twenty seven 💕

3K 288 35
                                    

Pagi itu saat hyunjin masih berusia tujuh belas. Peristiwa paling menyedihkan di hidupnya terjadi. Yang awalnya ia akan berangkat ke sekolah, justru di urungkan karena harus melindungi mama dari pukulan keras yang di layangkan oleh papanya sendiri.

Menggunakan punggung yang belum terlalu kuat untuk menjadi tameng pelindung tubuh rentan sang mama yang sudah menangis kesakitan, mama terus memohon agar hyunjin pergi saja, biarkan urusan orang tua ditanggung oleh mereka yang dewasa bukan anak usia tujuh belas seperti dirinya.

"Ini bukan ranah mu nak, pergilah kesekolah, mama baik-baik saja" ujar mama sambil menangis tersedu melihat hyunjin terus di tendang oleh sang suami.

Seolah tak mendengar, hyunjin tetap berada di posisinya, lindungi orang tercinta didalam kungkungan kecil anak remaja SMA itu, tetap menahan sakit atas pukulan dari papa.  

Setelah beberapa saat ketika amarah sedikit mereda, papa pun pergi keluar membawa mobil entah kemana, hyunjin dan mama tinggal di dalam rumah dengan keadaan memar yang banyak penuhi tubuh dan muka keduanya.

Kekerasan seperti ini sudah umum terjadi di kehidupan mereka, hanya saja ini pertama kalinya bagi hyunjin merasakan itu.

Ia tak tahan lagi hanya duduk diam menyaksikan orang yang melahirkan dirinya terus di jadikan sasaran empuk pelampiasan marah papanya, marah akibat pekerjaan kemudian di lampiaskan di rumah, sibuk membangun citra baik di depam khalayak umum namun berbanding terbalik jika sudah di depan keluarga.

Alhasil hyunjin yang kala itu masih berusia tujuh belas pun mengambil langkah berani, melindungi sang mama merupakan awal tumbuhnya rasa kepemimpinan seorang alpha.

Beberapa hari kemudian mama tak dapat lagi menyembunyikan  sakitnya dari hyunjin, mama mengeluh sakit di bagian dada, bahkan terbatuk pun mengeluarkan banyak darah dari mulut.

Hyunjin yang panik langsung menghubungi ambulans lalu membawa mamanya periksa ke rumah sakit.

Hari itu mama dirawat akibat tulang rusuk bagian dada kiri nya patah, hyunjin sangat marah, ia meminta mama agar mengajukan cerai tapi mama menolaknya dengan alasan mama mencintai papa, hyunjin juga ingin mengadukan ke polisi tapi mama melarang dengan alasan papa nya tidak sengaja, ia lantas memberontak dan ingin membunuh papa nya sendiri namun mama memohon agar hyunjin menahan diri.

Ia berpikir akan membawa mamanya lari saja dan memulai hidup baru berdua, tak ada papa, tak ada juga cinta yang semu seperti ini.

Hal itu membuat hyunjin menjadi keras hati dan tak percaya bahwa cinta itu nyata, hyunjin yang berusia tujuh belas harus membagi waktu antara belajar, merawat mamanya yang sedang sakit dan menghadapi kejamnya papa dirumah, tak ada mama maka sasaran empuk pukulan selanjutnya adalah hyunjin.

Malam itu, tepat jam delapan, saat hyunjin dan mama sedang makan malam, papa pulang entah dari mana melemparkan surat cerai tepat di wajah mama dan memberi secara tak terhormat hak asuh hyunjin yang jatuh ke tangan papa.

Mama yang lemah dengan segala akses yang terbatas tak dapat membantah apapun yang papa lakukan. Selain menangis dan meraung keras agar dirinya dan hyunjin tidak dipisahkan.

Mama di usir dengan cara yang keji, dibawa entah kemana oleh orang suruhan papa, entah lah yang jelas dibawa sejauh mungkin dari lingkungan hidup mereka.

bahkan hyunjin dijaga lima bodyguard agar tak dapat menyentuh apalagi mengejar sang mama, tak perduli seberapa keras ia menangis, jeritan hyunjin tetap tak berdampak apapun.

Mulai saat itu, hyunjin tak dengar lagi kabar dari sang mama.

Setahun kemudian saat hyunjin berusia delapan belas, papa membawa wanita baru dan anak lelaki mereka bersama memasuki rumah yang dulunya ditempati oleh mama.

"OMEGA" || HYUNLIX ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang