열셋

93 14 1
                                    

Tok tok tok

"Permisi, maaf ganggu, saya pengen nganterin ini" terlihat seorang maid yang membawa nampan berisi minuman dan beberapa cemilan.

"Oh iya, taro aja di atas meja sana ya" si pemilik kamar menunjuk meja dekat tv.

Setelah meletakan nampan itu di tempat yang di suruh tadi, maid itupun segera pergi dari sana dengan sebelumnya ia mendengar kata 'terima kasih' dari dua orang yang ada dikamar tersebut.

"Sampai mana kita tadi?" tanya si pemuda berfrekles.

"Pemasaran" jawab Jisung singkat.

"Jadi pemasarannya mau—" pembahasan mereka pun berlanjut.

Di tempat lain di waktu yang sama terlihat juga beberapa orang melakukan diskusi kecil dengan suasana yang bisa dibilang sangat serius berbeda dengan diskusi sebelumnya yang bisa di bilang serius tapi diwarnai canda tawa dari orang-orang yang terlibat.

"Baiklah, kita akan coba bekerja sama dengan perusahaan NzS corp" ucap sang atasan.

"Ini Dokumennya, mohon di periksa dulu Pak"

"Pak Pak Pak, lo kira gue Bapak lo"

"Bukan sih, cuman kan bener lo udah jadi Bapack-Bapack"

"Iya deh terserah lu aja"

"Ini rapatnya dah selesaikan?" tanya Changbin

"Hooh, napa emang?" ucap asisten bangchan—Minho

"Gue mau pulang"

"Lah cepet amat bro"

"Serah gue lah, lo siapa ngatur-ngatur"

"Gue asistennya Boss, mau apa lo"

"Halah cuman asisten doang, gue nih temen sekaligus bawahan terpercayanya boss"

"Udah-udah, malah berantem" si boss aka Bangchan melerai perdebatan kecil dari 2 bawahannya tersebut "Dari pada lu berdua berantem gak jelas mending ikut gue"

"Mau ke mana?"

"Lauch"

Mendengar kata makanan, Changbin dan Minho segera mengekori Bangchan menuju ruang makan.

Sesampainya mereka di sana, sudah tersaji berbagai makanan yang tentu saja di masak oleh si nyonya rumah—Seungmin dengan dibantu beberapa maid.

"Makan...Makan...Makan" ucap Jisung senang, bahkan sangking senangnya dia berlari dari kamarnya ke tempat makan.

Untungnya saat di tangga dia tidak jatuh, namun nasibnya tak seberuntung saat dia menuruni tangga karena saat dekat dengan ruang makan Jisung harus rela terjatuh akibat tersandung kakinya sendiri.

"Aduh"

Bangchan yang mendengar suara orang terjatuh disertai beberapa lenguhan, segera berdiri.

Betapa terkejutnya dia, saat menemukan istri terakhirnya jatuh tersungkur ke lantai dan dagunya yang sedikit mengeluarkan darah akibat terhantup lantai keramik.

"Ya ampun Sung, kamu kenapa jadi bisa jatuh sih"

"Jisung!!" teriak Felix yang mendapati temannya itu sedang di bantu bangun oleh seseorang yang belum dia kenal.

"Kan udah Fellie bilang jangan lari-lari" Felix sedikit berkaca-kaca melihat keadaan Jisung.

"Iya Fe, maafin Sungie ya"

"Kamu bisa jalan kan Sung? Atau mau kaka gendong?"

"Aku jalan aja ka, bisa kok"

"Oke tapi tetap Kaka bantuin, liat tuh lutut, dagu sama siku kamu memar gitu" tunjuk Bangchan.

DécisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang