23

1K 125 8
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••


"Pasien sudah tiada"

Deg

Bukan hanya Jaemin, tetapi Haechan juga merasakan hal yang sama.

"Apa ? Tidak mungkin dok, tolong jangan bercanda" kata Jaemin.

"Maaf tuan, tapi saat dia dibawa kemari pun nafasnya sudah berhenti"

Jaemin menggeleng. "Tidak! Kau harus menyelamatkan nya dokter! Bagaimana pun juga dia harus selamat! Dia tidak boleh meninggalkan ku!"

"Jaemin, ada apa ?" Tanya Rose sembari menghampiri Jaemin karena kebetulan sedang lewat.

"Nuna, tolong katakan padanya. Dia harus menyelamatkan Minjeong! Bagaimana pun juga Minjeong tidak boleh meninggal"

"Apa ? Apa maksud mu ? Apa yang terjadi pada Minjeong ?" Tanya Rose.

"Pasien sudah tiada karena benturan dikepalanya sangatlah keras" jawab sang dokter.

Rose terkejut. "Bagaimana bisa ini terjadi ? Jaemin ? Apa yang terjadi ?"

"Dokter aku mohon..selamatkanlah calon istri ku.." lirih Jaemin.

Rose pun langsung mengusap-usap punggung Jaemin guna menenangkannya. "Jaemin...tenangkanlah diri mu.."

Sedangkan Haechan, dia langsung masuk ke dalam ruangan itu tanpa berkata apapun. Dan melihat itu, Jaemin juga ikut masuk. Lalu Rose juga pergi untuk menemui ayah Jaemin dan memberitaukan kabar ini.

Haechan menatap lama wajah Minjeong yang saat ini terlihat tenang. Seketika semua ingatan masa lalunya kembali.

Sudah bertahun-tahun dia memperlakukan Minjeong dengan buruk. Terlebih lagi ucapannya yang pasti sangat menyakiti hati Minjeong.

Haechan pun mendekat kemudian menyentuh pipi Minjeong. "Minjeong...oppa mohon, bangunlah. Jangan tinggalkan oppa dengan cara seperti ini"

"Oppa minta maaf atas semua sikap buruk oppa terhadap mu. Oppa tau itu sangat menyakitkan bagi mu. Jadi oppa mohon maafkan oppa"

"Kau ingin mendengarnya kan ? Maka bangunlah, Minjeong. Setelah kau bangun, kau akan mendengar semua yang ingin kau dengar dari oppa. Jadi cepatlah bangun, Minjeong" kata Haechan yang kini pipinya sudah basah karena air mata.

Ia segera menggenggam tangan kanan Minjeong. "Oppa sangat menyayangi mu, Minjeong. Kau adalah satu-satunya adik oppa. Oppa mohon bangunlah, jangan tinggalkan oppa"

"Oppa mohon bangunlah, sayang"

"Oppa janji tidak akan menyakiti mu lagi. Oppa janji akan menjadi kakak yang baik untuk mu. Oppa janji akan menjaga mu dengan baik. Tapi tolong bangunlah, Minjeong..jangan tinggalkan oppa"

Sejak tadi Jaemin hanya diam memperhatikan Haechan yang menangis tersedu sembari mengatakan semua itu pada Minjeong.

Mata dan pipi Jaemin juga sudah basah karena air mata. "Kau terlambat. Sangat terlambat..." Ucapnya pelan.

"Aku tau..ini sudah sangat terlambat"
"Tapi tolonglah Minjeong...kembalilah. Jangan tinggalkan oppa"

Jaemin pun mendekat dan duduk di kursi sebelah kirinya Minjeong. Kemudian menggenggam satu tangan gadis itu.

"Minjeong...aku mohon bangunlah. Kau tega meninggalkan aku dengan cara seperti ini ? Kau yang meminta ku untuk selalu ada bersama mu. Tapi kenapa sekarang kau yang lebih dulu pergi meninggalkan ku ?" Tanya Jaemin pelan. "Apakah kau tidak percaya kalau aku akan selalu bersama mu ? Jadi kau memilih untuk pergi ?"

PEMBAWA SIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang