Setelah kejadian itu, Seungmin tampak lebih murung dan dia tidak pernah lagi pergi ke kantor seperti biasanya.
Minho terus dilanda penyesalan, dia sudah mencoba untuk meminta maaf melalui pesan maupun telpon, namun tak pernah ada balasan apapun. Dia juga sudah mencoba mendatangi rumah yang orang itu tempati, tapi tetap saja dia tak kunjung bertemu. Menyerah? hal tidak ada di kamus hidup seorang Lee Minho.
"Sung, Seungminnya ada gak?" lagi dan lagi Minho mencoba menemui Seungmin.
"Ada sih ka, tapi tadi ka Umin bilang dia gak mau ketemu sama siapapun"
Minho menghela nafas lelah
"Emang kenapa sih ka? perasaan dari kemarin kaka selalu nanyain ka Umin"
"Lagi ada masalah ya?" tambahnya
"Iya Sung"
"Kalau kaka mau cerita ke aku boleh kok, siapa tau aku bisa bantu"
"Emm...kayanya ini cukup sensitif deh Sung" Minho tentu tak ingin memberitahu masalahnya ke cowo imut di depannya ini, benar-benar tak mungkin.
Jisung hanya mengangguk dan tersenyum kaku.
°*°*°*°*
Tiga minggu berlalu, sore hari di kediaman Minho.
Tring tring tring
Minho mengecek ponselnya malas-malasan, namun setelah melihat siapa yang menelpon, dia tanpa pikir panjang mengangkat telpon tersebut.
"Hallo Min, apa kabar? ada apa?"
"..."
"Dimana?"
"..."
"Mau aku jemput?"
"..."
"Oh baiklah"
"..."
"Jumpa nanti ya"
Telpon tersebut di matikan sepihak oleh si penelpon.
Minho sedikit menyunggingkan senyum, akhirnya dia bisa bertemu dengannya.
°*°*°*°*
"Ayah"
"Iya sayang ada apa?"
"Mama kok cekalang udah gak jemput Nono lago cih?"
"Mama kamu lagi banyak kerjaan sayang" jawab sang Ayah dan mendapat anggukan dari sang anak.
Sebenarnya Bangchan juga sedikit khawatir serta curiga kepada istrinya yang satu itu. Dia mencoba menunggu istrinya itu untuk siap bercerita, namun sepertinya hal itu sangat susah untuk terwujud.
Pria berwajah tegas itupun sudah lelah menunggu dan dia berfikir saatnya untuk mencari tau sendiri.
°*°*°*°*
*Ceritanya aku percepat ya, soalnya Seungmin gak boleh selingkuh-selingkuh🤭
Di tempat lain, terlihat dua orang yang larut dengan pikirannya masing-masing tanpa ada yang mau memulai obrolan lebih dahulu. Sampai seorang pelayan restoran datang dan utungnya menyadarkan dua orang itu dari acara 'mari merenung' yang sudah dilakukan sejak mereka selesai memesan beberapa makanan dan juga minuman pastinya.
"Min/Ka"
"Kaka aja deh yang duluan"
Minho menangguk "Maaf ya soal kejadian tempo hari, kaka janji gak bakal ngelakuin itu lagi ke kamu" jelasnya sendu.
"Udah gak apa-apa kok ka, lagi pula aku juga gak bisa bohong, kalau aku menikmati perlakuan kamu kemarin, jujur ka, entah kenapa aku nyaman sama perhatian kamu akhir-akhir ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Décision
RomanceMaaf gak jago bikin deskripsi, takutnya enggak sesuai sama ceritanya Kalo penasaran langsung baca aja Terima kasih buat yang udah mau mampir dan sempetin baca