Chapter 46 : Hotel?

61.9K 8K 154
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Bola mata indah itu terbuka, Brianna mengerjap beberapa kali, menyesuaikan cahaya yang menusuk ke dalam manik matanya. Ia menyeret tubuhnya untuk bersandar pada kepala ranjang, tangannya terulur memukul-mukul kepala— merasakan pening yang masih tertinggal.

Setelah kesadarannya terkumpul, ia mengedarkan pandangan ke sekitar sambil mengingat kejadian terakhir yang membuatnya tidak sadarkan diri.

Kamar hotel.

Refleks, Brianna menurunkan pandangan. Mata Brianna membulat karena ia sudah berganti pakaian, tidak lagi memakai pakaian penari seperti terakhir ia kenakan. Tangannya meraba-raba tubuhnya sendiri, ia memakai kemeja pria saat ini.

Mata Brianna kembali membola, ada beberapa hickey di atas dadanya— tanda merah jejak percintaan yang begitu kontras dengan kulit putihnya.

Ceklek....

Pintu kamar mandi terbuka. Seketika Brianna menghembukan napas— menatap bengis pria yang kini bertelanjang dada usai membersihkan diri. Ia kesal karena pria itu sudah membuatnya tidak sadarkan diri semalam.

Brianna bangkit dari posisinya, berjalan menghampiri pria yang kini juga mengarah padanya sambil mengeringkan rambut dengan handuk— jangan lupakan pria itu juga sedang menatapnya dengan sejuta ekspresi.

Tangan Brianna melayang ke wajah pria itu, namun dapat di tangkis dengan mudah. Brianna kembali memberikan pukulan bertubi-tubi, ia tidak terima karena pria sialan ini telah membuatnya tidak sadarkan diri.

Brianna menarik sudut bibir karena berhasil menendang perut lawannya, kini lawannya terhuyung beberapa langkah sambil menunduk— meringis sambil memegangi perut.

Pria itu menatap kesal, ia sudah membayar 10 miliar namun wanita ini justru membuatnya berolah raga pagi-pagi begini. Ia menegakkan tubuh, meregangkan kepala ke kanan dan ke kiri.

Keduanya terlibat pertarungan kembali, saling memukul dan menendang— saling menangkis dan menghindar serangan lawan. Tidak ada yang mengalah di antara mereka.

Pria itu dengan kecerdikannya menemukan kelemahan lawannya. Ia menyentak kasar kemeja lawannya.

Brianna memukul wajah pria sialan yang hampir menelanjanginya. Ia membalikkan badan seraya memegang erat kemeja yang ia kenakan, dua kancing teratas sudah terlepas dari sana.

Senyum sinis Brianna layangkan untuk lawannya. Akibat pukulannya barusan, sudut bibir pria itu sedikit robek dan mengeluarkan darah.

Double BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang