29

1K 103 12
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌
Ada info penting nih!!
Baca sampai akhir yaa ^_^

•••

"Heh anak pembawa sial!! Kalau orang bertanya jawab dengan benar!! Apakah kau menjadi bisu sekarang ?"

Cengkraman tangan Minjeong pada bajunya semakin kuat, dan matanya juga ikut terpejam. Sungguh, yang dia rasakan saat ini hanyalah rasa takut.

Semua perlakuan buruk kedua orang tuanya di masa lalu muncul begitu saja. Dan jangan lupakan kata-kata buruk yang telah dilontarkan oleh mereka padanya.

Minjeong sama sekali tidak tau kenapa saat ini dirinya menjadi sangat lemah dari pada biasanya. Bahkan dia tidak bisa menatap mata kedua orang tua kandungnya itu.

Mungkin karena geram, ibu langsung mendekat dan memegang kuat lengan kiri Minjeong. "Kau tidak tau sopan santun apa ? Kalau orang yang lebih tua bertanya itu jawab!! Dan kenapa kau malah menutup mata mu ?!"

"Ibu, sakit--"

Ibu berdecih. "Aku tidak sudi mendengar mu memanggil ku ibu!" Ucapnya sembari melepas cengkramannya di lengan kiri Minjeong.

"Untuk apa kau datang kemari lagi, hah ? Aku sudah melarang mu untuk datang kemari kan ?"

"Oh, apakah mentang-mentang Haechan sudah bersikap baik pada mu jadi kau pikir kau bisa datang kemari sebebasnya, begitu ?"

"Ibu--"

"SUDAH KU BILANG JANGAN PANGGIL AKU IBU!!!"

Tangan Minjeong bergetar. Dia benar-benar merasa takut sekarang, entah kenapa. Tapi dia berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis.

"Dengar ya, kau sudah melakukan kesalahan dengan membuat Haechan kembali bersikap baik pada mu. Kau pasti akan membuatnya celaka juga seperti yang sudah kau lakukan pada kakak tertua mu kan ?"

Minjeong menggeleng. "Aku hanya--"

"Untuk apa aku percaya pada anak pembawa sial seperti mu ?"

"Ibu, Haechan oppa--"

"Kau tidak mendengar ku ? Jangan panggil aku ibu!"

"Kendalikan diri mu, ini tempat umum" kata ayah pada ibu.

"Bagaimana bisa aku mengendalikan diri ku jika anak pembawa sial ini masih disini ? Aku benar-benar sudah muak melihat wajahnya"

Kini Minjeong sudah tidak bisa menahannya lagi. Matanya mulai berkaca-kaca dan hatinya terasa sangat sakit.

"Sebaiknya pergilah dari sini dan jangan pernah kembali!! Doyoung akan merasa sangat sedih jika kau datang ke makamnya. Dan aku juga tidak ingin kau mendekati makam putra ku lagi!!"

Tetapi Minjeong masih diam tak berkutik.

Karena kesal Minjeong tak kunjung pergi, ibu pun langsung mendorong Minjeong hingga terjatuh. "Kau tuli ya ? Cepat pergi dari sini!!!"

Sekarang air mata benar-benar mengalir. Dia merasakan sakit di hatinya lagi.

"Yak!! Memangnya kau siapa berani menyakiti Minjeong ?"

Sontak ibu dan ayah langsung menoleh pada Jaemin yang saat ini langsung menghampiri Minjeong dan membantunya kembali berdiri.

"Kau ? Jaemin ?" Tanya ayah.

"Ya, aku Jaemin, calon suaminya"

"Apa ? Hubungan kalian masih terus berlanjut ?"

"Tentu saja. Kenapa juga aku harus memutuskan hubungan ku dengan Minjeong ?"

PEMBAWA SIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang