Chapter 38 : Hate This Situation

62K 8.8K 70
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Ketidaknyamanan yang Brianna rasakan belum mereda setelah kejadian di club dua hari lalu. Brianna sudah mengirim pesan dan menelepon Blue tapi tidak mendapatkan balasan.

Brianna juga sudah mendatangi apartemen Blue, tangannya hingga kebas memencet bell tapi tidak dibukakan pintu oleh Blue. Tidak sampai disitu, Brianna mendatangi kantor Blue tapi asisten Blue yang bernama Ian berkata jika Blue sedang sibuk.

Blue jelas marah padanya. Pikiran Brianna berkecamuk, ia tidak bisa menelaah— kenapa dirinya harus gusar ketika Blue marah? Kenapa ia merasa kehilangan saat Blue tidak lagi gencar mendekatinya? Padahal sebelumnya, setiap hari pria itu tidak pernah absen mengiriminya pesan dan meneleponnya.

Apa dirinya telah jatuh cinta pada Blue? Brianna nyaman dengan kedekatannya bersama Blue selama ini. Jika Brianna tidak memiliki perasaan apapun pada Blue, ia hanya perlu menjalani hari-hari seperti biasanya— bukan justru merasa muram karena tidak ingin Blue marah padanya. Ia benci berada di situasi seperti ini.

Jenderal Adnan dan Amanda saling berpandangan, bertanya-tanya karena dua hari ini Brianna terlihat tidak bersemangat.

"Brianna...?" Ini adalah panggilan Amanda yang kedua kalinya. Ia menggoyangkan pelan lengan Brianna.

Brianna menyudahi lamunannya. "Kenapa, Ma?"

"Makan." Amanda mengedikkan dagu ke piring Brianna.

Brianna meletakkan sendok garpunya, "Aku sudah kenyang," Ia melihat jam di pergelangan tangannya. "Aku harus ke markas sekarang."

Sebelum berangkat, Brianna berpamitan pada Jenderal Adnan dan Amanda.

"Kenapa anak itu..?" Gumam Amanda setelah Brianna pergi.

"Mungkin karena prahara cinta." Jenderal Adnan menyampaikan pendapat.

"Anak Jillian?" Sahut Amanda. Suaminya sudah bercerita jika tempo lalu Blue berkunjung ke rumahnya. Sayang sekali saat itu ia tidak berada di rumah.

Jenderal Adnan mengangguk sambil menyendokkan makanan ke mulutnya.

"Apa Brianna mencintai pria itu?" Orang yang di maksud Amanda adalah Blue.

"Jika tidak mencintai, Brianna tidak akan seperti itu." Jawab Jenderal Adnan.

"Benar juga." Amanda tau jika Brianna selalu bersemangat dalam segala hal. Tidak ada alasan lain yang membuat Brianna terlihat lemah lesu seperti memiliki beban pikiran, selain permasalahan cinta tentunya.

Double BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang