08

1.3K 167 5
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••


Minjeong masih tetap menatap lukisan di depannya itu dengan pipi yang sejak tadi sudah basah oleh air mata.

"Dia satu-satunya orang yang menyayangi ku dengan sangat tulus di dunia ini"

Dahi Jaemin mengernyit. "Satu-satunya ?"

"Ya, di saat semua orang menjauhi dan membenci ku...hanya dia yang selalu ada di samping ku..."

"Siapa ?"

"Dia adalah kakak ku...Doyoung oppa"

"Ah...begitu rupanya. Ku kira kekasihnya" ucap Jaemin dalam hati.

"Kelihatannya kau benar-benar menyayanginya" kata Jaemin.

"Tentu saja. Semua kasih sayang yang ku miliki, hanya ku berikan padanya. Karena hanya dialah orang yang peduli pada ku"

"Lalu kenapa aku bisa melihat rasa rindu di matamu untuknya ? Kau kan bisa menemuinya"

Pertanyaan itu...benar-benar sangat menyakiti hati Minjeong. "Dia sudah pergi untuk selamanya. Dia tidak akan pernah kembali"

"Maksud mu.."

"Dia sudah tiada"

Akhirnya Jaemin pun mengerti semuanya. Kenapa Minjeong sangat tidak ingin kehilangan foto itu.

"Kau sangat merindukannya kan ? Kalau begitu kunjungilah makamnya. Kau bisa bicara dengannya di sana. Seperti yang biasa ku lakukan saat merindukan nenek ku"

"Aku tidak bisa pergi ke sana"

"Kenapa ?"

Minjeong terdiam beberapa saat. "Tempatnya terlalu jauh. Lagipula aku takut untuk pergi ke sana lagi"

"Dimana memangnya ?"

"Busan"

"Ah..iya sih, Busan memang cukup jauh"

"Apakah boleh aku membawa lukisan ini ke rumah ku ?" Tanya Minjeong.

Jaemin mengangguk. "Tentu saja, kau bisa membawanya"

"Teman mu mengizinkannya ?"

"Iya, dia tidak mungkin menyimpannya di sini, lagipula untuk apa"

"Berapa yang harus ku bayar ?"

"Hah ? Apa maksud mu ?" Tanya Jaemin.

"Ini karya yang indah, tidak mungkin ini gratis"

"Ini gratis, Renjun tidak akan meminta bayaran pada mu"

"Tapi ini--"

"Kau tidak percaya ? Tunggu sebentar" Jaemin pun keluar dari ruangan itu, kemudian kembali masuk bersama Renjun.

"Ada apa ?" Tanya Renjun.

"Dia bertanya berapa yang harus dia bayar untuk lukisan itu"

"Ah itu tidak perlu, nona. Kau bisa membawanya pulang. Aku senang jika bisa membantu mu"

"Tapi--"

"Tidak apa-apa, kau bawa pulang saja"

"Benar tidak apa-apa ?"

Renjun mengangguk. "Iya, tidak masalah kok"

"Terima kasih banyak"

•••

Minjeong kembali membungkukkan badannya. "Sekali lagi terima kasih"

"Tidak perlu terlalu merasa seperti itu. Jika kau membutuhkan ku, kau bisa datang"

PEMBAWA SIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang