Felix baru saja selesai melakukan operasi pada pasien nya dirumah sakit, jubah hijau bahkan masih melekat di tubuhnya.
Empat jam lamanya ia berkutat didalam ruangan operasi tanpa istirahat sedikitpun membuat tubuhnya merasa lelah bukan main, resiko pekerjaan felix bertaruh dengan nyawa pasien nya.
Hingga felix selalu melakukan yang terbaik dengan hasil kerja yang memuaskan.
Kini ia istirahat diruangan pribadi miliknya, berbaring di kasur empuk yang disediakan pihak rumah sakit untuk felix, memejamkan mata sebentar sebagai pelapas penat ditubuh kecilnya.
Ponsel felix berdering, ia di telfon chris.
"kenapa kak?" tanya felix setelah ia menerima panggilan itu.
"dek, boss kakak minta cariin dia dokter, sepertinya terluka, tangan nya berdarah tadi kakak lihat, boss kakak malas buat pergi keluar, kebetulan kantor kakak dan rumah sakit kamu kan deket, kamu bisa kesini nggak?"
Felix menelisik jam di tangan nya, yang tadinya rebahan kini berubah berdiri menghadap kaca besar untuk merapikan penampilan nya. Gulung kemeja putih bergaris hitam miliknya hingga siku, lalu sambar tas kecil berisi alat-alat obat yang ia butuhkan.
"yaudah, aku punya waktu dua jam sebelum lakukan operasi lagi, lix kesana sekarang deh".
Felix buru-buru panggil nurse yang biasanya atur jadwal untuknya guna memberitahu bahwa ia akan pergi sebentar.
Berlalu pergi dengan mobil kesayangannya, hanya sepuluh menit, kini felix sudah berada di lantai satu kantor tempat kakaknya bekerja.
"hey lix".
Felix menoleh saat namanya di panggil, seungmin disana dengan dua gelas kopi ditangan.
"ngapain kesini?" tanya seungmin lagi.
"aku disuruh kak chan kesini min, dimana dia?"
"oh telfon aja, aku gak bisa temenin kamu ya sorry, ada rapat soalnya".
"gapapa min, sans aja, bentar aku telfon kak chan dulu".
Seungmin berlalu tinggalkan felix sendirian di lobby itu. Coba mengetik nama kakaknya untuk ia hubungi, ingin memberitahu bahwa dirinya sudah di lokasi, tapi sebelum menelfon, ia sudah lebih dulu di jumpai chan.
Mereka pergi dari lobby menuju ruangan mewah milik boss chan.
Pintu di ketuk dan mereka di persilahkan masuk.
Senyum dari boss chan tampak seduktif, tatap lurus dokter manis yang chan bawa untuknya.
"silahkan duduk" ujar boss chan.
"chris, makasih banyak sudah carikan dokter buat saya, nanti gajinya saya tambah".
"boss tidak perlu seperti itu, saya hanya melakukan pekerjaan saya".
"haha yasudah, terimakasih sekali lagi chris bahng, kamu boleh keluar sekarang".
Ujar boss chan, chan tentu menuruti tapi adiknya menahan tangan chan.
"kakak disini aja nggak bisa ya".
"nggak bisa dek kakak masih punya kerjaan yang lain, kakak keluar dulu, selamat bekerja ya".
Chan beranjak setelah membungkuk hormat pada boss nya, kemudian berjalan lewati pintu dan tutup rapat pintunya.
"sini" ujar boss chris pada felix setelah mereka ditinggal berdua.
Felix mendekat, bawa tas kecilnya sekalian.
"dimana yang luka? Sini saya periksa dulu" ujar felix.
Berdiri disamping sang boss yang asik duduk dikursi kerjanya, boss chris pandang lekat dokter manis yang berdiri tepat didepan tubuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
"OMEGA" || HYUNLIX ✓
Werewolfdia omega yang tangguh, dia sulit di dekati sebelumnya, dia pintar bela diri. dia jauh berbeda dengan para luna. dia felix, si cantik tak tersentuh tangan alpha.