Jangan lupa vote 😚
Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥
•
•Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
♾♾♾
Matahari hampir sepenuhnya tenggelam, rombongan Blue dan lainnya masih belum menemukan keberadaan Brianna.
"Tuan, sepertinya kita akan bermalam disini." Tutur Ian pada Blue.
Blue mengedarkan pandangan, prajurit yang di siapkan Jenderal Adnan sedang mendirikan tenda sekarang. Tidak ada pilihan lain kecuali bermalam dihutan ini. Untuk keluar dari sini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 jam berjalan kaki.
Blue duduk di batang pohon tumbang, mencuri dengar obrolan pria bernama Chris serta prajurit lain. Malam ini pencarian akan terus dilanjutkan, tapi akan dilakukan bergantian. Hal itu dikarenakan, darah yang sedari tadi mereka ikuti akan hilang jika tiba-tiba hujan turun.
Sangat mustahil tentunya, di siang haripun sangat susah mengikuti jejak darah itu apalagi dalam kegelapan dan hanya mengandalkan penerangan senter.
Blue berdiri, menghampiri mereka. "Aku ikut."
Chris menoleh ke sumber suara, "Sebaiknya kau beristirahat dulu anak muda."
"Aku tidak lelah." Balas Blue.
"Ayo." Chris tidak melarang calon Brianna untuk ikut.
Blue berbicara pada Ian sebelum pergi, ia menyuruh Ian untuk tinggal.
"Baik, hati-hati, Tuan." Ujar Ian.
Mengandalkan penerangan senter— Blue, Chris dan dua orang lagi melanjutkan pencarian. Sedangkan yang lain, beristirahat di tenda.
"Menjelang pernikahan memang biasanya banyak cobaan." Chris bersuara.
Blue menoleh sekilas, "Ya, Sersan. Kupikir hanya mitos." Balasnya.
"Sebelumnya, dia hanyalah gadis yang lemah namun memiliki tekad kuat dalam segala hal."
Blue membiarkan Chris berceloteh, ia tahu— yang sedang dibicarakan Chris adalah Brianna.
"Walau bela diri bukan passion sebelumnya, Brianna tidak kapok saat aku membuat kulitnya lebam." Dalam temaram, Chris tersenyum— mengenang 5-6 tahun yang lalu saat ia menjadi pelatih Brianna.
"Aku yang melatih Brianna bela diri." Ujar Chris ketika Blue menoleh padanya, seakan Blue bertanya 'apa maksudnya'.
Blue mengangguk-anggukkan kepala, ternyata pria ini turut andil atas pembentukan sosok Brianna.
"Aku akan mengundangmu di pernikahan nanti, Sersan." Celetuk Blue pada pria yang ia perkirakan berusia 38-40.
Chris tersenyum samar, "Karena aku yang menjadikan Brianna pandai berkelahi?"
"Karena kau turut berjasa di hidup calon istriku." Sahut Blue.
"Baiklah, berikan aku tempat duduk dibagian depan." Balas Chris.
"Tentu saja."
Karena membahas Brianna, hatinya semakin kacau dan bergemuruh. Blue selalu mendoktrin otaknya dengan pikiran-pikiran positif, walau rasa takut tetap mendominasi. Jauh dari semua itu, Blue menginginkan Brianna kembali padanya dalam keadaan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double B
RomansaEntah kehidupan kedua atau penglihatan yang diberikan Tuhan padanya, ia menghindari kematian, berjanji akan membalas semua kepedihan yang pernah ia dapatkan. Secara kebetulan, Brianna dipertemukan dengan pasangan suami istri yang benar-benar tulus...