Chapter 52 : Grave

54.6K 7.7K 238
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Brianna duduk diranjang dengan kaki menggantung. Seorang perawat sedang menjahit lengan atasnya— luka tergores peluru yang disebabkan Edwin.

Brianna menatap geli pada Blue. Calon suaminya tersebut sedang duduk, menyembunyikan wajah— tangan Blue memegang erat pahanya.

Blue tidak tega melihat dirinya terluka hingga mendapat jahitan seperti sekarang.

"Sudah kubilang untuk berhati-hati. Kau menemuiku dengan berdarah-darah." Ujar Blue masih dalam posisi yang sama.

Blue memang tidak memiliki phobia pada darah, tapi jika melihat Brianna yang berdarah— rasanya berbeda. Ia seakan ikut merasakan sakit yang Brianna alami.

"Hanya lenganku yang tergores, kenapa kau jadi melankolis seperti ini." Balas Brianna.

Perawat berpamitan usai melakukan tugasnya— kini luka Brianna sudah selesai dijahit dan dibalut dengan perban.

"Blue...," Panggil Brianna agar Blue menghadap padanya.

Perlahan, Blue menegakkan tubuh— menyugar rambut ke belakang. "Sudah selesai?" Ia melirik lengan Brianna.

Mata Brianna menyipit, "Kau menangis?" Tanyanya pada Blue.

Blue tidak menjawab pertanyaan Brianna. "Lain kali jangan terluka lagi."

"Peluru itu hanya menyerempet lenganku. Ini tidak sakit, sungguh." Balas Brianna, mencoba meredakan kekhawatiran dan keresahan Blue.

"Bagaimana jika mengenai tubuhmu yang lain?" Blue menghela napas, "Membayangkannya saja membuatku sesak."

Brianna tersenyum tipis, "Jangan dibayangkan. Maaf, sudah membuatmu khawatir." Tangannya terulur mengusap pipi Blue.

"Takut bukan khawatir." Blue membenarkan.

"Baiklah, maaf sudah membuatmu takut." Brianna meralat perkataannya.

Brianna memaklumi kecemasan Blue yang tergolong berlebihan ini. Ini pertanda jika Blue sangat mencintainya karena takut kehilangan dirinya.

Blue bangkit, meletakkan jaket ke tubuh atas Brianna karena wanita ini hanya mengenakan dalaman. Mungkin hoodie sebelumnya sudah dibuang karena berlumur darah.

"Ayo." Blue mengajak Brianna kembali ke hotel.

Keduanya berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Blue merangkul— meletakkan tangan ke pinggang Brianna.

Double BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang