Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
♾♾♾
Beberapa bulan kemudian.
Gadis itu terlibat perkelahian dengan seorang pria. Dengan gerakan gesit dan lincah, Brianna berusaha menendang dan memberikan pukulan pada lawannya.
Lawan Brianna pun tidak menahan diri untuk memberikan pukulan pada gadis di hadapannya.
"Akhh." Pekik Brianna sambil memegangi perutnya yang baru saja terkena pukulan dari lawan.
Brianna menegakkan tubuh, memundurkan langkahnya kemudian memasang kuda-kuda. Tidak lama, Brianna berteriak dan mengarahkan pukulan serta tendangan pada lawannya.
Tidak ada yang mau mengalah, keduanya kembali terlibat pertarungan sengit. Brianna terus menghindari pukulan dan tendangan yang di tujukan padanya.
Brianna Lengah, ia terhuyung setelah mendapatkan tendangan pada perutnya.
"Awwh...," Pekik kesakitan dari Brianna. Ia menundukkan tubuh, sambil memegangi perutnya yang sekarang bergejolak karena merasa mual.
"Cukup." Jenderal Adnan yang sedari tadi menjadi penonton terdengar bersuara.
Chris yang menjadi lawan Brianna menepuk pundak Brianna, "Sudah lumayan."
"Uncle, tanggung jawab! Perutku mual!" Ujar Brianna dengan nada merintih menahan sakit.
"Nanti aku traktir es krim." Celetuk Chris.
Brianna menatap Chris sembari mendengus. "Aku bukan anak kecil, Uncle."
Chris hanya mengulum senyum mendapati wajah masam Brianna.
Brianna berjalan mendekati Jenderal Adnan, masih memegangi perutnya.
"Jenderal, saya kembali ke markas." Chris berpamitan tidak lupa memberi salam hormat pada Jenderal Adnan.
Jenderal Adnan mengangguk untuk mengiyakan. Chris adalah salah satu anggota yang ia perintahkan untuk melatih Brianna selama beberapa bulan belakangan ini.
Brianna duduk di dekat Jenderal Adnan, menyandarkan punggungnya ke kursi sambil mengusap peluh keringat dengan handuk kecil.
Brianna dapat beradaptasi dengan mudah setelah Jenderal Adnan dan Amanda mengajaknya pindah kemari. Hampir setiap hari Brianna mendapatkan pelatihan, ini sesuai permintaan Jenderal Adnan agar ia dapat menjaga keselamatan dirinya sendiri, ia pun juga tidak keberatan mendapatkan pelatihan ini.
"Kau masih kurang berkonsentrasi saat menerima serangan, Brianna. Tempo seranganmu pada lawan juga masih lamban." Komentar Jenderal Adnan.
"Iya, Jenderal. Saya akan berusaha lebih giat lagi." Jawab Brianna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double B
RomanceEntah kehidupan kedua atau penglihatan yang diberikan Tuhan padanya, ia menghindari kematian, berjanji akan membalas semua kepedihan yang pernah ia dapatkan. Secara kebetulan, Brianna dipertemukan dengan pasangan suami istri yang benar-benar tulus...