122 6 0
                                    

Dua jam berlalu sejak mereka sampai di kantor dan sudah setengah jam langit tak henti-hentinya menangis.

Hyunjin tak bisa menahan senyumnya saat ia menyiapkan secangkir kopi dan berjalan ke arah Bangchan yang sedang fokus pada laptop di depannya. Hujan turun dengan deras, mengirim rasa dingin yang menggigit tulang, untungnya ada mantel Bangchan yang sengaja pria itu tinggalkan di lemari kantor.

Sambil mengenakan jaket hangat sang suami, Hyunjin meletakkan kopi itu di samping dan mengamati Bangchan yang sekarang matanya tertuju fokus pada ponsel.

Apakah saingan-maksudnya, istrinya yang lain baru saja mengirim pesan pada Bangchan?

Pikiran itu membuat Hyunjin cemberut, hatinya dipenuhi kecemburuan, bahkan saat jarak mereka sedekat ini dengannya, dan jarak jauh yang memisahkan Bangchan dengan istrinya yang lain tak bisa membuat Hyunjin sehari saja mendapat kesempatan berduaan dengan sang suami?

'Konyol sekali,' Hyunjin mendengus dalam hati.

"Hyunjin?" Bangchan akhirnya memperhatikan sang istri.

"Ka Chan ..."

Hyunjin tanpa aba-aba langsung melingkarkan lengannya di leher Bangchan dan dengan manja menghela napas berat seolah-olah baru saja ditimpa beban berat.

"Hm?"

"Dingin."

"Cuacanya, ya? Lagi hujan sih" Bangchan tertawa pelan, ia merasakan dagu Hyunjin di atas kepalanya.

"Gak, bukan cuacanya yang dingin. Aku yang kedinginan" sanggahnya jujur.

"Kamu lagi sakit?" Bangchan mulai tampak khawatir.

Hyunjin menyeringai diam-diam, senang karena sang suami khawatir dan memberinya perhatian, ditambah dengan kejadian di mobil tadi, membuat pipinya memerah.

"Ekhmm..." terdengar suara seseorang dari arah pintu

Hyunjin dan Bangchan pun sontak menoleh melihat siapa yang dengan berani menggangu waktu berduaan mereka

"Maaf ni ye Bapa CEO, bukannya saya mau nganggu tapi saya mau kasih tau kalonya hari ini anda ada rapat" ujar orang itu

"Kan masih setengah jam lagi" ucap Bangchan

"Tapi Bapa klien kita..." ucap sang bawahan namun terpotong oleh kedatangan seseorang

"Annyeoung yeorobun" sapa seseorang yang baru masuk ke ruangan tersebut

"Ya ampun Chan, lo kalo mau berduan ya jangan di kantor juga, mentang-mentang istri lo sekretaris di sini" lanjut orang yang memberi sapaan tadi

"Emang kenapa? Gak boleh?" tanya Hyunjin sewot

"Bukan gitu Ibu sekretaris tapi kan kantor tempat buat kerja"

"Serah ka Changbin aja deh, lagipula aku cowo ya masa dipanggil Ibu" setelahnya Hyunjin pun turun dari pangkuan Bangchan dengan bibir mengerucut

Bangchan yang melihat itu hanya terkekeh dan tangannya bergerak untuk mencubit pelan salah satu pipi Hyunjin.

"Yee... gitu aja ngambek, kaya gak ada hari lain aja" ejek Changbin

Hyunjin hanya menatap Changbin tak suka dan segera berlalu ke ruangannya yang terletak di samping ruangan Bangchan.

Setelah kepergian Hyunjin, Bangchan dan Changbin segera bersiap untuk pergi bertemu klien.

°*°*°*°*

Di perjalanan menuju tempat meating.

"Bin, lo udah tau siapa klien kita?" tanya
Bangchan

DécisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang