Chapter 27 : Cooperation

81.2K 11.1K 107
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Itu karena kau tidak berterus terang dari awal. Di tambah dengan penyamaran konyolmu." Blue mengawali pembicaraan sembari melirik Brianna.

Ikatan tangan Brianna sudah terlepas. Kini Blue dan Brianna memutuskan untuk mengobrol dengan kepala dingin.

"Memangnya kenapa kalau aku wanita? Menyesal karena melukaiku? Atau merasa harga dirimu jatuh karena melawan seorang wanita?" Sahut Brianna dengan nada tidak ramah.

Brianna sudah berganti pakaian dan mengenakan kemeja Blue saat ini. Celananya juga sudah ia lepas. Kakinya berdarah karena terkena serpihan kaca dan juga memiliki beberapa lebam akibat perkelahiannya dengan Blue. Brianna yakin mamanya akan mengomel melihat kaki mulusnya seperti sekarang.

"Aku minta maaf." Ujar Blue dengan tulus. Tidak masalah jika dirinya memiliki banyak lebam, terutama di wajahnya. Tapi melihat kulit mulus Brianna yang begitu kontras dengan luka lebam, membuat Blue di lingkupi rasa penyesalan.

Brianna tidak acuh. Ini sudah menjadi resikonya saat tergabung di NI-6.

Blue mengamati apa yang Brianna lakukan seraya mengamati pistol milik Brianna. "Kau mencuri ini dari papamu?" Blue berkata demikian karena pistol tersebut adalah pistol yang biasa di gunakan oleh pasukan militer.

Brianna memutar bola matanya, tidak berniat menjawab pertanyaan bodoh Blue.

"Penjahat sepertimu mana mungkin memiliki ini jika tidak men....,"

"Yang penjahat itu kau!" Bentak Brianna, menyela perkataan Blue.

Blue melempar pistol itu ke pangkuan Brianna, "Apa keluargamu tau jika kau menjadi penyusup— dan seorang penjahat?"

"Papamu seorang Jenderal, anaknya justru menjadi penyusup— menjadi peretas?" Blue menambahkan perkataannya.

Mamanya bercerita cukup banyak tentang keluarga Brianna, dan berniat mengenalkan dirinya dengan Brianna. Blue sendiri pernah bertemu orangtua Brianna— saat pemakaman putri kandung Jenderal Adnan dan Amanda. Hanya sekali dan itu sudah 10 tahun yang lalu.

Brianna mengacungkan pistolnya lagi ke wajah Blue. "Berhentilah berucap omong kosong!" Desis Brianna yang tidak terima atas tuduhan Blue.

"Omong kosong?" Blue tersenyum miris. "Aku benci segala bentuk kebohongan!" Ia berkata dengan pelan, kecewa karena menaruh kepercayaan pada orang yang salah. Tidak mengira jika Brianna menggunakan kecerdasan dan keahliannya untuk kejahatan.

Double BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang