eleven ♥

4.5K 465 14
                                    

Hay hay, sebelumnya aku bukan ahli medis, yang kutulis 100% karangan semata, jika kalian salah satu pembaca adalah calon perawat, calon dokter, tolong jangan ambil kalimat-kaimat ku serius ya. Tolong maklumi author nana yang mengada-ada ini :')

Selamat membaca, yorobun tercinta ♥
Kasih feedback berupa komen dan like ya :*

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

Pagi hari diselimuti udara cukup dingin ditambah terjebak macet membuat felix merasa hampir mati beku didalam mobil, padahal ac sudah dimatikan sejak setengah jam yang lalu.

Sambil merutuki kemacetan panjang, felix melihat jam di tangan, sudah jam delapan pagi, hari ini ia memiliki jadwal mengoperasi pasien jam sepuluh, matilah jika dirinya terlambat.

Felix sudah menelfon kepala ahli bedah dan memberitahu mungkin kedatangannya akan terlambat. Tentu saja ia di marahi, ketuanya ingin felix tetap menjadi leader untuk operasi nanti, padahap felix pun sedang berusaha menerobos macet dalam hujan, tapi tetap saja ia tidak diberikan toleransi sedikitpun.

hingga pada akhirnya kedatangan felix tetap terlambat, operasi dijalankan tanpa dirinya, ia baru mengambil alih setelah setengah jam lamanya.

Dapat ia lihat bagaimana mata sang ketua begitu marah menatap felix tapi dirinya abaikan. saat ini ia harus fokus pada pasien yang sudah di operasi tanpa dirinya itu.

"mengapa kalian masih menggunakan teknik lama? tau kan bagaimana resikonya terhadap pasien keselamatan hanya mencapai 30:50?" ujar felix sambil setelah selesai mensterilkan tangannya dan mengenakan sarung tangan.

"maaf dokter bahng, kami hanya melakukan perintah dari dokter minho".

sebelum ia memulainya, felix lebih dulu membuat diagnosis dan praduga untuk langkah pengoperasian.

"sukurlah belum terlalu jauh, tapi ini terlalu beresiko, jika kalian melanjutkan dengan membelah rongga dada, kemungkinan besar yang di alami pasien pasca operasi adalah akan mengalami komplikasi, kemungkinan paling parah adalah, pasien bisa meninggal ditengah-tengah operasi ini. periksa stok darah, dan berikan aku jarum no.52".

"apa yang kamu lakukan dr. Felix". Ujar minho yang menyaksikan dari luar bagaimana jalan nya operasi bedah jantung itu.

"lanjutkan saja pekerjaan yang telah di lakukan, jangan coba-coba kamu membuat terobosan, itu beresiko kematian, dr. Felix kamu dengar saya!!"

"abaikan dr. Minho" ujar felix saat sadar kalau semua yang membantu jalan nya operasi besar ini tampak ragu dan takut. "kalian dengar saya, di ruang operasi ini, saya adalah leader kalian, di luar barulah dr. Minho leader kita, trust me". Ujar felix pula.

"FELIX BAHNG!!! " minho berteriak dari luar menggunakan pengeras suara setelah melihat dokter terbaik rumah sakit itu mengabaikan ucapan nya.

"dr. Minho, ini pekerjaan saya dan saya akan selesaikan dengan cara saya".

"YA!!!" minho berteriak dan hampir habis kesabaran.

"Kau.....  dengar dr. Bahng aku tau kamu genius dan lulusan harvard terbaik, tapi ini beresiko kematian jika kamu gegabah mengubah prosedur operasi nya seperti ini, ini sudah dipertengahan jalan dan kau ingin mengubah operasi nya, apa kau pikir manusia punya sembilan nyawa seperti kucing? Jangan gila!!".

Minho sudah sangat marah di luar sana sedangkan felix didalam tengah berpacu dengan nyawa yang ada di tangan nya.

Dengan lihai ia mengecek detak jantung, jalan darah, membedah, menjahit dan sebagainya dengan lihai dan cepat.

"OMEGA" || HYUNLIX ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang