingin menyerah dengan impiannya dan bersantai di kamar.

Padahal dia tak merasa sesulit ini saat pertama kali bertualang. Mungkin karena saat itu dia hanya seorang diri dan tujuannya hanya untuk mempelajari banyak hal juga melihat dunia luar. Yang membuatnya tak peduli kemana dia pergi atau berapa lama dia menjelajah.

Namun sekarang dia akan ditemani dengan Zhang Junda—pasangannya. Ini membuat Lan Guang tak ingin perjalanan mereka hanya menjadi perjalanan biasa-biasa saja. Padahal Zhang Junda sudah meyakinkannya jika mereka akan melakukan apapun yang Lan Guang inginkan. Tetap saja Lan Guang tak bisa tidak merasa bersalah karenanya. Zhang Junda terlalu memanjakannya, terlalu mau menuruti apa yang Lan Guang katakan sampai kadang dia mengabaikan perasaannya sendiri. Lan Guang tak mau menjadi bajingan egois yang hanya akan menikmati perjalanan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan apa keinginan Zhang Junda.

Lagi pula mereka sudah menikah, 'kan? Bukankah mereka seharusnya saling berbagi satu sama lain? Lan Guang hanya mau membagi kebahagiaannya bersama Zhang Junda. Dia ingin Zhang Junda juga menikmati perjalanan mereka. Dan lagi Zhang Junda pernah mengatakan jika dia juga memiliki impian yang sama dengannya sewaktu kecil bukan?

"Kurasa lebih baik kita pergi ke bagian timur terlebih dahulu. Aku pernah mendengar banyak hal menarik disana. Kau pasti menyukainya." Zhang Junda menyarankan.

"Itu ide yang bagus. Tetapi apa kau juga akan menyukainya?"

Zhang Junda memiringkan kepalanya, terlihat bingung akan pertanyaan yang Lan Guang ajukan. "Mengapa bertanya tentang itu?" dia bertanya.

Sudut bibir Lan Guang sedikit berkedut. "Ini adalah perjalanan kita berdua. Sudah sewajarnya kita sama-sama menikmati perjalanan kita dan bukan hanya aku."

Yang membuat Lan Guang bertambah kesal adalah Zhang Junda berani untuk tertawa setelah Lan Guang menjawab pertanyaannya. Iblis itu terlihat geli saat menatap Lan Guang sebelum dia meninggalkan apapun yang telah dia lakukan sejak tadi dan beranjak ke arah Lan Guang. Iblis itu meraih tangan Lan Guang dan memberikan ciuman lembut pada punggung tangannya.

"Kemanapun aku pergi bersamamu, aku akan selalu menikmatinya. Bahkan pergi ke neraka terdalam pun akan terasa seperti berjalan-jalan di taman yang indah selama bersamamu."

Tanpa sadar Lan Guang mencemoh kata-kata Zhang Junda untuk menutupi malu yang menjalari dirinya. Seharusnya dia sudah merasa terbiasa dengan Zhang Junda yang bermulut manis, tetapi nyatanya dia tidak. Setiap kali Zhang Junda menatapnya dengan mata penuh cinta dan pemujaan bersama dengan keluarnya kata-kata manis dari mulut iblis tersebut, Lan Guang tak bisa membantu tetapi merasa sangat bahagia juga malu di saat yang bersamaan. Dia tak akan pernah membayangkan di dalam hidupnya akan menjadi seperti ini di hadapan orang yang dia cintai. Dia pikir dia akan menjadi lebih seperti Ibunya yang suka menggoda dan berkata-kata manis, nyatanya dia tidak demikian. Bahkan Ayahnya jauh lebih tahan dibanding dirinya.

"Kau tak perlu khawatir aku tak menikmati perjalanan kita. Seperti yang aku katakan, aku akan selalu menikmati saat yang aku habiskan disisimu. Pikirkan saja kemana kau ingin pergi dan kita akan pergi menjelajahi tempat itu bersama-sama."

"Tidak." Lan Guang menggelengkan kepalanya. "Ini tidak boleh seperti ini. Kau pernah berkata kau juga memiliki impian untuk menjelajah juga, sama sepertiku. Dan ya, aku tahu kau memiliki impian itu sudah lama dan kau pasti sudah menjelajah ke banyak tempat sekarang, tetapi apa tak ada tempat yang benar-benar kau inginkan? Sebuah tempat yang pertama kali kau pikirkan saat aku mengusulkan agar kita pergi bertualang bersama."

Bluebells (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang