01

2.2K 214 9
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••


Dengan perlahan Minjeong melangkah mendekati meja makan.

Sontak ketiga orang yang sudah duduk di kursi meja makan itu menoleh saat melihat kedatangan Minjeong.

"Mau apa kau kemari ?" Tanya Haechan.

"Aku.." Minjeong terus menundukkan kepalanya karena tak berani.

"Kau mau makan malam bersama kami, begitu ?" Ibu berdecih. "Ibu tak mengizinkannya. Selama ini kami membiarkan mu hanya karena permintaan Doyoung. Dan karena sekarang dia sudah tiada, ibu tidak akan membiarkan mu makan malam bersama kami lagi"

"Tapi ibu--"

"Salah mu sendiri karena sudah membuat kakak tertua mu tiada" kata ayah.

Minjeong menggeleng. "Tapi ayah, itu--"

"Sebaiknya pergi dari sini! Jangan mengganggu kami. Dan jangan berdekatan dengan kami lagi yang pada akhirnya akan membuat kami celaka seperti putra ku!" Kata ibu.

"Kau tidak dengar ? Cepat pergi!" Kata Haechan.

Dengan cepat Minjeong segera pergi ke kamar dan mengunci pintunya. Ia pun duduk di atas ranjang sembari menatap foto hasil photobox kemarin bersama sang kakak.

Air matanya kembali menetes.

"Oppa..."

"Sekarang aku benar-benar sendiri. Tak ada lagi orang yang peduli pada ku..."

"Ya tuhan...kalau hidup ku hanya akan terus seperti ini...kenapa aku harus dilahirkan ? Kalau bisa memilih, aku akan memilih untuk tidak dilahirkan saja"

"Karena bahkan keluarga ku sendiri membenci ku"

"Dan sekarang satu-satunya orang yang menyayangi ku telah pergi"

"Kenapa hidup ku harus seperti ini ?"

Minjeong, seorang remaja beranjak dewasa yang tinggal bersama keluarga kandungnya. Ayah, ibu, dan kedua kakak lelakinya. Tapi sejak kecil, gadis itu tidak bisa merasakan apa itu artinya keluarga.

Bahkan sejak lahir, kedua orang tuanya sudah menganggapnya anak pembawa sial. Alasannya karena saat Minjeong lahir, sang ayah tiba-tiba di pecat dari pekerjaannya.

Dan selama 18 tahun hidup, apapun masalah yang terjadi, kedua orang tuanya selalu menganggap itu terjadi karena keberadaan Minjeong.

Dan satu-satunya orang yang peduli pada Minjeong adalah Doyoung, kakak tertuanya.

Dan Haechan ? Saat masih kecil mereka sangatlah akrab. Tapi karena suatu kejadian di masa lalu, sang kakak keduanya itu juga mulai membenci Minjeong sama seperti kedua orang tuanya.

"Doyoung oppa...sekarang bagaimana bisa aku hidup tanpa mu ?"

Flashback on

Tok..tok..tok..

Pintu kamar pun terbuka, dan masuklah Doyoung.

Minjeong hanya menoleh dan tak mengatakan apapun.

Doyoung langsung menghampiri Minjeong dengan satu tangannya yang disembunyikan dibelakang. "Adik oppa kenapa menangis ? Bukankah adik kecil oppa adalah gadis yang kuat ?""

Minjeong tak menjawab apapun. Dia hanya langsung memeluk kedua kakinya yang ditekuk dan mulai menangis lagi.

Sebagai seorang kakak, tentu Doyoung tidak bisa melihat adik kecilnya ini menangis. "Jangan menangis dong. Lihat nih, apa yang oppa bawa untuk mu"

PEMBAWA SIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang